9. Grup

31 10 2
                                    

Ruang kesehatan.

Alya Siti dan Sera, berdiri sejajar di sebelah ranjang yang menjadi tempat Meri berbaring saat ini, di ruang kesehatan sekolah itu. Mereka menatap Meri heran, dan juga khawatir.

"Huh, kau benar-benar sesuatu. Bagaimana bisa anak umur tujuh belas tahun, jatuh karena menginjak tali sepatu yang tidak terikat?" tanya Siti sarkas.

Meri memanyunkan bibirnya. "Bukan salahku, talinya saja yang tidak terikat!" Jawab Meri.

"Hahaha! Ya ya ya, bukan salahmu Meri, dan terimakasih. Karena dirimu, kami punya alasan untuk tidak hadir di kelas nenek sihir itu!" ucap Alya sambil mengacungkan jempolnya dan tersenyum kepada Meri.

"Hmm, teman-teman!, jujur, aku sama sekali tidak mengeri. Bisakah kalian jelaskan padaku kenapa kalian begitu tidak suka dengan kelas Bu Veronica?" Tanya Sera penasaran.

"Kau pasti tau istilah tidak ada yang manusia sempurna kan?" Tanya Alya, dan Sera mengangguk.

"Dan bagi Ibu Veronica kita yang terhormat itu, semboyannya adalah tidak ada yang tidak mungkin selama kau bekerjakeras!" lanjut Alya.

"Dan dia, membuat kami bekerjakeras agar kami sempurna!" Tambah Siti.

"Benar, dia memberikan kami tugas yang sangat luar biasa sulit, dan banyak!" Alya menghela napas lelah.

Sera menganggukan kepala, merasa mulai paham kenapa teman-temannya begitu terlihat tidak ingin memasuki kelas vokal mereka itu. Pandangannya lalu teralihkan ke arah Meri yang sekarang terlihat ketakutan.

Sera mengkerutkan alisnya bingung. Lalu ia memberi isarat kepada Siti dan Alya untuk ikut melihat ke arah Meri.

"Ada apa Meri?" tanya Siti lalu duduk di tepian ranjang.

"Ti-tidak ada!" Jawab Meri gagap.

"Kau tidak akan berlari ketakutan hingga terjatuh, dan pingsan! Jika memang tidak ada yang terjadi!" Siti menepukan tangannya pelan ke pundak Meri.

"Ceritakan, jika kau punya masalah. Jangan dipendam sendiri, agar kami bisa membantumu!" lanjut Siti.

Deg

Sera merasa sesak saat mendengar ucapan Siti itu 'mengatakan masalahmu kepada teman, artinya kau lemah. Dan mereka bisa menyerangmu!' batin Sera sambil menatap Meri dan tersenyum remeh.

"Benarkah, kalian akan membantuku?" tanya Meri. Siti dan Alya mengangguk, serta Sera hanya tersenyum seadanya.

"Hmm, Bu Veronica memintaku untuk mengikuti lomba yang diadakan ditingkat Kota, yang akan berlangsung akhir bulan ini!" ungkap Meri dengan wajah ditekuk.

"Maksudmu lomba menyanyi yang hadiahnya puluhanjuta itu?" Tanya Alya.

"Ya!, dan aku tidak ingin ikut." balas Meri dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

"Kenapa kau tidak ingin ikut?" Siti berucap sangat lembut.

"Kau tau bagaimana Bu Veronica melatihku? Dia lebih banyak memarahi dari pada mengajariku!" Ungkap Meri serak.

"Hmm, ya dia memang kejam!" angguk Alya setuju.

"Dan kemarin dia menemui ayahku, agar ayah menyetujui dan menyuruhku untuk ikut. Hiks! Ayah memarahiku!" Lalu Meri pun menangis. Sera, Alya, dan Siti mencoba menghiburnya, mereka sepakat akan menyelamatkan Meri, dan Meri pun kembali ceria.

Dua puluh menit kemudian, bel pergantian pelajaranpun berbunyi.

"Kau sudah baikan Meri?" Tanya Sera.

Be Better With You [ Tamat ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang