01. {Coklat}

6.5K 511 6
                                    

"Tidak, kau seharusnya diam di sini dan bukan keluyuran tidak jelas di ruang tengah."

pemuda dengan hanya memakai kemeja putih kebesaran itu hanya bisa menunduk sembari memainkan kedua kakinya yang terbalut kaus kaki, merajuk karena sang dominan kembali menegurnya, ini sudah ketiga kali ngomong-ngomong.
Pemuda dengan wajah berbentuk huruf U tersebut mengangkat kepalanya, mencebikkan bibirnya sepanjang mungkin, bertingkah imut untuk menarik rasa kasihan sang dominan.

"Tidak lagi, Jeon Jungkook." ucap sang dominan dengan tegas. "Kau baru saja mencabut gigi grahammu. Tidak ada ice cream, coklat panas, permen kapas, ice cream-"

" kau sudah menyebutkannya."

"Dan tidak ada yang namanya bermain di ruang tengah." lanjut sang dominan dengan semakin tegas.

Jungkook semakin merenggut, bibirnya yang sedari tadi maju bertambah maju dengan kerutan samar di keningnya.
Pipinya yang masih bengkak bertambah bengkak saja ketika dirinya mengembungkan pipi, oh ayolah, Taehyung tidak bisa untuk berteriak gemas lalu mengijinkan Jungkook berkeliaran di ruang tengah sekarang.
Taehyung melonggarkan dasi kerjanya dengan terburu-buru, kedua tangannya ia simpan di atas pinggangnya, mencoba memperlihatkan pada Jungkook sang babyboynya, kekasihnya, dunianya bahwa ia tengah marah sekarang.

"Kenapa aku tidak boleh bermain di ruang tengah?" tanya Jungkook dengan suara pelan dan memainkan kuku lentiknya di lemari pakaian milik Taehyung, milik Jungkook juga sih karena Jungkook lebih suka memakai pakaian Taehyung daripada pakaiannya sendiri. "Aku kan tidak berjalan menggunakan gigi, hehe." sambung Jungkook mencoba brrcanda sembari tersenyum hingga kedua matanya mengkerut, masih berjuang menarik rasa kasihan sang dominan rupanya.

Taehyung terdiam, benar juga. Kenapa dia melarang Jungkook untuk kesekian kalinya bermain di ruang tengah?
Ia bisa membeli sofa baru jika Jungkook menghancurkan sofanya karena terlalu sering di injak, ia bisa mengganti karpet karena Jungkook sering kali menumpahkan coklat- Nah, itu dia.

"Karena kau suka sekali menyelinap masuk ke dalam dapur saat aku bekerja di ruanganku, tidak, tidak lagi. Cukup kemarin saja."

Taehyung berjalan menjauhi Jungkook sembari melepaskan jas kerjanya. Bukan, bukan karena ia marah tapi, tadi ia baru saja hampir kalah dengan tatapan kelinci sang bottom.
Sudah dua kali saja ia berakhir gemas dan membiarkan Jungkook berada di ruang tengah, tenggelam dengan berbagai jenis makanan di sekitarnya, dia tidak mau lagi menemani Jungkook yang tidak bisa tidur karena giginya kembali sakit, tidak.
Oh tentu saja dia mencintai kelincinya hanya saja, jika ia terus kurang tidur maka dia akan bangkrut, lalu Jungkook harus ia kembalikan lagi ke panti babyboy.

"Taetae~"

"Hyung~"

"Daddy?"

Taehyung membalik badannya dengan cepat saat Jungkook memanggilnya dengan suara di buat seimut mungkin, pertahanan Taehyung retak, tapi tetap tidak
-belum- menggoyahkan keputusannya bahwa 'Jeon Jungkok tidak boleh berada di ruang tengah dengan segala makanan manisnya'.
Taehyung kembali berbalik, berjalan sedikit cepat untuk memasuki kamar mandinya. Oh, kenapa kamar mandi terasa sangat jauh sekarang, sesungguhnya Taehyung ingin mendengar kembali panggilan Jungkook yang sebenarnya jarang ia dengar kecuali ketika melakukan kegiatan malam mereka.

"Daddy~ Aku akan berada di atas kasur tapi bisakah sambil memakan coklat batang? Daddy? Daddy? Daddy~"

Jungkook terus saja memanggil Taehyung yang sudah masuk ke dalam kamar mandi dengan panggilan kesukaan sang dominan.
Dengan menempelkan pipinya pada daun pintu, Jungkook terus saja melakukan itu berharap Taehyung keluar lalu memberikan kunci kamar mereka padanya dengan wajah gemas, Jungkook selalu tahu cara meluluhkan Kim Taehyung.

J e o n b b y x P a r k b b y || Taekook x YoonminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang