Reason ~ Alka Alvian Pratama
"Tolong pergi dari sini!"
"Aku mohon.""PERGI!!"
.
.
.
.
."Keadaan kamu sudah mulai membaik, saya sarankan kamu untuk lebih banyak beristirahat. Saya tau kamu sering bermain game hingga larut." Perkataan seoarang Dokter muda kepada pasiennya.
"Tau aja dok, ayolah mabar (*main bareng)" sahut pasiennya cengengesan.
Karena perkataan pasiennya tersebut, sang dokter mulai merileksasikan tubuhnya seraya mengeluarkam handphone dan membuka salah satu permainan game online di handphonenya. Dokter tersebut memberi kode, bahwa ia telah siap bermain. Tak selang beberapa saat, datang seorang suster membawa sebuah papan dan mendatangi kedua manusia yang tengah asik bermain game tersebut.
"Ehm, permisi, Dok. Dokter Vian dipanggil oleh Dokter Julian, anda ditunjuk untuk menangani Pasien baru yang masuk Ruang Gawat Darurat." Ucap suster tadi sambil mengambil nafas secara perlahan.
"Baiklah, ayo." Jawab dokter muda tadi alias Dokter Vian dan segera pergi menemui pasiennya.
~~~~~
Vian Point of View
Kenapa sekarang aku menjadi dokter? Padahal aku masuk jurusan Jaringan. Emang ya takdir aku udah kaya gini. Niatnya sih ingin bermain game bersama pasien untuk menghilangkan stres tetapi ada saja yang mengganggu. Seperti saat ini, aku dipanggil secara mendadak untuk memeriksa pasien Unit Gawat Darurat yang baru datang. Pekerjaan ku memang melelahkan tapi tanggung jawabku harus selalu dipertahankan."Siapa nama pasiennya, Sus?"
"Eum, Ananda Triwulan Dok. Dia kuli--" Jawab syster yang berjalan dibelakang ku.
Aku berjengit kaget dan berhenti mendadak menyebabkan suster tadi menabrakku, aku segera membalikkan badanku dan kembali bertanya.
"Ananda Triwulan? Apa benar dia kuliah di Univ. Santa Monica?" Tanyaku dengan nada menjengkelkan.
"Anda benar, Dok. Ada apa?" Tanyanya kebingungan.
"Jikalau begitu minta Dokter Julian untuk memberikam tugas ini pada Dokter lain, Saya SIBUK." Kataku dan pergi meninggalkan suster tersebut.'Ah, aku lupa aku harus menyelesaikan tugas dari Ayah.'
Aku berlari menuju ke ruanganku dan mulai mengerjakan tugas 'lain' yang diamanahkan padaku. Dikarenakan tugas-tugas ini, aku seperti tidak mempunyai ruang untuk diriku sendiri.
Aku mulai terfokus dengan urusan bisnis yang diberikan oleh ayahku, untuk persentasikan secara langsung kapada developer terkenal di Indonesia. Dan tentu saja aku tidak akan membuat ayahku malu karena persentasi ini, akan ku jamin 100% presentasi ini akan membuat perusahaan ayahku semakin maju. Handphone bergetar, memberi tahu ada panggilan masuk dan segera kugeser untuk menjawab.
"Ya, Dengan disini Dokter Alvian. Ada yang bisa saya bantu?"
"Ka." Suara disebrang sana mengintrupsi kegiatanku.
"Lexa? Itukah kamu?" Suaraku melembut.
"Ya, gimana kabar kak Alka?" Sahutnya lembut.
"Engga baik-baik aja, gimana kamu dan duniamu?"
Dia terdiam beberapa saat dan kudengar ia menghela nafasnya."Aku minta maaf kak. Pemisi, aku tutup dulu ya kak."
Bahkan sebelum aku menjawabnya, ia sudah menutup telepon kami secara sepihak.Vian PoV end
×○×Seorang Gadis mengetukkan heels nya seraya menunggu seseorang yang ingin bertemu dengannya. Sudah lima belas menit gadis tersebut diam menunggu, namun tidak ada tanda-tanda bahwa ia akan datang.
![](https://img.wattpad.com/cover/124822701-288-k883694.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucky Fans
FanfictionBertemu dengan idol secara tak terduga? Kisah tentang mereka bertujuh yang bertemu dengan idol mereka secara tak terduga dan menjadikan mereka fans yang sangat beruntung! Ya, mereka bertujuh adalah seorang agen rahasia/mata mata, mereka sangat prof...