Pagi-pagi Doyoung sudah bersiap ke kantornya.
"Doy, kamu anter Jina sama Jeno pulang dulu ya sebelum ke kantor.." pinta nyonya Kim begitu melihat Doyoung yang baru keluar dari kamarnya dengan pakaian kerjanya yang sudah rapi.
"Aku sibuk. Minta supir mama anter dia aja. Aku berangkat dulu ma," pamit Doyoung tanpa menatap ke arah nyonya Kim dan Jina yang kini berada di ruang tamu.
Nyonya Kim menghela napas.
"Anak itu bener-bener deh... Ya udah Jina, kamu tunggu supir mama dateng ya? Nanti mama minta supir mama anter kamu. Kamu mau ke rumah kamu atau ke rumah mama kamu?"
"Ke rumah aku aja ma. Aku belum beresin rumah. Maaf yah ma, ngerepotin..."
"Nggak kok. Jangan merasa bersalah gitu ah.."
"Aku boleh ke kamar Doyoung ma? Mau ngecek Jeno,"
"Boleh dong.. Ayo mama temenin,"
***
"Woy bro! Bengong aja... Kenapa? Minum dulu nih.." Ten membuyarkan lamunan Doyoung yang berada di sudut studio. Doyoung menerima kaleng softdrink yang Ten berikan.
"Gak apa-apa. Lagi break nih?" tanya Doyoung sambil meneguk minumannya.
"Lah iya... Scene 1 udah beres. Bengong aja sih! Ada masalah ya? Tadi abis dari mana? Tumben siang banget ke kantornya?" tanya Ten penasaran.
"Abis urus surat cerai-"
"Serius??? Kenapa woy? Perasaan kalian baik-baik aja? Berantem juga cuma berantem kecil..." Ten jelas terkejut dengan apa yang Doyoung katakan.
"Entah lah. Udah capek..."
"Tapi emangnya ada masalah apa sih? Jangan cepet ambil keputusan gitu bro! Nanti nyesel loh! Emang si Jina juga udah setuju mau cerai?" tanya Ten lagi.
"Gak tau, gak peduli. Toh dia cuma peduli sama kerjaannya."
"Yaelah.. Gak tau ah pusing sama kalian. Tapi gak usah dibikin stress dulu lah Doy. Mending nih urusin proyek ini. Ntar malem kan kita mau makan-makan sekalian rayain proyek besar ini selesai."
"Hm,"
"Duluan yah Doy. Mau lanjut lagi,"
"Yoo.."
Tanpa Doyoung dan Ten sadari, seseorang yang berdiri tak jauh dari mereka tak sengaja mendengar percakapan mereka.
***
Malam hari Jina masih duduk di ruang tamu menunggu Doyoung pulang setelah seharian menjaga Jeno yang terus menangis dan tak mau lepas dari Jina, membuat Jina kesulitan untuk melakukan pekerjaan rumah. Untungnya suhu tubuh Jeno sudah turun setelah seharian di kompres dan minum obat. Jeno akhirnya bisa tidur dengan nyenyak.
Karena terlalu lelah, Jina tertidur di sofa. Jina baru terbangun sekitar pukul 11.30 malam ketika ia mendengar suara mobil Doyoung. Jina segera keluar untuk membukakan pintu.
Jina terkejut ketika ia melihat ada Rena disana. Ia bahkan tak melihat Doyoung.
"Hai Jina..." sapa Rena.
"H-hai Ren.."
"Tadi tim abis makan-makan untuk rayain 1 proyek besar yang beres. Terus si Doyoung mabuk tuh. Si Ten minta tolong aku yang anter dia karna cuma aku yang gak bawa mobil," jelas Rena sambil menunjuk ke arah kursi penumpang.
Benar saja. Sekilas Jina melirik, ada Doyoung yang nyaris tak sadarkan diri.
"Ini kunci mobilnya Doyoung," Rena menyerahkan kunci mobil Doyoung pada Jina.

KAMU SEDANG MEMBACA
NOUS
FanfictionCerita tentang kita, Dan semua yang terjadi di antara kita Kisah kehidupan pernikahan Kim Doyoung dengan seorang wanita karir. Ketika Kim Doyoung dan istrinya sama-sama sibuk dan tidak punya waktu untuk keluarga kecil mereka. Apakah kehidupan rumah...