Part 4

2.6K 426 6
                                    

Pagi ini suasana di kamar Doyoung dan Jina terasa santai. Doyoung sudah melupakan kemarahannya pada Jina minggu lalu.

Setelah selesai menyiapkan sarapan dan mandi, Jina membangunkan Doyoung dan Jeno, memandikan Jeno, lalu menyiapkan keperluan Jeno.

"Loh, kok tumben Jeno rapi banget?" tanya Doyoung yang baru keluar dari kamar mandi.

"Iya, hari ini aku mau bawa Jeno ke kantor aja. Aku gak lama kok hari ini. Gak mondar-mandir studio. Cuma duduk aja di kantor ngerjain kerjaan di laptop,"

"Terus kenapa gak di rumah aja?"

"Aku perlu ketemu Kim PD nanti. Tapi gak lama paling 10 menit. Nanti Jeno aku titip ke Seungyeon eonnie bentar,"

Doyoung mengenal Seungyeon sebagai salah satu rekan kerja yang dekat dengan Jina, jadi Doyoung tidak terlalu khawatir.

"Oh oke."

"Sekalian ntar pulang aku mau mampir supermarket mau beli susu sama popok Jeno udah mau abis,"

Doyoung segera mengambil dompetnya dan mengeluarkan dua buah kartu kredit lalu meletakannya di dekat tas Jina.

"Nih. Aku lupa mana yang masih ada limitnya. Pake aja,"

"Sekalian pake buat beli highlighter sama maskara baru boleh dong?" tanya Jina sambil merapikan dasi Doyoung.

"Gak boleh. Mau ngapain sih dandan terus? Nanti kalo ada cowo yang naksir gimana,"

"Ih jahat... Siapa juga yang mau naksir. Orang aku udah punya suami, udah punya anak."

"Kali aja ada yang ngira kamu single,"

"Pelit ah.. Aku beli pake uang sendiri aja kalo gitu,"

"Ngambek??? Ya udah, beli sana pake kartu aku. Highlighter sama maskara aja loh! Gak nambah ini itu lagi! Jangan kebablasan nanti kalo liat alat make up lain di toko," pesan Doyoung.

Jina tersenyum puas.

"Ok bos! Gitu dong..."

"Ayo sarapan, aku mesti rapat nanti,"

"Nanti abis sarapan tolong masukin stroller Jeno ke bagasi mobil aku ya,"

Doyoung hanya mengangguk lalu keluar dari kamarnya.

***

Di kantor Jina sibuk mengecek ulang rundown acara untuk salah satu program dari MBC. Jina harus memastikan jadwal itu pas, tidak terlalu lama, tidak terlalu cepat, dan memungkinkan untuk dijalankan. Jina juga mengatur ulang beberapa susunan acara, dan penampilan yang akan dibawakan oleh bintang tamu.

Sambil menunggu Jina bekerja, Jeno asik duduk di stroller sambil memainkan mobil-mobilan plastik yang Jina bawakan.

"Jina, Kim PD nyari kamu tuh," tiba-tiba Seungyeon, rekan Jina memanggil Jina.

"Oh dia udah beres rapatnya? Ya udah aku titip Jeno ya, aku mau ke ruangannya,"

"Aku bawa Jeno ke kafetaria yah mau ajak dia makan es krim,"

"Tapi jangan kasih banyak-banyak ya. Nanti pilek dia," pesan Jina.

"Oke... Ayo Jeno kita jajan!"

Seungyeon segera mendorong stroller Jeno.

Jeno yang sudah mengenal Seungyeon karena beberapa kali bertemu sudah tidak menangis kalau diajak pergi oleh Seungyeon.

***

Setelah urusan dengan Kim PD selesai, Jina segera menyusul Jeno dan Seungyeon ke kafetaria.

Jina terkejut karena ia tak melihat Seungyeon di dekat stroller Jeno yang posisinya membelakangi Jina. Awalnya ia kira Seungyeon meninggalkan Jeno sendirian. Namun setelah Jina mendekati stroller Jeno, Jina baru bisa melihat ternyata ada seseorang yang sedang berjongkok di hadapan Jeno dan sedang asik bercanda dengan Jeno. Namun itu bukan Seungyeon.

"Jaehyun-ssi???"

Ya, Jina melihat Jaehyun sedang asik bercanda dengan Jeno sambil sesekali menyendokan eskrim untuk Jeno.

