"Jin lepasin dulu, gue lagi masak" Pinta gue sedikit kesulitan karena pelukan si Hyunjin.
"Noonakan masak pakai tangan bukan pake pinggang"
Emang ya. Si tuan Hwang Hyunjin ini sangat pandai dalam berkata-kata sampai pengen gue tabok tu bibirnya.
"Bukan gitu, lepas dulu.. Nanti tangan lo kecipratan minyak" Pinta gue sekali lagi.
"Ngak mauuu.. kalo kecipratankan ada noona yang ngobatin"
Sabar Haemi.. Ingat, dia laki lo.. Batin gue.
"Serah Jin"
Gue melanjutkan acara masak-masak gue dengan Hyunjin yangg ada dibelakang gue.
Gue pen marah sama bocah ini tapi ntar gue dosa. Kemana gue pergi, dia nempel terus sama gue.
"Omuricenya mau pake cumi?" Tanya Gue
"Ngak noona. Kek gitu aja" jawab si Hyunjin
"Ok"
"Jadi tambah cinta deh Hyunjin" goda Hyunjin.
Anak ini lama-lama makin menjadi-jadi aja gue lihat. Semakin bertambah bahan gombalan dia.
"Alay"
"Biarin. Emang betul kok" balasnya
Gue ngak ngeladenin si Hyunjin. Gue ngelanjutin acara masak-memasak gue sampai selesai.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gue meletakan Omurice dan steak diatas meja. Hyunjin yang minta untuk dimasakin menu ini.
"Udah lepasin.. Duduk sana biar gue ambil minum" Pinta Gue sambil melepaskan pelukan Hyunjin.
"Ngak mau.. Pen ikut juga" Hyunjin malah semakin mengeratkan pelukannya dipinggang gue.
Akhirnya, gue mencubit pelan tangan Hyunjin dan akhirnya dia melepaskan tangannya.
"Aww.. Sakit noona" ucapnya sambil mengelus tangannya yang habis gue cubit tadi.
"Makanya dengerin gue ngomong. Udah sana duduk kalo ngak gue masuk kamar dan ngak peduliin lo" ancam gue.
"Aaiiss iya iya.." jawabnya sambil cemberut dan mulai duduk dikursinya.
Sebenarnya gue pengen ketawa lihat dia cemberut seperti itu.
Gue mulai mengisi gelas dan meletakkan gelas tersebut dekat Hyunjin.
Gue berjalan kearah kursi yang ada disebarang Hyunjin.
"Waaahhh.. kelihatannya enak. Ayok kita makan noona tapi jangan lupa doa dulu"
"Hehehe.. Iya-iya "
Selesai berdoa, gue dan Hyunjin makan dalam diam, sesekali dia memuji masakan yang gue bikin.
"Ennyyak noonaa.." ucapnya dengan mulut yang penuh dengan makanan. Pengen rasanya gue uyel-uyel tuh pipi. Gemesin banget.
"Makasih ya, tapi habisin dulu yg dimulut baru ngomong Jin"
Gue senang.. Hyunjin suka dengan masakan gue.
Setelah makan, Hyunjin bantuin gue mencuci piring dan peralatan makan yg kotor dan setelah itu kami duduk di rooftop sembari menikmati pemandangan malam.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Iya.. Ada apa Jin" ucap gue sembari mengusap rambut Hyunjin.
"Makasih ya, udah mau jadi bagian dari hidup Hyunjin" ucap Hyunjin menatap gue.
Gue mengelus pelan pipi Hyunjin. Dapat gue rasakan ketulusan dari Hyunjin.
Kadang gue merasa kalau gue bukan istri yang baik. Kadang gue terlalu acuh dengan Hyunjin.
Emang awalnya gue ngak ada perasaan sedikitpun dengan Hyunjin. Namun seiring waktu berjalan, gua sudah membuka hati dan menerima dia sebagai suami gue.
Hyunjin suka bertingkah kekanakan tapi ada kalanya dia bisa bersikap tegas.
"Iya sayang.. Noona juga" balas gue sambil tersenyum dan diikuti oleh Hyunjin.
Hyunjin mulai mempersempit jarak diantara kami. Gue tahu apa yang akan dia lakukan.
Gue penjamkan mata ketika wajah Hyunjin mulai mendekat. Beberapa saat kemudian, gue merasakan benda kenyal menempel dibibir gue.
Hyunjin mencium gue beberapa detik. Dia menatap Gue sambil tersenyum hingga matanya tinggal segaris.