akhir

2.3K 257 86
                                    

Hening.
Tepat disudut cafe Carat terdapat dua insan yang memiliki gender yang sama itu tengah terdiam ditempatnya. Menyelami pemikiran masing-masing, bahkan telah terhitung 1 jam keheningan melingkupi keduanya. Minuman latte yang tadi masih panas menjadi dingin. Sedingin atmospher diantara keduanya. Jaehyun selaku yang mengajak bertemu bahkan tak membuka suaranya sama sekali. Di tambah Mingyu pun yang tak tahu ingin membahas apa pada pria berkulit putih susu itu. Biasanya ia akan menjadi sangat bawel dan aktratif dihadapan Jaehyun perlahan menjadi pasif dan canggung. Salahkan saja kejadian beberapa waktu lalu yang menerpa hubungan keduanya. Salahkan Jaehyun yang tak memberikan penjelasan apapun. Salahkan keadaan yang membuat mereka memilih saling menjaga jarak dan lebih memilih mencari pengalihan lain.

Seperti Mingyu, selama hari-hari tanpa Jaehyun ia selalu ditemani oleh pria bersurai Eboni yang dengan setia berada disisinya. Menjadi penopangnya dan membuatnya bisa bertahan sampai sekarang. Jadi bagi Mingyu sekarang ada ataupun tak ada Jaehyun disisinya bukan masalah besar lagi baginya. Semua itu bukan hal yang sangat ia takutkan lagi.

Kau tau Jae, kau sudah benar-benar kehilangan sosok Mingyu yang selalu membuatmu merasa nyaman selama ini. Salahkan segala keegoisanmu dan kepercayaan diri berlebihmu itu. Mingyu perlahan beranjak maju kedepan dan meninggalkan kenangan bersamamu.

"Gyu..." atensi Mingyu kini beralih kearah pria dihadapannya saat ini. Akhirnya keheningan yang melingkupi keduanya sirna. Senyuman tipis khas Mingyu kini tengah menyambut Jaehyun. Dan untuk beberapa saat ia merasakan hangat memasuki relung hatinya.

"Apa kabar lu?" lirih Jaehyun tanpa menoleh kearah Mingyu, bahkan ia kini tengah menundukkan kepalanya. Dalam hati ia tengah merutuki ketololanya. Bukan pernyataan seperti itu yang patut disampaikan olehnya setelah satu jam keheningan melingkupi keduanya.

"Lu tolol ato bego? Satu jam kita disini dan lu cuma ngomong kayak gitu?! Pengen gue tinju?!!" hardik Mingyu yang telah kehabisan kesabarannya. Ia tak menyangka Jaehyun akan setolol ini. Sungguh membuang waktunya saja.

"Gue tahu kita lagi canggung. Tapi nggak seharusnya pernyataan konyol kayak gini yang lu bilang. Bikin orang kesel aja!" sarkas Mingyu dengan tatapan menyalangnya.

"Sorry, abis canggung banget ini. Bingung gue mau ngomong apaan jadinya." ujarnya yang masih menunjukkan senyuman cangungnya.

"Tolol sih dipelihara, cih!"

"Trus, to the point aja ini. Lu ngajak gue ketemu mau bilang apaan? Nggak mau denger basa-basi lagi ya gue ini." dengus Mingyu yang kini menatap tajam kearah Jaehyun yang saat ini tengah mempersiapkan dirinya.

"Jadi, gini..."

"Nggak usah alay deh ekspresinya. Kesel gue' kan jadinya!" potong pria berkulit tan ini saat melihat ekspresi sok sedih Jaehyun yang entah kenapa dimatanya malah tampak mengesalkan

"SI BANGSAT MOTONG MULU DARI TADI. BIKIN KESEL AJA DEH! DIBAIKIN NGELUNJAK YA LU!!"" oke, Jaehyun dah habis kesabarannya. Baru ngomong dikit dah dipotong seenaknya terus bikin ekspresi sedih dikomentarin. Mau Mingyu sebenernya apaan sih. Habis ini lama-lama stock sabar Jaehyun.

"NAH NGEGAS DONG, SUKA GINI GUE JADINYA. MELOW TADI BUKAN GAYA LU, A.L.A.Y EW!"

"BACOT LUR. INI KAPAN GUE NGOMONGNYA INI KOMEN MULU DEH LU AH!" kesal Jaehyun sama tingkah pria dihadapannya yang kian melunjak.

"NGGAK USAH NGEGAS YAH! BIASA AJA BISA KALEEEE!!" Jaehyun berusaha sabar. Kaleng rombeng prempatan dikasik nyawa ya gini jadinya, bikin empet hati aja!.

"Langsung aja dah, muak gue ini bermelow-melow sama lu. Gue kesini ngajak lu mau ngomongin masalah kita. Gue mau jelasin semuanya, kesalahpahaman antara kita dan gue mau...

[✔️]Nano - Nano 97LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang