neun

2.8K 482 47
                                    

Haloo.. Apa kabar?? Heheh maap malah ngalor:(











Gue mencoba mengabaikan dua orang yang sedang mengobrol dan bercanda dengan posisi enggak jauh dari gue. Iya, itu Arin bersama kak Winwin. Pada akhirnya gue bilang ke Arin kalau Kak Winwin pernah menanyakan dirinya lewat gue.

Maaf Xiaojun.

Gimana ya, gue juga berasa jahat kalau terus menyembunyikan hal tersebut. Gue gak mau aja nanti dia sendiri yang tahu dari temannya Kak Winwin, lebih-lebih lagi takutnya teman kak Winwin akan berkata Loh, Winwinkan sering nanyain lo lewat Anna.

Bisa dipastikan hubungan pertemanan gue sama Arin enggak akan baik-baik aja.

" Ngapain?", gue mendongkakan kepala ke atas. Menatap seseorang yang tadi menyapa gue. Di dapati Hendery yang sedang tersenyum kecil.

Gemes.

" Eh, Hendery. Lagi duduk aja", jawab gue seadanya. Mata gue sedikit melirik ke arah depan. Hendery juga ikut melirik.

" Oh, cemburu ya?", tanyanya pada gue. Hendery lantas mendudukan dirinya di samping gue.

" Ha? Maksudnya? Gak ngerti", jawab gue.

Gue bukan pura-pura gak ngerti. Tapi emang gue bener-bener gak ngerti soal pertanyaan Hendery itu.

" Tadi lirik ke depan tuh matanya. Cemburu ya", sahut Hendery.

Gue cuma menatap Hendery dengan malas. Tahu apa dia.

" Gue ngelirik Arin cuma mastiin dia ngobrolnya udah selesai apa belum. Soalnya dia minta tungguin pulangnya", jawab gue.

" Oh", lirih Hendery.

" Terus, ngapain duduk di sini?", tanya gue ke Hendery.

Gue lihat ekspresi Hendery sedikit gelagapan, sebelum dia dengan cepat mengembalikan ekspresinya kembali tenang.

" Mau pulang bareng gak?", tanya Hendery.

" Gue pulang bareng Arin", jawab gue.

" Paling barengnya pas sampe Halte doang. Kan rumahnya beda arah sama Arin", katanya.

" Iya sih. Tapi makasih ya tawarannya. Gue naik busway aja", jawab gue.

Agak gak enak sih, gue nolak tawaran Hendery untuk pulang bareng yang kedua kalinya. Tempo lalu, ketika gue sama Hendery dimintai untuk membuat tugas kpup. Gue menolak pulang bersamanya.

Bukan apa-apa, gue gak mau kalau ada gosip-gosip soal gue sama Hendery. Waktu gue sering pulang bareng sama Xiaojun aja, banyak yang gosip. Walapun pada akhirnya teman-teman tahu gue sama Xiaojun emang sedekat itu.

Eh, ngomong-ngomong soal Xiaojun. Dia sudah pulang lebih dulu. Sebab, mamahnya Xiaojun meminta ditemani belanja. Memang anak berbakti Xiaojun itu.

Hendery sudah bersiap berdiri, tapi tangan gue menahan tas yang selalu ia slempang di bahu kanannya untuk kembali duduk seperti semula.

" Kenapa?", tanya Hendery.

" Soal itu eum... ", gue sedikit menjeda. Karena gue pikir ini sensitif sebab berkaitan dengan soal privasi seseorang.

" tempo lalu yang lo bilang Kak Winwin itu berbeda kalau siang dan malam. Maksudnya gimana? Gue gak ngerti",

" Oh, itu. Cepat lambat juga bakal nemu jawabannya. Rumah kamu dan Kak Winwin juga satu daerahkan?", katanya.

That kamu. Memang sih selama ini Hendery gak pernah mengeluarkan istilah lo kalau berbicara. Dia lebih suka menggunakan gue atau kamu.

•Different side•- WinwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang