Selesai makan Elyza duduk di taman belakang, rumah kedua orang tuanya memang besar dan luas. Di taman Elyza duduk di bandulan, ia rasa sekarang hidupnya berbeda.
"Dek, kamu nggak istirahat?" Tanya Kak Azka membuyarkan lamunan Elyza.
"Eh Kak Azka ngagetin aja, ya ini bentar lagi mau pergi ke kamar."
"Kamu ada masalah dek? Kok muka kamu ditekuk gitu?" Tanya Kak Azka yang telah menyadari perubahan raut wajah adiknya.
"Nggak apa-apa kok kak, adek lagi kangen mommy sama daddy"
"Kalau kamu kangen sama mereka, doakan mereka ketika kamu sholat nanti."
"Iya kak, makasih ya sarannya. Kalau gitu adek mau istirahat dulu ya." Ucap Elyza.
"Iya nice dream." Jawab Kak Kafa sambil mencium pucuk kepala adiknya.
Saat Elyza di kamar ia langsung merebahkan dirinya di kasur kesayangannya. Tak lama kemudian dia pun mulai tertidur dan mungkin udah di alam mimpinya. Namun, beberapa jam kemudian Eliza gelisah, tubuhnya diselimuti oleh keringat.
"Jangan!!! Jangan!!! Pergi!!!" Meracau Elyza.
Di ruang keluarga...
"Woy, denger nggak?" Ucap Kak Rafa kepada adeknya yaitu Kak Azka.
"Yoi, bang kayaknya Elyza kenapa-kenapa deh. Yok kita lihat keatas." Jawab Kak Azka
Kak Rafa dan Kak Azka langsung berlari menuju kamar Elyza yang ada diatas.
"Tolong!!! Jangan ambil keduanya!" Teriak Elyza histeris
"Dek, dek bangun. Bangun dek!!!" Ucap Kak Rafa sambil menepuk-nepuk pipi adek perempuannya.
"Heh, dek bangun." Ucap Kak Azka sambil meng goyang-goyang kan tubuh Elyza.
"Kakak, hiks... Hiks... Mereka mau mengambil momy sama daddy. Hiks... Mereka jahat." Isak Elyza dipelukan Kak Rafa.
"Udah dek, tenang mommy sama daddy pasti baik-baik aja kok." Ucap Kak Rafa sambil mengelus-ngelus punggung adeknya supaya tenang.
"Hiks, adek takut." Cicit Elyza.
"Sttt, udah ya tenang." Ucap Kak Rafa, menenangkan adeknya.
5 menit kemudian...
Nafas Elyza sudah mulai teratur itu tandanya dia udah kembali tidur dipelukan kakaknya. Kak Rafa tak tega apabila meninggal kan adeknya dalam keadaan seperti ini, akhirnya ia memutuskan untuk menemani adeknya tidur. Kak Azka yang melihat itu mengerti bahwa Kakaknya tidak ingin meninggalkan adeknya.
"Bang, gue ke bawah dulu ya mau beresin sampah di ruang keluarga." Ucap Kak Azka
"Oi, makasih."
Kak Azka yang mendengar itu hanya mengangguk dan tersenyum, sebelum ia pergi ke bawah tak lupa ia mencium pucuk rambut adek perempuannya. Kak Rafa yang melihat adiknya tertidur ia menyinggung kan senyuman simpul.
"Maafkan kakak kamu ya dek, kita semua merahasiakan ini dari kamu." Gumam Kak Rafa dalam hatinya.
Ia tak tega melihat adiknya harus menangis karena sesuatu, apalagi disaat adiknya menangis karena mimpi buruk. Jujur kakak-kakak Elyza tak tega melihatnya karena, seakan-akan Elyza didalam keadaan terpukul.
Tak lama kemudian...
Kak Rafa ikut terlelap sambil memeluk adiknya.
Pukul 18.00 Wib
KAMU SEDANG MEMBACA
KAFEL
Teen Fiction"Kehadiranmu adalah alasan mengingatkanku kepada masa lalu yang sudah lama terkubur, dan kamu memberikan sesuatu hal yang membuat diriku takut akan kehilangan dirimu.~Kafa" "Setiap tindakan apapun yang aku lakukan bersamamu akan aku bawa setiap saat...