Beberapa bulan kemudian Jihyo telah melahirkan bayi mungil, dia terlihat bahagia. Dia bahkan tak bisa berhenti tersenyum sambil menggendong bayinya hingga dia tak sengaja melihat Hyunjin keluar dari rumahnya saat Jihyo berjalan menuju rumah eommanya. Mereka saling terdiam untuk beberapa saat hingga Jihyo kembali melangkahkan kakinya mendekati rumah eommanya
"Noona...."
"Bagaimana kabarmu? Aku dengar kamu bertunangan dengan Nancy ya? selamat"
Jujur saat ini Hyunjin ingin berlari kearah Jihyo dan memeluk tubuhnya erat tapi entah kenapa kakinya seolah tak bisa dia gerakkan ditempat dia berdiri.
"Aku masuk duluan diluar dingin"
"Boleh aku melihatnya?"
Jihyo mendekat dan memperlihatkan anak lelakinya yang mungil
"Apa dia anakku?"
"Bukan dia anak suamiku" jawab Jihyo sambil kembali menutup tubuh anaknya dan menjauh dari Hyunjin
"Aku masih mencintaimu"
Jihyo menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya
"Cinta ya? Tidak seharusnya kamu membahas soal cinta dihadapanku. Lanjutkan saja hidupmu, menikahlah dengan wanita yang kini sudah menjadi tunanganmu"
Jujur saja Jihyo baru tahu kalau selama ini Nancy lah yang mengadu domba dirinya dan Hyunjin tapi bagaimanapun juga semua sudah terjadi dan Jihyo tidak mau lagi membahas tentang hal yang ingin dia lupakan. Dia menahan air matanya hingga dia masuk kedalam kamar, disanalah dia menumpahkan segalanya hingga eommanya mengetuk pintu agar dia segera makan siang
"Iya eomma, aku akan kesana" katanya sambil bangun dan menghapus air matanya
Perasaan yang dia rasakan untuk Hyunjin masih terlalu dalam dan belum bisa dia lupakannya tapi dia juga tidak tega melukai perasaan Woojin yang kini telah menjadi appa anaknya menggantikan Hyunjin yang seharusnya menikahinya.
************************************
Hyunjin masih tidak bisa mengalihkan pandangannya bahkan saat Nancy ada disampingnya
"Kamu lihat apa sih?"
"Tidak ada"
Nancy melihat kearah yang sama dengan pandangan Hyunjin dan melihat bayangan samar dari kamar yang ada disebrang kamar Hyunjin. Dia langsung tahu kalau itu adalah bayangan Jihyo, wanita yang masih menempati hatinya meski kini tubuh Hyunjin hampir menjadi miliknya.
"Kamu masih menyukainya?"
"Bukankah kamu sudah tahu pasti jawaban pertanyaanmu" Hyunjin menatap Nancy dengan mata sendu
Setelah melihat Jihyo tadi pagi kenangan lama mereka seolah tak ma berhenti berputar didalam kepala Hyunjin.
"Aku mau turun"
Hyunjin beranjak dari atas ranjang miliknya dan berjalan menuruni tangga rumahnya, Nancy masih mengikutinya bahkan mengekori nya kemanapun dia pergi hingga akhirnya Hyunjin memilih menyembunyikan dirinya didalam kamar mandi karena dia merasa tak bisa bernafas saat Nancy ada didekatnya
"Hyunjin ah, aku pulang dulu ya?" kata Nancy yang mulai lelah menunggu Hyunjin yang tak juga mau keluar dari kamar mandi
"Iya..."
Tak lama dia keluar setelah mendengar langkah kaki Nancy menghilang, dia berjalan menuju kulkas. Dia langsung mengambil beberapa botol soju dan meminumnya. Tubuhnya mulai terasa panas, keringat dingin terus keluar dan pandangannya mulai buram tapi...saat dia hampir terjatuh, dia melihat Jihyo menopang tubuhnya
"Noona...aku pasti berhalusinasi ya?" Dia mulai menertawakan dirinya
"Aku merindukanmu...sangat merindukanmu..."
"Maafkan aku yang sudah begitu bodoh, meninggalkanmu..." dia masih terus bicara sendiri
Pria dihadapannya membantu Hyunjin duduk diatas sofa miliknya. Dia menyentuh kepala Hyunjin kemudian memukulnya pelan.
"Changbin hyung..." Hyunjin mulai bisa melihat dengan jelas siapa pria yang kini duduk disampingnya
"Apa! Aku sudah bilang kan, jangan putuskan dia. Kenapa malah memutuskan seenaknya!"
"Hyung peluk aku..." Hyunjin merengek seperti anak kecil sambil merentangkan kedua tangannya
"Mati saja sana!!" Jawab Changbin kesal sambil mendorong kepala Hyunjin kebelakang
"Bagaimana ini, hyung aku masih merindukannya..." Hyunjin mulai menangis didepan Changbin hingga akhirnya pria imut itu memeluknya
Sementara itu Jihyo terdiam menatap kearah kamar Hyunjin
"Hyunjin ah..."
Sebuah panggilan dari Woojin membuyarkan lamunannya
"Woojin ah, kapan kamu datang?"
"Hyo, maaf aku tidak bisa datang menjemputmu"
"Tidak apa. Woojin ah, boleh kah aku menginap dua malam dirumah eomma?"
"Hya, kenapa bertanya! Kamu bisa tinggal dirumah eommamu selama yang kamu mau. Selamat malam Park Jihyo ku"
"Selamat malam Kim Woojin ku"
Jihyo menutup panggilan Woojin sambil tersenyum, kali ini dia meyakinkan dirinya kalau Hyunjin hanya masa lalunya hingga suara keras terdengar dari rumah sebelah.
Suara apakah itu? Deng deng dong deng~
KAMU SEDANG MEMBACA
One Night (Jihyo X Hyunjin)End
RomanceKarena suatu kejadian tidak terduga Hyunjin mulai jatuh cinta pada Jihyo dan mengejarnya