Kelas Olimpiade

51 26 2
                                    

    Elyza berangkat pagi seperti biasanya, dia sangat suka suasana pagi di sekolahnya. Saat dirinya berada di kelas, hanya senyuman dan juga kenikmatan yang ia tunjukkan seperti biasa selalu mendengarkan musik menggunakan earphonenya.

Tak lama kemudian...

    Elyza terkejutkan oleh sosok kedatangan Kafa, ia berfikir bahwa Kafa datang ke sekolah sepagi ini mungkin karena ingin mengerjakan tugas.  Itu yang ada di pikiran Elyza. Siapa sangka?  Ternyata Kafa sama seperti Elyza, ia suka menikmati suasana pagi di sekolahnya terutama di kelasnya.

    "Lo, disini pagi-pagi pasti suka kan dengan suasana pagi disini?" Tanya Kafa kepada Elyza.

    "Eh...  Ehm.. Hm... Lo kok tau sih gue suka suasana pagi?  Jangan-jangan lo dukun ya yang bisa baca pikiran gue? " Jawab Elyza pada Kafa.

    Kafa yang mendengar pembicaraan Elyza terkekeh pelan.  Dia takjub dengan Elyza, karena kepribadian nya yang membuatnya ingat seseorang yang pernah hadir dalam kehidupannya.

    "Gue bukan dukun, gue juga ngerasain yang lo rasakan. Gue setiap pagi selalu di kelas buat menikmati suasana pagi." Penjelasan Kafa yang membuat Elyza menatapnya heran.

    "Oh... " Jawab Elyza dengan padat, singkat,  dan jelas.

   "Harus banget pakek earphone setiap saat?" Sindir Kafa dengan sindiran mengejek

   "Suka-suka aku lah bukan urusan lo juga." Ucapku dengan sewot

    Setelahnya hanya ada keheningan diantara mereka berdua, mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.  Tak disangka ada salah satu murid datang yang membuat pikiran mereka berdua membuyar.  Kafa dan Elyza sadar bahwa akan ada orang yang akan datang lagi. Karena ini sudah menunjukkan jam 06.15 WIB.

    "Heh Bro... Lo gue cariin di rumah udah pergi aja lo. Gue pengen mastiin lo tidak apa-apa, kalau pergi pamit dulu bisa kan?" Ucap Nathan kepada Kafa

    "Sorry, gue keburu banget jadi nggak sempet pamit.  Jadi, gue minta maaf udah bikin lo khawatir." Jawab Kafa  sambil menjelaskannya dengan baik-baik.

Kring... Kring...

    Bel sudah berbunyi, tandanya pelajaran akan segera berlangsung. Karena, Bpk. Anton belum datang anak-anak kelas 11 IPA 2 ramai.

    "Elyza, kenalin nih sahabat gue. Yang ini namanya Keinarra Adzkiya panggilannya Rara, sedangkan yang pakai jaket ini namanya Aqilla Zakeish Nugroho panggilannya Bisa Qilla, hm dan juga bisa Aqilla, dan sedangkan yang paling tinggi ini namanya Kaila Adrea Letta bisa dipanggil Letta atau Kaila." Ucap Aurora sambil memperkenalkan sahabat-sahabatnya kepada Elyza.

    "Oke, salam kenal Rara, Qilla, dan Letta.  Senang deh bisa kenal kalian ber-tiga termasuk Aurora." Ucap Elyza.

    "Kita lebih seneng kok kenal kamu Elyza, karena dengan begitu kita dapat memiliki banyak sahabat.  Bener nggak guys?" Ucap Letta kepada Elyza dan sahabat-sahabtnya

    "Bener bangett, malah kita seneng bangettt... " Jawab Rara sambil menunjukkan ekpresi senangnya.

    "Terima kasih banyak, kalian udah mau nganggep gue jadi sahabat kalian." Ucap Elyza sambil tersenyum pada mereka semua.

    "Oh ya, maaf kita baru ketemu lo sekarang.  Kemarin kita bertiga nggak sekolah soalnya Rara sakit, orang tua serta kakak Rara di luar negeri." Ucap Qilla pada Elyza.

    "No problem guys..." Jawab Elyza kepada mereka ber-tiga.

    Kelas 11 IPA 2 ramai mereka semua di kelas duduk sesuai geng mereka masing-masing. Keramaian mereka terhentikan karena ketua kelas harus menyampaikan sesuatu.

    "Hello guys, mintak perhatiannya sebentar aja. Gue disini mau nyampaiin bahwa jam ke-2 sampai jam ke-4 kita jamkos. Harap kalian jangan terlalu ramai, dan kerjakan tugas yang akan gue tuliskan di papan sebentar lagi. Kalian boleh ngerjainnya di rumah. Sekian Terima kasih." Ucap Irsyad sebagai selalu ketua kelas.

