Setelah perdebatan panjang antara Sera dan Bu Veronika, kini seisi kelas tampak sangat kacau. Kesepakatan untuk berduel antara satu kelas dengan Bu Veronica dan mempertaruhkan nilai mereka selama satu semester itu, terang saja membuat semuanya panik. Tetapi tidak dengan Sera, sebagai pelaku yang menciptakan taruhan gila itu, ia terlihat sangat santai dan tenang di bangkunya.
"Aku memuji keberanianmu, tapi ini gila. Mata pelajarannya adalah mata pelajaran wajib. Gagal berarti kau harus mengulang!" Ucap Alya sambil menggaruk kepalanya, dan membuat rambutnya berantakan.
"Aku tidak tau harus bereaksi seperti apa, yang kau tantang adalah guru vokal dan pencipta lagu terbaik!" sambung Siti yang kini melipat kedua tangannya di depan dada.
"Aku percaya padamu Sera!" Meri memberikan senyum manisnya. Sera hanya tersenyum remeh.
"Baiklah teman-teman!" Alan berteriam dari depan kelas, dan yang lain pun menyudahi acara debat mereka.
"Jika kita terus berdebat, hal ini tidak akan selesai. Sera, ku harap kau punya jalan keluar dari aksi beranimu!" lanjut Alan.
"Aku tidak pernah melawan tanpa rencana!" sahut Sera dari bangkunya. Dan seisi kelas menarik napas lega, walau belum sepenuhnya.
Kriieeek!
Sera berdiri dari duduknya dan berjalan keluar kelas dengan langkah santai.
"Lima orang bantu aku. Satu pemain piano, satu vokalis, dua pemain gitar, dan satu pamain drum. Ke ruang musik sekarang!" ucap Sera angkuh dari depan pintu kelas.
Alya, Meri, Alan, Sena, dan Agnes berjalan mendekati Sera.
"Aku pemain biola, apa aku boleh ikut?" Ujar Siti dari bangkunya.
"Silahkan!" Jawab Sera singkat.
Mereka berjalan menuju ruang musik.
"Aku akan menulis beberapa lirik, carikan melodi untukku setelahnya!" Sera menginstruksi teman-temannya yang baru akan bergerak menuju alat musik mereka masing-masing.
"Dimana kau akan menulis liriknya Sera?" tanya Meri polos. Sera menepuk keningnya, merasa bodoh. Ia tidak membawa alat tulis apapun.
"Jika kau butuh kertas dan pena, aku membawanya!" sahut Siti dari arah belakang Sera.
"Bagus, duduklah di tempat kalian, dengarkan dan setelahnya beri aku masukan!" ujar Sera, lalu berjalan ke arah meja Guru yang terletak di sudut ruangan itu.
Setengah jam berlalu.
"Aku selsai, akan ku bacakan, mulailah mengatur melodi, dan perbaiki lirikku!" Ucap Sera.
Guguran bunga yang indah
Aku berjalan di bawahnya
Aku tersenyum, lalu menangis
Bahgia dan sakit disaat yang samaLangit sore yang memukau
Aku masih menatapnya
Aku tersenyum, lalu menangis
Kau masih bisa ku ingatLagu yang kau nyanyikan
Senyum yang kau perlihatkan
Aku masih mengingatnya
Aku masih mengingatnyaMereka berkata padaku
Yang terbaik dari dunia adalah memilikimu
Tetapi aku telah kehilangan
Untuk waktu yang lama
Untuk waktu yang lamaGuguran bunga yang indah
Aku berjalan di bawahnya
Aku memegang janjiku
Hanya akan tersenyum saat mengingatmuLagu yang kau nyanyikan
Senyum yang kau perlihatkan
Aku masih mengingatnya
Aku masih mengingatnya
Dan aku tersenyum
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Better With You [ Tamat ]
Teen FictionStory by : Miftahul Rizka Cover by : Vadila Zikra Akibat sang ayah yang ingin mengubah kelakuan anak gadis semata wayangnya, Sera harus rela dikeluarkan dari sekolah lamanya. Lalu pindah dengan paksaan ke sekolah yang didirikan Ibunya. Hingga pertem...