Doy,
Mungkin kamu gak akan mau dengar penjelasan lisan dari aku. Jadi aku mau coba jelasin semuanya disini.Masalah aku yang gila kerja? Aku udah berhenti kerja sekarang. Aku sadar, seharusnya aku bagi lebih banyak waktu aku untuk kamu sama Jeno. Maaf untuk itu.
Masalah Jaehyun? Bunga dari Jaehyun? Makan berdua sama Jaehyun? Semuanya salah paham. Aku dapet banyak karangan bunga dari rekan artis dan staff MBC di hari terakhir kerja, bukan cuma dari Jaehyun. Waktu kamu liat aku ke kafe sama Jaehyun, aku udah jelasin kan, di kafe udah banyak rekan lain yang nunggu kita. Maaf karena aku berangkat sama Jaehyun dan itu bikin salah paham.
Masalah aku gak angkat telepon? Iya, aku bodoh. Aku bener-bener sibuk kemarin itu. Batre hpku cepet habis karena dipakai untuk hubungin staff dan lain-lain. Dan begitu hp mati, dan urusan dengan staff beres, aku simpen hp di tas sampai pulang. Maaf kalau aku terkesan lupain kamu sama Jeno.
Maaf. Cuma itu yang bisa aku ucapin.
Waktu Rena antar kamu pulang saat kamu mabuk, dia bilang kamu udah nyerah berhadapan sama aku. Kamu minta balikan sama dia. Apa itu benar? Apa kita gak bisa perbaikin semuanya? Apa udah terlambat? Rena juga bilang kamu sering keliatan stress gara-gara masalah di rumah. Maaf ya, kalau aku bikin kamu stress.Dua tahun lebih memang bukan waktu yang lama. Tapi itu juga bukan waktu yang singkat. Jujur aku gak mau semuanya berakhir begitu aja. Tapi sekeras apapun aku berusaha bertahan, aku tetap harus hargain keputusan kamu kan? Aku gak mau bersikap egois lagi. Surat gugatan cerai yang kamu buat udah aku tanda tangani. Aku sama Jeno pergi dulu ya, Doy. Aku butuh waktu untuk tenangin hati aku. Kalau kamu udah yakin sama keputusan kamu, kabarin aja kapan sidang perceraiannya.
Terima kasih untuk dua tahun yang berharga. Aku belajar banyak hal dari kamu.
Dari
Han Jina---
"Arrggghhhh!!!!" Doyoung memegang kepalanya yang bertambah pusing setelah membaca surat dari Jina.
Doyoung berusaha mengingat kejadian kemarin. Bagaimana ia bisa sampai di rumahnya, dan lain-lain. Namun kepalanya masih terlalu pusing.
Doyoung mencoba mengecek lemari baju dan benar saja, sebagian baju Jina dan beberapa perlengkapan Jeno sudah tidak ada.
Doyoung kembali ke depan meja rias dan melihat surat dari Jina juga surat gugatan cerai yang ia buat kemarin. Seingat Doyoung, terakhir kali ia menyimpan surat itu di tas kerjanya.
Doyoung tampak berpikir.
"Rena sialan!!" umpat Doyoung sambil merobek surat gugatan cerainya.
Doyoung baru saja meraih ponselnya dan hendak menghubungi Jina, namun tiba-tiba ponselnya berbunyi. Dari Lee Hyera, sekretarisnya.
"Halo?"
"Selamat pagi tuan Kim, maaf mengganggu. Hanya ingin mengingatkan, hari ini anda ada rapat jam 11. Apa anda sudah dalam perjalanan ke kantor?"
Doyoung melirik jam dinding yang ada di kamarnya. Pukul 9.50.
"Tolong batalkan rapat hari ini dan beberapa hari ke depan. Kosongkan jadwal saya. Saya ada urusan lain."
"O-oh.. Baik, tuan Kim. Tapi besok ada rapat penting. Kalau dibatalkan, resikonya perusahaan itu tidak jadi memakai jasa perusahaan kita,"
"Batalkan saja,"
"B-baik tuan Kim,"
Sambungan terputus.
Doyoung segera menghubungi Jina. Namun nihil. Tidak ada panggilan yang terjawab sampai sebuah panggilan dari nyonya Kim masuk ke ponsel Doyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOUS
FanfictionCerita tentang kita, Dan semua yang terjadi di antara kita Kisah kehidupan pernikahan Kim Doyoung dengan seorang wanita karir. Ketika Kim Doyoung dan istrinya sama-sama sibuk dan tidak punya waktu untuk keluarga kecil mereka. Apakah kehidupan rumah...