Part (18)

1.7K 225 167
                                    


"Jika kamu berjuang sepertiku
Bisakah kita membuat segalanya sedikit lebih mudah? Aku seharusnya memperlakukanmu lebih baik ketika aku memilikimu."

(Bigbang-If You)

#Yeri pov.


Keesokan paginya...

Aku terbangun dan perlahan membuka kedua mataku yang masih terasa berat, aku melihat langit-langit kamar yang bukanlah langit-langit kamarku. Tapi sebelumnya aku pernah melihatnya.

Ini adalah kamar Jungkook oppa. Tapi mengapa aku bisa tidur disini semalam?

Perlahan aku beranjak dari berbaringku dan melihat sesuatu yang sangat menarik indera penglihatanku. Dimana cd dan braku berada di atas ranjang.

Jadi sekarang? Aku telanjang?

Aku membuka selimut yang tengah menyelimutiku dan mendapati tubuhku polos tanpa sehelai benangpun. Semalam pasti terjadi sesuatu padaku dan ketika aku bergerak sedikit saja, bagian intimku terasa sedikit ngilu dan itu membuktikan bahwa semalam memang terjadi sesuatu.

Tak lama aku mengalihkan pandanganku pada sosok namja yang baru keluar dari dalam kamar mandi sembari mengeringkan rambutnya.

"Kau sudah bangun sayang?" tanyanya sembari tersenyum, senyuman polos tak berdosa. Padahal apa yang telah dia lakukan kepadaku adalah hal yang sangat ku benci. Dia meniduriku lagi.

Jeon Jungkook duduk di sisi ranjang dan menatapku dengan senyuman. "Apa kau merasakan sakit di area intimmu?"

Pertanyaan itu benar-benar membuatku muak, aku yakin di balik wajah polosnya itu ada kemunafikan yang dia sembunyikan.




















PLAKKKK

Aku mendaratkan tamparan keras di pipinya hingga ia tampak terkejut. "Brengsek! Apa yang telah kau lakukan padaku?"

"Apa maksudmu? Bukankah---"

"Kau pasti yang menjebakku." potongku karena aku tak akan mungkin dengan suka rela mau melakukan semua ini.

Ah iya, aku ingat semalam! Dia memberiku minuman yang ku yakini ada campuran sesuatu karena setelah aku meminumnya, aku mulai merasa panas sampai tidak tertahankan.

Dan dalam keadaan setengah sadar aku mulai mendekatinya, melakukan hal yang mustahil kulakukan saat sadar. Aku yakin semua ini adalah ulah Jeon Jungkook karena dia memang begitu licik.

Aku beranjak dari atas ranjang lalu masuk ke dalam kamar mandi untuk memakai kembali pakaianku, setelah itu keluar dan masih mendapatinya tengah berdiri di tempat yang sama.

"Yerim-ah, dengarkan aku dulu." pintanya hendak menghampiriku namun aku lebih dulu pergi meninggalkannya.

Karena aku yakin semua ini adalah ulah Jeon Jungkook, aku pergi untuk mencari barang bukti agar bisa membuktikan kalau namja itu memang licik dan tak akan pernah berubah meskipun perlakuannya padaku begitu manis. Dia tetap Jeon Jungkook yang sama.

Aku mengambil gelas yang kemarin malam airnya ku minum. "Minuman ini, bukankah kau yang memberikannya padaku?"

"Tapi Yerim, apa maksudmu? Itu hanya minuman biasa." jawabnya dengan begitu polos, seolah-olah dia tidak tau apa-apa.

Aku menuju ke dapur untuk mencari barang bukti yang lain, di setiap laci dan lemari. Hingga aku menemukan botol kecil di dalam sebuah laci. "INI APA?!"

"Tunggu Yerim! Aku tidak tau, itu bukan milikku." sanggahnya yang tak bisa kupercaya sama sekali.

Aku mengambil ponselku untuk kemudian bertanya pada orang lain melalui internet, tentang isi dari botol kecil ini. Setelah itu aku mendapatkan jawabannya.

Hopeless LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang