You Again

4.9K 690 33
                                    

Setelah sempat nggak berangkat kantor sehari akhirnya gue berangkat. Badqn gue lemas dan pusing, ternyata tekanan darah gue drop.

"Kecapean." Kata dokter yang periksa gue kemarin di IGD rumahsakit plat merah dekat rumah.

"Asam lambung naik, stressnya di kurangi." Imbuh dokter muda itu.

Bagian nomor dua yang susah, mengendalikan stress. Nggak tau kenapa gue kepikiran soal si bos terus. Ngeri aja kalau besok pagi gye lihat berita atau baca portal online isinya pria muda berdarah campuran Jepang meninggak fi apartmentnya karena overdosis, gantung diri, atau menyayat pergelangan tangannya. Atau dia justru nggak akan muncul sama sekali dalam kehidupan gue lagi. Argghhh... gue benci menebak-nebak begini.

Mobil bokap nganggur di rumah, dan akhirnya gue pakai ngantot hari ini. Sepanjang jalan, gue keinget pesen emaknya Mikha soal si bos. "Seumur petualangan cinta gue, emang ada sih type pria friendly yang bisa bikin semua cewe deket dia baper. Bukan karena dia sengaja tebar tabur pesona, tapi dia emang effortless gitu mempesonanya."

"Ibarat kata, dia bengong aja udah mempesona."

Ah, sialnya si bos itu juga walaupun lagi bengong di depan komputer entah mantengin apa, dia udah kelihatan mempeaona banget.

Pim Pim

Sompret, . . . mikirin si bos bikin gue nggak ngeh kalau ternyata lampu lalulintas udah menyala hijau. sampai gue harus di treakin sama klakson mobil di belakang gue.

***
Gue sampao di ruangan gue dan melihat Mss. Chatala keluar dari ruangan si bos.

"Kopi saya." Katanya cepat kemudian meletakan setumpukan map di meja gue.

"All rejected, koreksi part yang saya warna merah."

Ini gue mimpi apa ya? Mss Chatala?

"Hello, Mss Chatala is back. " Dia menurunkan kacamatanya dan menatap ke gue dark atas kacamatanya itu.

"Mr. Tanaka sekarang Direkcur regional Asia, jadi saya balik lagi jadi bos kamu."

"Hah?!"

"Kok hah?" Tanyanya bingung.

"Eh, . . . . maksud saya hai . . ."

"Hai, by the way kopi saya, NOW . . .!!"

"Yes mam."

Gue berlari menuju pantry, gur bahkan nggak tahu ni nenek lampir kapan datengnya, kok tiba-tiba udah di sini aja.

Dan, kalau si bos akhirnya menjadi direktur region Asia, itu berarti dia mengambil keputusan untuk menerima Amie?

Well, ok. Bukannya ini yang gue harapkan Bi? tanya gue dalam hati. Dan sambil mengaduk kopi untuk Mss. Cathala mata gue terus berair. Pertrmuan di villa itu adalah pertemuan terakhir gue sama dia. Kenapa gue bahkan nggak berkesempatan mengucapkan salam perpisahan sama sekali?

Entah berapa lama gue mengaduk kopi itu dan entah apa rasa kopi itu, gue hanya terus mengitari tepi cangkir dengan sendok kecil di tangan gue menyisakan bunyi tabg ting tang ting.

"Permisi bu." Seseorang masuk ruangan dan itu adalah Diman, OB di kantor. Cepat-cepat gue mengusap air mata gue.

"Ya pak." Senyum palsu gue.

"Kopinya di tunggu Mss. Chatala." imbuhnya.

"Oh udah kok."

"Biar saya antar bu." Katanya dan gue menyerahkan kopi itu pada kuasa Pak Diman. Kemudian memilih untuk ke toilet membasuh muka gue.

My New Boss #Googleplaybook #JE Bosco PublisherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang