part 10

390 70 0
                                    

Jeongyeon terbangun dan langsung memukul kepala Woojin dengan tas bermerek miliknya apalagi saat terbangun tangan Woojin berada diatas tubuhnya.

"Hya Jeongyeon ah!!"

"Apa kamu bilang, Jeongyeon ah?!" Jeongyeon menghentikan pukulannya selama beberapa detik tapi dia kembali memukul tubuh Woojin beberapa detik kemudian

"Apa yang kamu lakukan diatas tempat tidurku?!"

Dia semakin marah saat melihat baju favoritnya sobek dibagian lengan, dia semakin menggila dan memukul asal wajah Woojin hingga Woojin menahan kedua tangannya

"Tidak seperti yang kamu kira, aku tidak melakukan apapun padamu!"

Jeongyeon sadar kalau baju Woojin masih rapi bahkan celananya dan Jeongyeon masih tetap terpasang ditempatnya. Dia mulai berhenti memukul dan mencoba mengingat kejadian semalam.

Jeongyeon melihat wajah Woojin sedikit berdarah karena terkena tasnya

"Duduklah disana!"

"Aku pulang saja"

"Hya!!" Jeongyeon menarik tangan Woojin dan mendudukkannya secara paksa diatas sofa

Sekarang Jeongyeon mendekatkan wajahnya sambil meniup wajah Woojin setelah dia mengoleskan salep di tangannya

"Apa kita pernah saling mengenal?" Jeongyeon bertanya saat sadar kalau Woojin tak bisa berhenti menatapnya

"Tidak"

"Woojin ah"

"Hm, apa?"

"Terima kasih sudah menungguiku"

"Hmm"

Woojin kembali berdiri dan berjalan menuju pintu keluar setelah Jeongyeon selesai mengobati lukanya. Jeongyeon merasa ada yang aneh dengan dirinya saat ini, entah kenapa dia ingin sekali memeluk tubuh Woojin dari belakang

"Woojin ah"

Woojin menghentikan langkahnya dan mulai berbalik

"Ada apa lagi memanggilku?"

Jeongyeon memeluk tubuh Woojin erat, dia menangis saat merasakan perasaan sakit tak lagi bisa dia bendung tiba-tiba memuncak saat melihat Woojin berjalan eninggalkannya. Woojin menepuk bahu Jeongyeon hingga akhirnya dia melepaskan pelukannya

"Maaf aku..."

"Hmm" Woojin tersenyum sambil mengacak rambut Jeongyeon

"Lain kali kamu bisa cerita apapun padaku, aku akan mendengarkannya"

Sementara itu Jihyo menyiapkan sarapan untuk Hyunjin, Hyunjin bangun dan kembali berbaring di sofa ruang tengah

"Hyunjin ah, makanlah sarapan sudah siap"

Hyunjin memeluk tubuh Jihyo sambil menyandarkan kepalanya diatas bahu wanita yang masih dia cinta

"Hyunjin lepaskan aku"

Hyunjin hanya diam, dia sedang berpura-pura tidak mendengar perkataan Jihyo

"Hyunjin ah..."

Kenangan tentang Jihyo terus terputar membuat Hyunjin semakin mengeratkan pelukannya karena dia tidak rela harus melepasnya. Dia kembali menangis saat memeluk Jihyo, baginya terasa begitu menyakitkan saat dia bisa berada didekat wanita yang dia cintai yang tidak akan lagi pernah dia miliki

"Maaf..." Hyunjin berbisik pada Jihyo membuat hati Jihyo ikut merasa sakit karenanya

Jihyo ikut menangis sambil memeluk tubuh Hyunjin erat.

************************************

Beberapa hari ini Jihyo berusaha memaafkan dan melupakan Hyunjin tapi entah kenapa dia malah semakin sering memikirkan keadaan mantannya itu

"Hyo..." Woojin memeluk Jihyo dari belakang saat dia sedang memasak, Jihyo terperanjat dan membuat minyak panas diatas wajan hampir tertumpah ditubuhnya

"Woojin ah..."

"Maaf, kamu tidak apa kan?"

Woojin membantu Jihyo membersihkan sisa minyak dilantai setelah mendudukkan tubuh Jihyo diatas kursi dapur

Jihyo hanya bisa menyingkirkan lamunannya tentang Hyunjin dan menyadarkan dirinya kalau saat ini sudah ada Woojin yang menjadi pendamping hidupnya

Jihyo bodoh, apa yang kamu pikirkan? Bukannya bersyukur memiliki suami tampan dan baik seperti Woojin, kamu malah memikirkan Hyunjin yang sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi denganmu batinnya. 

Jihyo memeluk tubuh Woojin dari belakang, dia mulai merasa bersalah karena tidak bisa berhenti memikirkan Hyunjin apalagi sejak kunjungan terakhirnya ke rumah eommanya.

"Woojin ah, kamu berhak mendapat wanita yang lebih baik dariku"

"Kata siapa? Kamu adalah wanita terbaik yang pernah aku miliki"

Kata-kata Woojin selalu menjadi penenang baginya tapi disisi lain Hyunjin masih menjadi pemilik hatinya.

One Night (Jihyo X Hyunjin)EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang