03

14K 450 20
                                    

---

Jungkook menyesap vodkanya. Rasa Jihoo masih membekas padanya, walaupun dia bermain kasar tadi. Jungkook pun sudah menyuruh beberapa maidnya untuk mengurus Jihoo.

Taehyung duduk tak jauh dari Jungkook, sibuk dengan laptop didepannya. Jungkook menyuruhnya untuk mencari data Jihoo.

Sedangkan Namjoon sibuk memeriksa berkas-berkas milik Jungkook.

"Tidak sia-sia aku membelinya."

Namjoon mengalihkan pandangannya pada Jungkook. Dan bisa dilihat Jungkook tersenyum tipis. Namjoon kembali pada tugasnya namun tetap menanggapi tuannya.

"Ya, aku tahu kau belum puas Jeon."

"Tentu saja. Kau tahu aku dengan baik."

Taehyun mendekat pada Jungkook dan menyerahkan laptopnya.

"Dia adiknya Park Jimin, tidakkah nama itu tidak asing Jeon?" dia mendudukan tubuhnya disebelah Namjoon sambil membenarkan kacamata yang bertengger dihidungnya.

Jungkook menatap layar laptop itu dengan serius.

"Ya, dia Park Jimin teman kelasku dulu. Aku tidak pernah tahu jika dia punya adik perempuan yang manis seperti ini." gumam Jungkook.

~~~

Jimin baru sampai di cafe, hari ini dia shift siang sampai malam. Tidak ada Jihoo, rumah benar-benar sepi dan ditambah sekarang Jihoo sudah jadi milik orang lain yang tidak dia kenal membuat Jimin merasa sakit juga.

"Kak Jimin matamu bengkak kenapa? Kau habis menangis?" tanya seorang temannya ketika melihat Jimin yang baru datang.

"Ah tidak Hoseok, aku tidak apa-apa. Mataku kelilipan semalam jadi begini hehe.." Jimin menunjukkan cengirannya pada Hoseok, temannya yang bertanya tadi. Tidak ingin mengungkit dulu.

"Aku tahu kau bohong kak, ayo cerita padaku. Mumpung ini masih istirahat."

"Tidak, aku harus segera bekerja Hoseok." Hoseok memasang wajah merajuknya. Jimin tertawa sebentar lalu mengusak kepala Hoseok.

"Baiklah-baiklah aku akan bercerita padamu. Tapi nanti setelah aku selesai bekerja ya." akhirnya Jimin mengiyakan untuk bercerita pada Hoseok.

"Oke!" Hoseok kembali ceria. Dan pergi melanjutkan pekerjaannya.

"Mungkin jika aku bercerita pada Hoseok beban pikiranku akan sedikit berkurang." gumam Jimin lalu bersiap-siap untuk bekerja.

~~~

Setelah cafe tutup dan dibereskan Hoseok pun menagih cerita pada Jimin. Sebelumnya mereka mencari supermarket dan duduk didepannya.

"Jadi sekarang ceritakan padaku kak, ada apa?" Jimin tampak ragu.

"Ayo kak, aku tidak akan memberitahukannya pada siapa-siapa. Juga siapa tahu kalau kau cerita, beban pikiranmu bisa sedikit berkurang." Hoseok meyakinkan, Jimin pun mengangguk pelan.

"Baiklah, setelah mendengarnya kau pasti tidak akan menyangka. Aku.. Aku menjual adikku.." kata Jimin pelan.

"K-kak Jimin menjual Jihoo?" kaget Hoseok. "T-tapi kenapa kak?"

"A-aku terpaksa.. Rentenir-rentenir itu terus menagih hutang ayah kami dan mengancam akan membawa Jihoo. A-aku jelas tidak mau Jihoo dibawa mereka, jadi aku lebih memilih menjualnya. Aku berharap sekarang kehidupannya lebih baik."

"Tapi menjualnya juga sama saja salah kak, belum tentu Jihoo bertemu dengan orang tepat. Kalau dia dibeli orang yang salah kita tidak tahu apa yang akan terjadi pada Jihoo dengan kehidupan yang baru itu kak." mendengar perkataan Hoseok, Jimin merenung. Bagaimana jika yang dikatakan Hoseok benar? Bagaimana jika Jihoo malah dalam bahaya.

My Slave; JungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang