Kafe

36 14 1
                                    

    Setelah pertengkaran kecil, Elyza kini mempunyai niatan untuk berubah. Ia dari dulu lemah terhadap matematika. Rata-rata nilai matematika nya adalah kepala 8.

    "Pusing kepala gue, lihat nih soal. Perasaan dari tadi gue cari jawabannya tapi kagak ketemu juga. Jangan-jangan memang jawabannya di buku yg salah ya?" Tanya Elyza sambil mengetuk-ketukkan bulpoin dikepalanya.

    "Hmm, sini gue lihat." Ucap Kafa sambil menggeser kursi nya agar dekat dengan Elyza.

    "Ohh, ini gampang. Lo tinggal membagi persentase nya terus lo tinggal kalikan sama uangnya. Dan hasilnya ketemu dikalikan dua." Ucap Kafa sambil menjelaskan pelan-pelan kepada Elyza.

    "Hm... Oke gue paham, pantesan aja dari tadi nggak ketemu. Orang sama gue nggak dikaliin dua. Hehehe... " Jawab Elyza sambil tersenyum malu.

    "Matematika itu butuh konsentrasi, cukup buat pikiran lo fokus dan lupakan semuanya. Dan jangan lupa berdoa, pasti lo ketemu ama jawabannya."

    "Hmmm...  Ya."

     Cukup lama Elyza mengerjakan matematika tersebut, ia sudah terlalu fokus hingga pada akhirnya ia tidak menyadari jika cowok itu menatapnya sadari tadi. Cowok itu melihat betapa tenangnya cewek dihadapannya ini.

    "Mengapa dia memberikan efek yang berbeda kepadaku?" Gumam Kafa

    "Akhirnya, nih coba lo cek dulu jawabannya bener apa nggak?"

    Namun, tidak ada jawaban dari cowok itu. Akhirnya Elyza melihat kearahnya ternyata cowok itu melamun melihatnya.

    "Ya elah, nggak usah ngelamun gitu juga kalik, gue tahu kok kalau gue pada dasarnya emang cantik." Ucap Elyza sambil terkekeh.

    "Eh, si---iapa juga yang lihatin lho." Jawab Kafa gugup.

    Kafa memeriksanya pekerjaan Elyza, dia rasa hasilnya tidak begitu buruk. Dan sekarang Kafa bisa menyimpulkan kalau Elyza ini akan mendapatkan nilai sempurna tergantung dari niatannya buat belajar.

    "Bagus juga, nggak buruk nilai lo. Cuman lihat dari lo nya aja niat apa nggak belajarnya, gue harap sih lo harus merubah menset lo biar nilai matematika lo bagus."

    "Hm... Gitu, oke deh makasih sarannya. Gue cobak dulu aja."

    "Lo nggak mau pulang?" Tanya Kafa kepada Elyza

    "Oh... Kalau lo pulang duluan gpp. Gue nyaman disini." Jawab Eliza

    "Hm, ng---ggk kok, gue cuman tanya aja. Ya kalik lo pengen cepet-cepet pulang."

    Tiba-tiba...
   
    "Eh...  Ternyata si ganjen disini, ngapain  lo disini sama Kafa?!  Caper lo?!" Ucap Bianca membentak.

    "Hello??? Lo itu emang siapa gue ngatur² hidup gue?!  Gue disini sama Kafa cuman belajar. Jadi lo jangan sok-sok an tahu deh kalau nyata nya lo nggak tau." Jawab Elyza sambil menatap Bianca tajam.

    "Lo, berani ya sama gue! Lo disini masih baru aja sudah belagu jadi cewek!" Ucap Bianca sambil menunjuk muka Elyza

    "Eh, lo nggak punya kaca ya dirumah? Ngaca dong mbaknya, yang belagu itu saya apa situ!"

    "Hggghh... Lo ya harus diberi pelajaran!"

    Bianca mulai menjambak rambut Elyza, Kafa mecoba membuka tangan Bianca agar tidak menjambak rambut Elyza. Akhirnya pun berhasil dibuka.

    "Lo tuh ya, nggak punya malu apa?!  Disini itu kafe bukan rumah lo! Keberadaan lo disini cuman malu-maluin tau nggak!" Ucap Kafa membentak Bianca, ia sudah emosi karena ulah Bianca.

KAFELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang