dreizehn

2.6K 462 24
                                    

HELOOO Ada yang masih baca ini gak sih? Wkwk maaf ngaret banget ini. Soalnya bingung heheh:")

--o0o--





Kak Winwin, gue enggak tahu sejak kapan setiap malamnya dia sering banget nongkrong bersama Kak Johnny dan teman-temannya. Sebelumnya gue gak pernah tahu kalau Kak Winwin sering nongkrong di sana. Kak Johnny juga gak pernah cerita soal kalau dia sekarang dekat sama Kak Winwin.

Tapi malam itu, kalau enggak salah gue mau pergi keluar bersama orang yang gak penting sebut saja Xiaojun. Biasanya emang gue gak mau keluar malam-malam lagi semenjak insiden bertemu geng motor tempo lalu. Gue juga masih penasaran siapa yang pernah nepuk kepala gue. Tapi gue gak berani keluar hanya berlaku ketika gue sendiri, kalau gue sama teman sih berani.

" Eh, itu Kak Winwin bukan sih?", senggol Xiaojun. Gue menatap dia aneh, tapi lantas mengedarkan pandangan ke arah yang ditatap Xiaojun.

" Lah iya? Sejak kapan dia nongkrong di situ sama abang gue?", tanya gue terheran-heran.

" Lu juga gak tau dia sering nongkrong di situ? Padahalkan itu nongkrong deket gang rumah lu", kata Xiaojun.

" Enggak. Gue jarang keluar, kak Johnny juga gak pernah cerita ke gue",  balas gue.

" Udah ah gece. Serah dia mau ngapain jugakan bukan urusan gue. Mending buru dah sih Arin udah nungguin kayanya deh",

" Oh iya bener. Kasian princess gue sendirian", katanya. Gue hanya memutar bola matanya malas dan lantas menaiki motor Xiaojun.

" Lagian juga lu udah ada Henderykan", katany lagi.

Tanpa babibu lagi gue lantas mencubit pundak Xiaojun. Dia tuh kayanya pengen banget liat gue sama Hendery pacaran. Soalnya tiap saat kalau ada Hendery sering godain gue seperti suka suit suit. Malah pernah dia bilang " Eh Hendery dicariin Anna", terus Hendery beneran nyamperin gue anjir. Dan di situ gue gak tahu lagi harus berbuat apa.





--o0o--




Oh iya gue belum cerita ya kenapa gue sama Xiaojun mau ketemu sama Arin. Jawabannya emang tugas kelompok ini yang mau gak mau kita harus kerjain bersama. Emang sih kalau setiap ada tugas kelompok apalagi bertiga tanpa berpikir panjang kita memutuskan bersama. Karena emang udah klop banget sih.

Gue sama Xiaojun udah nyari Arin kemana-mana. Tapi enggak ketemu gak taunya dia mampir ke toko baju. Gue udah hampir menghujat soalnya dichat maupun ditelepon juga gak dibales.

" Maaf ya kawan. Hehe. Lupa kalau kita di sini mau kerkom", kata Arin.

Gue cuma menghela napas panjang lalu memasang muka bete. Beda sama Xiaojun yang diam-diam aja, memaklumi perilaku Arin. Padahal gue udah bilang kalau ada tugas jangan kerjain di mall kerjain ada di perpusnas. Tapi dipikir-pikir lagi mana ada ya perpusnas buka malam-malam.

" Yaudah, yuk. Mau kerjain dimana?", tanya Xiaojun.

" Mcd kuy", balas gue.

" Richeese aja sih", kata Arin.

" Okey Richeese", kata Xiaojun pada akhirnya.

•Different side•- WinwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang