Tujuh

40.6K 1K 65
                                        

Is the love shot. Na na na nanana. Na... na na nanana😆😆😆😆😆😆😘😘😘😍😍😍😍😍😍


"Jangan. Kumohon..." Rossy memohon. Bagaimanapun. Senikmat apapun benda itu,Rossy tak ingin lagi mengonsumsinya. Tidak lagi.

Kelvin tak mengindahkan sama sekali. Ia terus memaksa Rossy untuk mengonsumsi benda haram itu.

Dengan keadaannya yang tak bisa berkutik,Rossy dengan terpaksa mengonsumsi barang itu hingga diambang batas kemampuannya. Ia mabuk.

Kelvin berdiri dingin menatap Rossy yang sudah ada dibatas kendali dirinya sendiri. Hari ini Kelvin tak berniat mengonsumsi benda itu. Ia lebih ingin fokus kepada Rossy. Sudah sangat lama ia ingin melakukannya.

Mafia itu berjalan mendekati Rossy. Lengannya terulur membelai lembut paha mulus Rossy. Dengan cekatan menampar paha putih itu.

"Akh!!!" Rossy merintih membusungkan dadanya saat tamparan itu berhasil membuat pahanya panas dan merah terbakar.

Kelvin meraoh sebuah blindfold hitam dan langsung memakaikannya kepada Rossy.

Sejenak ia duduk menatap tubuh Rossy yang terus menggeliat sensual.

Kelvin bingung kenapa ia merasa begitu pasrah pada pelepasannya dengan Rossy. Ia seperti pasrah melakukan apapun. Seakan pasrah akan terbakar atau tenggelam selama ia masih bisa melihat Rossy.

Terasa putus asa dengan cekatan yang kuat diantara kejahanamannya. Merasa lembek diantara kekerasannya. Dan merasa rendah diantara wibawanya.

Merasa cukup panas dan menyerah dalam menetralkan sesuatu bersama Rossy. Yang jelas wanita itu kini telah membuatnya menjadi tumpukan abu panas yang masih berkuasa.

Kelvin selama ini hanya berusaha untuk tak terbakar pada pelepasan dan batas kendali dirinya. Dan ia mampu melakukan itu. Namun makin kesini,ia makin tak yakin bisa mempertahankan diri.

Ia takut menjadi abu oleh Rossy dan meninggalkan semua yang selama ini sudah menjadi bagian dari diri dan hidupnya.

Secuil perasaan yang ia miliki pada Rossy masih terkubur. Ia hanya waspada jikalau suatu hari rasa itu justru menjadi sebuah keputus asaan besar dan panjang dalam hidupnya. Tentu ia tak mau terbaring lemah diatas tumpukan bara tanpa mendapat apapun. Ia ingin menepis segalanya untuk saat ini. Membiarkan tubuhnya hanya bergetar oleh klimaks dari sex yang ia jalani. Dan tak lebih. Itu tak akan terjadi.

Kelvin memandang Rossy dengan intens. Kesenangan sex nya bersama Rossy semakin bertambah. Meski ia tak tau magnet apa yang wanita itu miliki. Namun jelas terasa melayang saat mencapai sesuatu yang indah dan berkesan dalam pencapaiannya pada klimaks.

"Ke-kelvin..." Panggilan lirih itu membuat sang pemilik nama membuyarkan lamunannya.

"Aku disini." Kelvin menjawab serak.

"Aku mual." Ucap Rossy lagi

Kelvin pun dengan cekatan melepaskan Rossu

Rossy yang langsung berlari kesebuah pintu dan masuk kedalamnya yang didalamnya adalah kamar mandi.

Hoekk...Hoek...

Kelvin mendekati Rossy. Menyingkap rambut wanita itu sambil memijat lembut tekuk wanitannya.

Rossy langsung mencuci mulut dan seluruh wajahnya saat dirasa sudah cukup ia muntah.

"Ada apa? Kau baik?" Kelvin bertanya ringan. Tapi terdengar khawatir dari suaranya.

"Tidak tau. Aku sangat pusing." Rossy menjawab sambil memijat pelipisnya.

"Ini bukan efek obat terlarang itu." Kelvin menggumam.

IM YOUR BITCH,MY MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang