CDS 45

83 7 0
                                    

Ting

Merindukanmu sangat...

Kalimat itu sederhana namun Prilly merona. Dengan cepat dibalasnya pesan itu.

Miss u too Honey...

Hari pertama kerja

semoga sukses...

dan jangan tepe tepe lihat yang cantik dan MUDA

Tak lama sebuah pesan masuk kembali ke benda yang dipegangnya.

Tenang aja, Yang...

Kecantikan perempuan lain dah diambil kamu semua

Wajah Prilly memerah kembali saat membaca kalimat itu. Tak lama sebuah pesan kembali masuk.

Kamu sehat-sehat ya....

Doakan aku cepat sukses biar punya bekal menghadap Tuan Mahendra

Membaca barisan pesan dari kekasihnya, Prilly senang bukan main. Baginya Aly adalah moodboster.

***

Memasuki kantor Prilly merasakan ada yang berbeda. Ia tidak lagi menyaksikan karyawan perempuan bergerombol di lobi. Tidak seperti saat ia bersama Aly.

Dengan langkah cepat, Prilly berjalan menuju lift direksi, namun telinganya samar samar mendengar percakapan.

Ga enak ga ada Mas Aly lagi... ga ada yang bikin semangat kita tiap hari

Si ganteng dah pergi dan baik hati itu pergi. Sepi dah kita.

Sumpah moodboster udah ga ada... apa jadinya kita ya...

Mendengar apa yang dibicarakan mereka membuat Prilly senang dan kesal. Kesenangannya karena lelakinya terbebas dari perempuan lain.

Prilly langsung memasuki lift. Perlahan lift bergerak. Dari kaca yang melapisi dinding, ia hanya melihat bayangannya sendiri. Tak lama lift berhenti dan Nina sudah menantinya di sana.

"Selamat Pagi, Bu." ujar Nina.

"Pagi, Na."

Berjalan ke arah pintu besar dengan Nina di belakangnya.

Klik

Aroma Mawar menyeruak dari dalam ruangan. Prilly terkejut. Ia pun menghadap Nina. Terlihat bahu yang terangkat.

Di meja kerjanya sudah ada buket Mawar Marah yang sangat indah. Dengan cepat Prilly mencium kelopak-kelopak yang sedang bermekaran. Hemmmmm.... hemmmmm....

Mata hazel terbelalak. Sebuah kartu di sana.

Tetap menjadi aroma dalam hidupku

A.P

Prilly tidak mampu menyembunyikan kebahagiaannya. Ia bagaikan perempuan paling beruntung....

Benda di tangannya pun segera dibuka dengan pinger print. Sebuah kontak dicarinya dan segera disentuhnya.

"Hon...."

"Ehhh... Waalaikumsalam. Honey..... "

...

"Udah Hon. Aku suka banget.... "

...

"Iya. Love u too."

Percakapan itu pun selesai. Prilly masih memandangi bunga yang bermekaran itu. Namun ia tersadar jika ada Nina bersamanya. Setelah menetralkan suasana hatinya, ia segera menghadap sekretarisnya.

CINTA DI UJUNG SENJA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang