something

241 12 0
                                    

Rain  ~ Gabrietta Matte
Aku berusaha menggapainya, berlari ke ruangan putih tempat ia bersembunyi. Namun bukan ia yang kutemui, melainkan sebuah ruangan yang penuh peralatan medis. Apa yang terjadi?
~~~~
Seorang gadis berjalan di tengah banyaknya orang berlalu lalang. Semua orang terlihat sibuk pada pagi hari ini, namun gadis itu... Dia berbeda. Gadis yang baru saja menginjak umur yang ke 17 berkulit Tan, memiliki mata coklat hazelnut yang tajam ditambah hidungnya yang mancung, tak lupa rambut lurus bergelombangnya yang diurai membuat ia menjadi primadona di  sekolahnya.
“Pagi Ta! Baru dateng?”
Gadis yang dipanggil Ta pun menyahut sesampainya ia di depan ruang kelasnya.
“ah iya, tadi ketinggalan bus.” Jelasnya.
Gadis yang tadi bertanya hanya mengangguk dan memberi kode untuk masuk kelas bersama.

Gabrietta Matte namanya, terdengar asing bukan? Dia berdarah campuran Canada-Indonesia. Terlahir dari keluarga yang ‘unik’ karena salah satu orang tuanya memiliki gen yang ‘unik’. Baru-baru ini dia mengetahui bahwa dirinya berbeda, dan tak ada seseorang yang mengetahuinya. Kedua orang tuanya telah meninggal ketika menuju ke Indonesia, tidak ada yang mengetahui takdir seseorang karena itu adalah rahasia Tuhan.
Berjam-jam telah ia lalui untuk belajar dan kini saatnya ia pulang, namun seketika hujan deras melanda kota tempat ia tinggal. Dia melihat kearah langit, melihat langit yang begitu gelap dan menakutkan bagi beberapa orang namun tidak baginya. Justru disinilah ia mendapatkan segalanya.
“kyaaaaa!!!”
Refleks ia menengok kearah sebuah jalan kecil disekitarnya, yang ditafsirnya adalah sumber dari teriakan yang didengarnya. Dan berlari mendekatinya, pemandangan yang gadis itu lihat adalah sebuah drama yang dibuat Tuhan untuknya dan menyuruhnya menjadi tokoh dalam drama tersebut. Matte panggilan gadis itu, berjalan mendekati sekelompok orang asing yang sedang menahan seorang gadis.

“Hey” suara tersebut sontak membuat semua orang menoleh kearahnya.
“Apakah kalian manusia? Ataukah Iblis? Menyiksa seorang gadis dengan sepuluh orang lebih lelaki dewasa? Bukankah itu pengecut?” lanjutnya seraya menampakan seringai di wajah cantik tak berekspreksi itu.
Setelah perkataannya tersebut, dipastikan sekelompok itu merasa tidak suka dengan matte terlihat dari mimik wajah mereka semua. Seperti dugaan matte, semua orang ini akan langsung terpancing karena mereka semua tidak menggunakan akalnya melainkan emosi mereka. Dengan cepat api itu merembet dan kemudian meledak.
“Siapa kau?! Dasar gadis cilik sok jagoan! Sadarlah dik kau sekarang memasuki kandang singa yang siap menyantapmu! Kamu akan menjadi yang kedua setelah ia ya?” ucapan salah seorang dari mereka mendekati matte dan menepuk pelan puncak kepalanya.
“Sekalinya pengecut, ya tetap PENGECUT!!” matte membanting orang itu dan kemudian menguncinnya dengan tubuh.
Setelah melihat kawannya dihajar oleh gadis SMA lemah, semua orang disana mengeluarkan senjata mereka yaitu pisau lipat kecuali gadis yang disandra. Melihat itu semua membuat matte tersenyum puas dan kembali menyeringai.
“Itu saja yang kalian miliki? Hah! Ternyata selain pengecut kalian juga seorang pecundang!!”
“Gadis ini!!!” mereka semua mengeroyok matte dengan tipe pertarungan jalanan, tak ada aturan.