    "Horee...  Akhirnya kita Jamkos...  Uhuyyy..." Ucap Nathan sambil teriak kegirangan.

    "Tapi sayang, jamkos nya nggak sampai pulang sekolah aja. Gue sumpek harus belajar terus." Ucap Daniel sambil memasang wajah memelas.

    "Lo tuh ya, udah mending ada jamkos masih aja ngga bersyukur. Lo kalau nggak mau belajar, mendingan lo nggak usah sekolah. Langsung aja nikah!" Ucap Irsyad dengan kesal.

    "Lho...  Ide lo bagus juga. Eh...  Tapi kasian bini sama anak gue nantinya makan apa? Terus siapa yang nafkahi mereka kalau bukan gue?" Jawab Daniel

    "Terserah lo deh. Dasar kampreett" Ucap Edo temen sebangku Daniel.

    "Oh ya, Elyza dan Kafa di panggil Bu Diana di kantor. Segera kesana ya katanya ada sesuatu penting yang harus dibicarakan Bu Diana dengan kalian." Ucap Irsyad kepada Elyza dan Kafa.

    "Thanks ya Syad udah beri informasi kepada kita." Ucap Elyza.

    "Ya sama-sama. Buruan kasian Bu Diana nunggu kalian." Jawab Irsyad

    "Hm" Jawab Kafa dengan singkat dan nada dingin.

Elyza POV

    Aku berjalan di belakang Kafa, entah kenapa aku memilih di belakang nya ketimbang harus berjalan sejajar denganya.

    "Lo bukan pembantu gue, jadi kalau jalan sejajar aja kalau nggak lo yang di depan gue." Ucap Kafa membuyarkan pikiranku.

    "Ehm... Hm...  Oke. " Jawabku dengan gugup.  Aku lebih memilih untuk berjalan sejajar dengannya. Karena jika aku berjalan di depannya akan terjadi kecanggungan akut. Di depannya saja lebih canggung apalagi di sebelahnya.

    Aku dan Kafa memasuki ruangan Bu Diana, disana aku dan Kafa dipersilakan duduk.

    "Ibu memanggil kalian untuk memberitahukan kepada kalian berdua. Bahwa kalian mulai besok akan masuk kelas Olimpiade, ibu harap kalian tidak akan menolak. Secara keseluruhan pihak sekolah sudah melihat prestasi dan nilai kalian selama ini. Jadi, pihak sekolah menginginkan kalian untuk berada di kelas olimpiade" Penjelasan Bu Diana kepada kami.

    Aku yang mendengar itu merasa senang, karena aku dulu di Inggris suka mengikuti Olimpiade.

    "Saya siap Bu ikut kelas Olimpiade" Ucap Kafa kepada Bu Diana

    "Hm...  Kalau saya sama Bu kayak Kafa, saya siap ikut kelas Olimpiade." Ucapku juga kepada Bu Diana.

    "Kalau begitu baguslah jika kalian berdua mau, dengan begitu saya tidak repot lagi mencari personil baru. Kalian besok bisa datang jam 15.00 WIB,sihlakan kalian balik ke kelas." Ucap Bu Diana kepada aku dan Kafa.

     Aku dan Kafa hanya mengangguk paham, dan akhirnya aku dan dia keluar dari ruangan Bu Diana. Aku menyadari ekspresi Kafa yang berubah, entah dia memikirkan apa di dalam pikirannya.

   "Nanti ada kelas Olimpiade kann, entar pulsek bareng gue ya kesananya. Gue kan secara masih baru ngga tau dimana ruangannya. Kalau lo ga keberatan sih." Ucapku kepada Kafa

   "Hmm... " Jawab Kafa secara singkat

Sangat meresahkan harus bicara sama orang kayak kutub Selatan dinginnya ga main-main  dan bodohnya aku harus tersandung akibat tali sepatuku.

   "Akh... " Teriakku pasti akan sakit karena harus jatuh di ubin. Tapi ternyata tidak sakit saat ku buka mataku ternyata dia menolongku.

Keheningan mereka berdua, tatapan mata mereka saling beradu. Entah apa yang mereka pikirkan.

   "Mangkanya kalau pakai sepatu yang bener." Ucap Kafa membuyarkan keadaan.

   "Sorry." Ucap Elyza sambil mengikat tali sepatunya.

   
"Perasaan apa ini?  Kenapa aku merasa nyaman ketika di dekatnya. Pengaruh apakah ini?  Kenapa perasaanku mulai bergemuruh? " Batin Kafa

Yuk simak terus kelanjutan ceritanya bakalan pasti seru nih.
Jangan lupa share, vote and coment

Salam hangat dari Author❤
  

KAFELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang