"Baik anak-anak. Kita akhiri pelajaran kita hari ini. Hasan, silahkan pimpin teman-temanmu untuk berdo'a." Ujar Maira, memberi kesempatan pada anak laki-laki yang duduk di paling depan untuk memimpin do'a sebelum mereka pulang ke rumah masing-masing.
Anak laki-laki berusia lima tahun itu maju. Dengan tas bergambar karakter Hero Captain Amerika yang lebih besar dari tubuhnya menempel di punggung mungil itu.
"Teman-teman, sebelum kita pulang, mari kita berdo'a. Berdo'a mulai." Ucap Hasan yang mulai memimpin do'a.
Teman-teman sebayanya mulai membaca do'a dengan kompak. Membaca surah Al-Fatihah dilanjutkan dengan surah Al-Asr. Setelah selesai membaca kedua surah tersebut, lantas anak-anak itu berhamburan. Bergantian menyalami tangan Maira.
Maira sedikit membungkukkan badannya menyejajarkan tinggi badannya dengan anak-anak. Senyum manisnya merekah tatkala bibit-bibit mungil itu mengecup punggung tangannya. Sesekali diantara mereka mengucapkan salam atau ucapan sampai jumpa.
Setelah memastikan bahwa kelas sudah kosong, gadis berusia 22 tahun itu merapihkan alat-alat tulisnya serta beberapa buku miliknya dan anak-anak kemudian langsung berjalan menuju ruang guru.
Ruang guru terlihat mulai sepi. Beberapa guru yang sudah menyelesaikan tugasnya, memilih untuk segera pulang, bertemu keluarga, menghabiskan sisa waktu bersama keluarga sebelum kembali beraktivitas esok hari.
Maira memasukkan barang-barangnya ke dalam tas punggung berwarna biru dongker. Setelah selesai dan memastikan tidak ada yang tertinggal, gadis berkhimar itu pamit pada seorang wanita yang terlihat sibuk dengan laptopnya.
"Bu Tari, saya pamit pulang duluan ya." Ujar Maira dengan sopan seraya menyalami tangan Bu Tari yang memang jauh lebih tua darinya.
"Hati-hati ya, Mai." Jawab Bu Tari.
Maira tersenyum seraya mengangguk. Kemudian keluar dari ruang guru.
"Assalamu'alaikum, Bu."
"Wa'alaikumussalam warahmatullah."
Saat berjalan di koridor sekolah yang sudah sepi, ada seorang anak perempuan yang Maira ketahui usianya baru empat tahun. Anak itu berlari kearahnya membuat jilbab putih yang dipakainya merosot dan sedikit menutupi wajah mungilnya.
"Bu Gulu!"
Ah lucunya..
Maira berlutut, merenggangkan kedua tangannya menyambut anak kecil yang sedang berlari kearahnya.
"Keisha, kenapa belum pulang? Jangan lari, sayang nanti jatuh."
Anak bernama Keisha itu tidak menghiraukan perkataan Maira. Keisha masih berlari hingga pada akhirnya ia berdiri di hadapan Maira. Maira tersenyum. Gadis itu merapihkan jilbab Keisha kemudian melingkarkan kedua tangannya di pinggang mungil anak itu.
"Keisha kenapa belum pulang?" Maira mengulang pertanyaannya.
Keisha mengerjakan matanya dengan lucu. Nafasnya terdengar tidak teratur. "Belum, Bu Gulu. Ummi Kei, belum jemput." Jawab Keisha dengan cadelnya yang membuat Maira gemas.
"Ini untuk Bu Gulu." Anak lucu itu menyerahkan setangkai bunga mawar merah yang terlapisi plastik dengan rapih. Maira menerima dan mencium bunga itu. Wangi. Dan Maira suka.
"Dari Keisha?" Tanya Maira memastikan.
Keisha menggeleng. "Bukan. Dali Om Ganteng, tadi."
Maira mengerutkan keningnya bingung. "Om Ganteng?"
"Iya. Omnya baik banget deh, Bu Gulu. Keisha di kasih coklat dua!" Ujarnya sembari memamerkan dua batang coklat yang ia dapatkan, dari orang yang dipanggilnya 'Om Ganteng'.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamu'alaikum Kekasih Halalku
Ficción GeneralIni kisah seorang manusia yang terbelenggu masa lalu. Tentang seorang lelaki yang memendam dendam, membenci takdir yang berlaku tak adil, juga membenci Tuhan yang tak pernah berpihak padanya. Kebahagiaan yang menghilang seiring dengan masa lalu yang...