Dengan cepat dan cekatan matte berhasil mengelak dari serangan liar yang menyerangnya tanpa pola, karena tak berhasil meengenai korbannya mereka semakin geram dan ganas menyerang matte tentu saja tanpa pola. Matte kewalahan melawan sekitar 17 pria dewasa yang menyerangnya serentak, sampai ia lena dan membuat goresan indah di wajah cantiknya. Matte yang menyadari jikalau dirinya terluka langsung berhenti sejenak dan menunduk membuat semua yang  ada disana ikut terdiam.
“Baiklah cukup bermain-mainnya, kalian akan menjadi kelinci percobaanku terhadap ini” dengan perlahan ia menaikkan kepalanya dan menunjukkan seringai menyeramkan beserta mata yang dipenuhi kegelapan. Hujan semakin deras menambah suasana mencekam yang terjadi disana.

Angin bertiup semakin mencekam ditambah kilat disekitar matte, sedikit membuat orang orang tadi takut. Tanpa mereka ketahui bahwa pohon pohon disekitar mereka mulai bergerak, akar dan ranting pohon tersebut secara perlahan merambat mendekati ke tujuh belas pria disana dan dengan segera melilit tubuh mereka. Matte hanya diam menunduk, tidak menyaksikan mereka seakan ia tahu bahwa ini akan terjadi. Ia kemudian tertawa didalam derasnya hujan, seakan akan ia meledek dan merendahkan pria pria itu.

“haha! Mungkin sekali kali kalian harus menerima hukuman agar tersadar!” setelah mengucapkan itu, terlihat ada 17 kilat yang membentuk sebuah arus lingkaran dibelakang tubuh matte.
“oh! Tenang saja ini tidak akan membuat kalian mati kok, hanya pingsan!” dan dilemparkannyalah arus bola tersebut terhadap ke tujuh belas pria tadi. Setelahnya, secara ajaib hujan berhenti tidak ada lagi awan mendung atau gelap bahkan pohon – pohon yang tadi terlihat menyeramkan pun sudah kembali seperti semula.

Gadis yang tadi di sandra yang sebelumnya takjub akan kekuatan matte mulai mengumpulkan kesadaran dan akal sehatnya.
“Bagaimana bisa?” tanya gadis itu kepada matte.
“Aku tidak tau, itu karunia Tuhan. Bagaimana keadaanmu?” jawab matte sekenanya.
Gadis itu diam sebentar kemudian menarik nafas perlahan dan menjawab pertanyaan Matte.
“baik kok kak, hanya saja tadi aku sedikit shock. Bagaimana denganmu?”
“Lumayan” matte baru sadar kalau yang didepannya adalah adik kelasnya.
Setelahnya Matte berpamitan pergi dengan gadis itu, ia pergi kesuatu tempat. Mengunjungi seseorang yang sudah lama tak ia kunjungi. Tempat tidur sejatinya, adalah kunjungan matte yang sebenarnya. Yup. Pemakaman.

“Kak Crys, bagaimana kabarmu? Hm, kuharap kau tak membuat masalah disana. Maafkan aku kak, telat mengunjungi mu.” Matte menarik nafas yang dalam.

“Ini semua kesalahanku, sampai kau bahkan tak bisa merasakan dunia saat usiamu menginjak 17 tahun.”  Suaranya mulai bergetar.

“Maaf kak, tapi dunia ini begitu kejam. Aku tak ingin kau merasakannya, biarkan aku saja. Untuk membalas kesalahanku padamu kak.”tangisnya mulai pecah.

“Aku memimpikanmu lagi, kemarin saat aku di Rumah Sakit. Hehe kau tau kan adikmu ini sangat menyayangimu?” ujarnya seraya meringkuk didepan makam bertuliskan “CRYSTAL MATTE”

~FINISH~

____________________________
Yuhuuuu vote, comment, saran kritik diterima koooo

erdadwis😶

Lucky FansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang