Day 5

4.6K 861 61
                                    

Gue terbangun di sofa yang berada di dalam kamar Ken, seorang diri. Gue bahkan tidak menemukan tanda-tanda keberadaan Ken di kamar itu. Gue tebar pandangan ke sekeliling dan semua masih berada di posisi yang sama, bahkan selimut di ranjang Ken yang sempat sedikit berantakan oleh ulah kami juga masih seberantakan semalam. Perlahan gue bangun dari sofa dan berjalan keluar kamar, dan sialnya gue berpapasan dengan Mrs. Ong tepat saat gue keluar dari kamar Ken. Senyumannya jelas mengandung magna mendalam, mungkin dia berpikir bahwa telah terjadi sesuatu di antara kami semalam.

"Hampir . . ." Batin gue sebelum gue membalas senyumnya dan bertanya, mungkin dia tahu dimana keberadaan Ken. Dia memberi tahu bahwa Ken ada di ruang kerjanya.

"Sejak semalam?" Batin gue bingung, sebelum akhirnya gue meminta ijin untuk memberikan cangkir kopi yang di bawa Mrs. Ong dalam nampan kecilnya kepada Ken. Gue melangkah perlahan dan mengetuk pintu di hadapan gue, tapi saat gue berdiri beberapa saat untuk memastikan adanya jawaban, tapi tidak ada jawaban, jadi tidak ada pilihan lain selain mendorong handle pintunya dan masuk perlahan. Gue melihat Ken terkejut begitu gue yang masuk kedalam ruang kerjanya. Dia tampak sedang duduk di sofa dengan wajah yang kusut karena mungkin saja dia tidak tidur semalaman.

"Kopi . . ." Gue menyodorkan cangkir kopi untuknya, dan dia tersenyum sekilas, seolah ingin menyembunyikan semua kekusutan di wajahnya. Meski dia mengambil alih kopi dari tangan gue, tapi tidak langsung menyeruputnya, dia justru meletakan kopi itu di meja yang ada di hadapannya. Kemudian mendongak menatap gue, menarik tangan gue hingga gue jatuh ke pangkuannya. Oh sialan . . . semua sel dalam tubuh gue seketika menjerit seolah baru saja tersengat aliran listrik begitu gue berada di pangkuannya.

Dia menjatuhkan kepalanya di pundak gue, dan menyembunyikan wajahnya di dada gue. Seperti seorang anak umur lima tahun yang butuh perlindungan dari ibunya. Mungkin beban yang harus dia tanggung sangat berat sampai dia hampir tak sanggup lagi. Gue meletakkan nampan kecil di tangan gue dan memeluknya. Kami tidak bicara, dia hanya membenamkan kepalanya semakin dalam dan gue memeluknya semakin erat. Rasanya seperti dia ingin mentakan ke gue bahwa semuanya menjadi rumit, dan gue sebaliknya, gue pengen dia tahu bahwa di titik terendah hidupnya, gue akan ada disisinya, meski gue sempat dengan bodoh berpikir untuk lari.

"Sorry for last night." Katanya meminta maaf untuk dosa besar yang gagal kami lakukan bersama. Harusnya dia tidak meminta maaf, karena jujur saja, gue bersyukur selamat dari apa yang hampir kami lakukan semalam.

"Just take it slow." Gue mencoba membesarkan hatinya dan membuat semuanya menjadi jelas, bahwa gue tidak menginginka "malam itu".

"Hem . . ." Dia menarik nafas dalam, menatap gue sekilas kemudian kembali membenamkan kepalanya dalam pelukan gue.

"Saya bekerja selama lima tahun dibawah tekanan Mss. Cathala, mungkin saya bisa bantu." Mungkin dia butuh sekretaris saat ini, yang bisa membantunya melakukan banyak hal di rumahnya untuk urusan penjualan aset atau apapun itu.

"Saya hanya butuh kamu di sini, seperti ini, beberapa saat tanpa ada yang mengganggu." Katanya masih dalam pelukan gue. Dan kami kembali terdiam, masing-masing menikmati suasana seperti ini, begitu damai, hangat, tanpa pertengkaran atau adu argument.

***

Gue berada di kamar gue sementara Ken masih di dalam ruang kerjanya setelah sempat mandi dan memakan sarapan paginya. Tiba-tiba gue punya keberanian begitu besar untuk bertanya pada Mss. Chatala tentang kondisi Ken yang sebenarnya melalui pesan sinkat. Kami bahkan berbalas pesan singkat seolah kami adalah sahabat.

"Apa yang sebenarnya terjadi pada Mr. Ken?" tanya gue dan tak berapa lama dia menjawab.

"Ken baru saja melepas sahamnya dengan harga rendah di bursa saham demi mendapatkan uang yang cukup untuk membeli kembali saham di perusahaan ayahnya." Balas Mss. Chatala.

My New Boss #Googleplaybook #JE Bosco PublisherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang