4. Memori

35 11 1
                                    

Pukul lima sore, semua kegiatan belajar mengajar di The Alley's School pun selesai. Siswa-siswa berhamburan keluar, setelah guru mereka menutup pelajaran dan meninggalkan kelas.

Sera menjadi yang terakhir keluar dari kelasnya. Ia memilih menolak ajakan teman-teman barunya untuk pulang bersama, karena ada yang harus ia lakukan.

Sera berjalan menuju ruang musik, yang sangat ia hafal dengan jelas lokasinya. Sebuah ruangan dimana dulu Sera selalu datang sepulangnya dari sekolah, untuk menemui sang ibu yang memilih menjadi tenaga pengajar di sekolahnya sendiri.

Ruangan dimana sang ibu selalu akan mendendangkan lagu untuknya, juga ruangan dimana ibunya bernyanyi untuknya terakhir kali, diusianya yang ke dua belas tahun. Sebelum penyakit jantung yang sang ibu derita, membuatnya meninggalkan Sera untuk selamanya.

Pintu ruangan dibuka, Sera pun masuk ke dalamnya, dan menutup pintunya lagi, tidak dikunci, hanya menutup. Berbagai alat musik tampak tersusun di sana. Sera menghampiri sebuah gitar yang berada di sudut ruangan, dan duduk di kursi dimana tadi gitar itu bersandar.

Dipetiknya senar-senar itu, hingga mengeluarkan melodi yang sangat ia hafal, melodi yang dulu dimainkan oleh ibunya.

Lirik dari lagu terakhir yang dinyanyikan sang ibu pun kembali tampil dalam ingatan.

Du du du

Hmmmm

Lihatlah bidadariku

Di luar sana sinar mentari tak bisa mengalahkanmu

Kau adalah seluruh keindahan duniaku

Tangan kecil mu

Tawa mu

Dan juga tangismu

Bagaimana ini?

Aku selalu ingin menjagamu

Kau sangat kecil dan rapuh

Hmmm

Hmmm...

Lihatlah bidadariku

Sekarang seluruh cintaku hanya untukmu

Seseorang akan cemburu jika tau

Seseorang yang juga ingin melindungimu

Bagaimana ini?

Aku rasa akan menyerahkanmu padanya

Membiarkannya menjagamu seorang diri

Semoga kau menjadi kuat

Semoga kau menjadi kuat

Air mata Sera pun mengalir di pipinya yang memerah. Ia tersenyum segaris.

"Aku telah menjadi kuat. Priamu telah membuatku menjadi sosok yang kuat. Ku mohon bahagialah di sana!" gumamnya. Ia tak sadar jika di luar ruangan, di sela-sela celah pintu yang tak tertutup rapat, sang ayah bisa mendengarnya dengan jelas.

"Ya, kau gadisku yang kuat!"ujar sang ayah pelan. Lalu berjalan menuju parkiran. Memilih untuk menunggu putrinya di dalam mobil saja, membiarkan Sera bergelut dengan memori akan sang ibu.

Setengah jam lamanya ia menunggu, dan nyaris tertidur. Pria paruh baya itu dikejutkan oleh ketukan pada kaca mobil oleh sang anak. Ia pun membukakan pintu di sebelah kursi kemudi untuk anaknya.

Sera masuk ke dalam mobil, dan memasang seat-belt nya.

"Ayah, ayo cari restoran mahal dan kita makan."Ucap Sera sambil tersenyum lebar.

Be Better With You [ Tamat ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang