Sebuah perkataan

34 15 1
                                    

Happy Reading...

Keesokan harinya...
Pukul 08.00 WIB

Kelas Elyza sangat ramai, ini disebabkan karena ketidakhadiran sang guru dikarenakan rapat di dinas. Elyza hanya membaca novel dikelasnya, ia tak begitu peduli dengan suasana dikelasnya. Aurora pun juga sama ia lebih memilih membaca novel juga daripada harus ramai sendiri dikelasnya, karena itu tak berguna pikirnya.

"Ra, Za, kalian nggak mau pergi ke kantin? Mumpung jamkos nih." Ajak Letta ke kantin.

"Hm... Gue nitip aja ya Ta, nggak mood mau ke kantin." Jawab Elyza kepada Letta

"Hm... Gue ikutan deh, mumpung laper nih. Gue rasa ini efek baca novel jadi laper deh." Jawab Aurora.

"Lo, mau mesen apa Za? Biar nanti gue pesenin dan sekalian ak bawakan ke kelas." Ucap Letta

"Gue pesen mie goreng aja deh 1. Nih uangnya." Jawab Elyza sambil memberikan selembar uang sebesar 5.000,00.

"Oke, tunggu ya Za."

Elyza hanya mengangguk dan tersenyum, setelah sahabat-sahabatnya ke kantin ia melanjutkan membaca novelnya. Elyza memang suka sekali membaca novel, ia membagi waktunya untuk membaca novel. Karena menurutnya, novel memiliki banyak makna tersirat yang memotivasi hidup seseorang. Elyza menuliskan sesuatu di buku diarynya, ada sesuatu yang ingin dia tuliskan setelah membaca novel.

Dear diary
Tak mudah bagiku untuk percaya, namun saat aku membacanya aku rasa itu indah. Entah kenapa aku ingin merasakannya, namun aku masih takut untuk merasakannya. Semoga saja ada sesuatu yang membuatku tidak takut lagi, aku yakin bahwa yang berawal dr baik akan berakhir terbaik.

Elyza, 23 Mei 2014


Setelah selesai menuliskannya, Elyza menaruh buku diarnya didalam tasnya. Ia jaga betul buku diary ber kuncinya itu agar tidak ada yang membukanya. Didalam buku itu ada rahasia hidup Elyza, yang Elyza ingin tak ada yang mengetahuinya. Cukup dia dan tuhan saja tahu apa isi buku diary tersebut.

***

Tiba-tiba sahabat Elyza datang...

"Za, nih mie gorengnya. Oh ya lo suka pedes kan?" Tanya Aurora sambil memberikan mie gorengnya.

"Suka kok, makasih ya Ra." Jawab Elyza.

"Oke sama-sama."

Elyza memakan mie goreng tesebut, ia memang laper. Tadi pagi ia lupa untuk sarapan pagi.

"Ehem... Kalau makan jangan belepotan." Ucap Kafa tiba-tiba ia duduk di bangku sebelah Elyza.

"Eh... Lo kok disini? Bangku lo kan dibelakang gue."

"Suka-suka gue lah ini kan tempatnya Doni, Doni aja nggak keberatan. Kok lo yang keberatan?" Jawab Kafa

"Ya juga sih, gue nggak keberatan. Gue tuh kaget pas lo tiba-tiba ngomong."

"Oh..." Jawab Kafa dengan datar.

Elyza merasa bingung dengan cowok yang duduk di sebelah bangku Doni, Elyza tak habis pikir kenapa di dunia ini harus ada cowok aneh, yang kadang ngomongnya itu irit dan kadang ia itu ngomongnya panjang kali lebar dan kali tinggi.

"Lo tahu nggak, lo itu cewek pertama yang pernah gue temuin. Lo itu berbeda dengan semua perempuan disini termasuk diluar an sana."

"Eh----, e---mmm... Kok gue? Gue tuh b aja orangnya nggak ada istimewa nya sama sekali."

KAFELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang