Ranya Andini
"Hai, Nya."
Sapaan itu dilempar oleh cowok yang saat ini sudah berstatus sebagai mantan kekasihku; Irfan Husaini. Aku melongo sesaat ketika melihat cowok itu sudah berdiri di sampingku. kemudian, aku mulai menormalkan ekspresi wajah, dengan senyum, aku balas sapaan mantan kekasihku itu. "Hai, Bos. Ngapain disini?"
"Mau nyemangatin mantan." nada Irfan terdengar jahil. "Udah tampil?" tanya Irfan, mungkin sekedar basa-basi awal saja untuk memulai percakapan denganku.
"Udah," jawaban ini terlontar begitu cepat dari bibirku. "Tapi, nanti tampil satu kali lagi." lanjutku sambil menyelipkan anak rambut kebelakang daun telinga.
Aku melihat Irfan mengamati penampilanku dari ujung rambut sampai ujung kaki beberapa kali, maaf bos, mantanmu ini cantik, dan memang akan selalu cantik. "Terus ngapain berdiri disini?"
"Lagi nunggu orang." jawabku. "Kamu sendiri ngapain disini? tumbenan mau dateng ke acara kayak gini."
"Kan, mau nyapa mantan."
Aku menyengir. "Sok atuh disapa mantanya, kang."
Ikut menyengir, Irfan lalu mengalihkan perhatianya pada sekeliling. Matanya melotot saat melihat berapa banyak orang yang sedang mendukungku dan timku. Maaf bos, kamu harus mengakui bahwa kekuatan kecantikan seorang Ranya Andini memang mampu mengalihkan dunia para lelaki. "Suporter kamu cowok semua? dahsiyat memang."
"Ada kok ceweknya." Ujarku merendah. "Yah, walaupun cuma beberapa sih."
"Nyesel aku minta putus," aku Irfan. "Ralat! kamu sih yang minta putus, aku mah cuma kebagian ngeiyain aja."
"kenapa ngeiyain coba waktu itu?" tanyaku dengan senyum usil dibibir. Mataku berkilat jahil. Aku geser tubuhku mendekat kearah Irfan kemudian menyentuh manja pundaknya. "Kamu nggak ada niatan ngajak balikan gitu?"
"Ada sih," kata Irfan, segera melarikan tangannya untuk merangkul pundak ku. "Kamunya udah bisa move on belum? aku nggak mau ya balikan sama orang yang masih kejebak friendzone."
Aku tertawa renyah sambil melepaskan rangkulan Irfan kemudian menjaga jarak kembali dengan mantan. Maaf ya bos, aku orangnya suka alergi lama-lama bersentuhan dengan mantan.
Tapi sayangnya setelah mengatakan itu Irfan tak tertawa, alih-alih tertawa ia justru tersenyum saja padaku.
Dalam hati, aku merasa bersyukur pernah memiliki hubungan dengan Irfan, karena meskipun hubungan kami sudah resmi menjadi mantan sejak satu tahun lalu, kami masih bisa berhubungan baik dan masih sanggup untuk meledek satu sama lainnya dengan tetap menggunakan zona nyaman masing-masing.
Irfan kembali menatap lurus kedepan, berpura-pura menikmati pertunjukan yang sedang berlangsung, kemudian berkata. "Apa kabar, Nya?"
"Baik, Pan," balasku. "Aa Ipan sendiri gimana kabarnya?"
"Alhamdulillah sih, hati mah masih suka cenat-cenut waktu inget Ranya minta putus."
"Sakit?"
"Banget! Padahal kalau putus ya putus aja kali, ini mah instagram di unfollow segala lagi."
"Masa?"
"Perlu bukti?"
Irfan lalu mengambil ponsel di saku celananya. kemudian membuka Instagramku. Dan, seperti yang sudah ia katakan tadi, akunnya memang di unfollow olehku, itu terlihat dari akunku yang tidak bisa dia lihat postingan-postingannya. "Nah, lihat tuh."
Bibirku membulat, aku lalu mengambil ponsel kemudian membuka aplikasi instagram dan menerima kembali akun instagram Irfan. Tanpa sengaja, aku melihat nama Prasenja mengikuti akun Instagram Irfan, penasaran, aku pun bertanya. "Kamu sama Prasenja saling Follow?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ranya [VERSI DIGITAL TERBIT DI KARYAKARSA]
Teen Fiction-Prasenja Series- FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA. Ada kalanya aku ingin berhenti kemudian menyerah untuk jatuh cinta dan patah hati, karenamu. "Lo suka gue?" Prasenja mengangguk. Notes : Privat acak! Dan jangan di plagiat!