"Oh? Jina-ssi? Sudah selesai rapatnya?" tanya Jaehyun.

"Sudah. Maaf, tapi dimana Seungyeon eonnie, Jaehyun-ssi?" tanya Jina balik.

"Tadi dia tiba-tiba dipanggil crew diminta ke studio 5. Kebetulan tadi saya ketemu mereka disini jadi saya bilang titipin Jeno sama saya aja," jelas Jaehyun.

"Oh... Maaf merepotkan."

"Enggak kok. Gak merepotkan sama sekali. Saya seneng main sama Jeno. Dia anak yang pinter,"

"Mamamammm...." Jeno berteriak karena Jaehyun tidak lagi menyuapi es krim padanya.

"Eh iya maaf yah paman lupa," jawab Jaehyun sambil kembali menyuapi es krim.

"Biar saya saja, Jaehyun-ssi. Anda pasti sibuk kan?"

"Enggak kok. Saya tadi ada briefing sebentar tapi udah selesai,"

Jina duduk di kursi di samping stroller Jeno dan mengamati interaksi antara Jaehyun dan Jeno.

"Saya baru tahu anda sudah punya anak. Anda tidak terlihat seperti seseorang yang sudah punya anak," ucap Jaehyun tiba-tiba.

Jina hanya tertawa menanggapinya.

"Jaehyun-ssi, sepertinya saya harus bawa Jeno kembali ke ruangan saya. Saya masih ada kerjaan." ijin Jina.

"Oh... Cepat sekali. Ya sudah kalau begitu,"

"Jeno udah ya makan es krimnya. Nanti kamu pilek,"

Jina baru saja ingin mendorong stroller Jeno namun Jeno merajuk.

"Biarkan aja dia makan es krim sampai habis. Asal jangan terlalu sering," usul Jaehyun.

"Boleh saya aja yang suapin Jeno?" tanya Jina sambil meminta sisa es krim Jeno dari Jaehyun.

"Oh, iya. Silahkan,"

"Saya permisi, Jaehyun-ssi. Terima kasih sudah menjaga Jeno. Ayo Jeno, kita makan es krim di ruangan mama,"

Jina segera mendorong stroller Jeno meninggalkan Jaehyun di kafetaria.

***

Saat Jina dan Jeno sampai di rumah, Doyoung sudah pulang.

"Hey... Anak papa abis jalan-jalan ya?" sambut Doyoung.

"Sayang, tolong itu belanjaan sama stroller masih di bagasi," ucap Jina sambil menggendong Jeno masuk ke rumahnya.

***

Malam harinya Jina menyelesaikan pekerjaannya di ruang kerja yang berada di seberang kamar Jina dan Doyoung.

Sebenarnya itu bukan ruang kerja. Itu adalah calon kamar Jeno. Namun karena Jeno masih kecil, Jina dan Doyoung memutuskan untuk memindahkan meja kerja mereka sementara ke calon kamar Jeno agar mereka bisa meletakan tempat tidur Jeno di kamar mereka.

"Belum beres kerjaannya?" tanya Doyoung yang entah sejak kapan sudah berdiri di ambang pintu.

"Belom. Jeno udah bobo kan? Susunya abis?" tanya Jina tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop.

"Udah. Abis kok,"

"Bagus deh,"

"Baru tau belanja maskara sama highlighter doang sampe satu plastik besar," sindir Doyoung.

Jina akhirnya mengalihkan pandangannya dari laptop. Jina hanya tersenyum polos.

"Kamu nyindir aku yah?"

"Gak. Aku lagi ngomong sama tembok,"

"Hehe. Tadi aku liat liptint warnanya bagus. Sama ada eye shadow baru juga. Jadi aku beli sekalian," jelas Jina dengan wajah tanpa dosa.

"Pantesan tagihan kartu kredit nambah hampir 600 ribu won dalam sehari,"

Melihat wajah datar Doyoung membuat Jina merasa sedikit bersalah.

"Hehe. Maaf ya... Janji deh gak belanja lagi sampe bulan depan,"

Doyoung menghampiri Jina lalu mencubit pipi Jina dengan gemas.

"Gak usah janji-janji... Paling minggu depan juga belanja lagi. Aku tidur ya. Kamu jangan lama-lama kerjanya. Cepet istirahat," pesan Doyoung sambil mengacak rambut Jina lalu keluar dari ruang kerja.

"Siap!"

NOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang