50

1.7K 75 2
                                    

Selamat membaca kisah Alen dan Alex

Budayakan vote dan komen setelah membaca cerita ini

Budayakan vote dan komen setelah membaca cerita ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tidak ada alasan untuk jatuh cinta"
***

#Happy reading!

Mata Alen terus saja mengarah pada dua cowok di hadapan nya yang sedang membicarakan entah hal apa,Yang bisa Alen dengar hanya lah mereka membicarakan 'Quensa' itu saja.Selebihnya ia tidak tahu tetapi jika soal Quensa malah membuat nya tidak ingin tahu sama sekali.

Alen melirik arloji berwarna coklat tua dengan perpaduan warna hitam yang melingkar di tangan nya,Jam menunjukkan pukul tujuh kurang sepuluh menit sebenarnya mereka sudah sampai pukul tujuh kurang lima belas menit tetapi karena obrolan kedua cowok di hadapan nya itu begitu terlihat serius,Ia harus menunggu sudah lima menit disana.

"Bisa cepetan gak ngobrol nya?udah jam berapa ini?"Sudah tiga kali Alen mengatakan itu namun naas nya tidak diperdulikan oleh kedua cowok ini.

Karena sebal,Akhirnya Alen memilih untuk berjalan meninggalkan kedua cowok itu dengan bergelimang rasa kesal karena sedari tadi diacuhkan dan tidak di perdulikan,Mereka asik sendiri.

"Ngeselin banget sih!Masa daritadi ngomong dicuekin mulu,Emang nya ga denger apa?suara gue se kecil apa emang?"Alen terus saja menggerutu sendiri dengan kaki yang melangkah sampai di lapangan dan ia pun tinggal berbelok ke arah kanan lalu melewati toilet perempuan dan dua ruangan setelah nya ia langsung sampai di kelas nya.

Namun saat ia melewati toilet perempuan ada tiga murid perempuan yang seangkatan dengan nya terus memperhatikan nya,Bahkan Alen mendengar perkataan mereka.

"Enak ya punya pacar pemilik sekolah pantesan aja selalu dapet perlindungan terus kalo ada yang macam-macam pasti dikeluarin sama Alex,Ih ngiri deh gue."

Alen hanya melirik ke arah mereka sekilas,Lalu kembali menatap ke arah depan dengan dahi yang berkerut"Mereka tau dari mana?"Cewek ini terus menanyakan pertanyaan ini berulang kali dalam hati nya.

Sesungguhnya Alen tidak pernah memperdulikan status Alex dia juga tidak berniat untuk meminta perlindungan karena ia hanya mencintai seseorang.Tidak salah bukan?lagipula mencintai tidak perlu alasan bukan? Bagi Alen,Alex adalah orang yang dikirimkan oleh tuhan melalui jalan takdir sebagai cowok yang selalu ada untuk nya menemani dirinya di masa sulit.

Alen menghela nafas panjang sebelum akhirnya ia kembali berjalan sampai ke kelas.

Saat sudah berada di ambang pintu kelas,Alen diperhatikan oleh seisi kelas termasuk sahabat nya sendiri.

Alen hanya menggedikkan bahu kemudian melangkah masuk dan duduk di tempat yang seharus nya.Tetapi fikiran Alen terus saja tertuju pada satu arah"Ada apa sih?"

Rosa yang duduk di sebelah Alen akhirnya buka mulut untuk berbicara pada Alen"Alex anak pemilik sekolah?"Pertanyaan itu lah yang pertama kali di ajukan untuk Alen.

Alen menoleh sorot mata nya penuh dengan rasa bingung"Kok kalian tau sih?siapa yang ngasih tau?"Kali ini Alen malah balik bertanya dengan kedua tangan ia lipat di atas meja.

"Gue gak tau,Yang pasti berita ini udah sampai ke penjuru sekolah Len."

"Kok bisa?"Alen menautkan alis.

Rosa menggedikkan bahu"Gak tau,Gue tanya lo sebenarnya tau kan kalo Alex anak pemilik sekolah secara lo kan pacar nya."

Alen tidak bisa berkata apa-apa lagi ia hanya bisa mengangguk pelan.

"Kenapa lo ga bilang sama kita?"

"Maaf,Alex cuma mau hal ini di rahasia in dia ga mau teman-teman nya mandang dia aneh katanya dia risih dan dia juga ga mau menyombongkan status nya itu."Alen jujur.Memang benar itu lah alasan Alex merahasiakan status nya sendiri.

Kali ini Alen sadar mengapa kedua cowok itu begitu serius mengobrol tadi,Ternyata membicarakan hal ini.

Alen menatap ke depan setelah melihat Alex memasuki kelas dan tatapan dari teman-teman nya tertuju pada nya membuat Alen menggigit bibir bawah nya karena melihat ekspresi Alex yang terlihat hanya santai meskipun ia tau bahwa cowok itu sedang risih.

Cewek dengan rambut berwarna gold yang dikuncir dengan rapih ini memperhatikan ke depan,Meja milik Quensa kosong.Berarti si ular itu tidak masuk hari ini.

Alen mengucap syukur berkali-kali dalam hati setelah mengetahui itu,Tapi ada yang janggal disini mengapa Quensa tidak masuk bersamaan dengan tersebar nya berita ini?Ah biarlah.

"Alex..,"

Alex menoleh ke arah Alen"Apa?masih pusing kepala nya?"

Alen menggeleng sambil tersenyum"Bukan itu."

"Apa?"

"Keluar yuk."Tanpa babibu lagi,Alen menarik pelan tangan Alex untuk keluar dari kelas karena ia harus membicarakan hal ini.

Alen membawa Alex untuk duduk di kantin,Dan syukurlah disana sedang sepi jadi ia bisa bebas mengobrol tanpa harus mendapat tatapan dari siapapun.

"Mau makan?"

Alen menggeleng cepat"Enggak."

"Ini kenapa jadi pada tau sih?"

"Kata Aldo gara-gara Quensa."

Alen terbelalak,Sungguh ia kesal sekali dengan Quensa andaikan cewek itu masuk sekolah hari ini ingin sekali ia menjambak rambut cewek itu.

"Ga ada otak."

🍁🍁

Kalo kata Alen buat Quensa itu:
'GA ADA OTAK'

Oh iya aku baru kepikiran sekarang,
Kan cerita teman-teman Alen&Alex itu udah jarang aku ceritain aku udah putusin buat bikin cerita itu secara terpisah.

Tapi Rosa sama Diky kayanya engga karena menurut aku tidak ada lagi yang perlu di perpanjang.

Jadi buat kalian yang suka pasangan Lala&Farrel/Kaila&Jordy
Bakal aku bikinin cerita terpisah untuk kedua pasangan ini.

Setuju gak?

SEE YOU:)

R/


AL [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang