Pertengkaran

42 18 1
                                    

    Kafa merasa aneh dengan perasaanya sendiri, entah kenapa setiap saat didekat Elyza dia merasakan getaran aneh yang menerpa sekujur tubuhnya. Detak jantung yang mulai memacu kencang, hingga rasa kenyamanannya mulai muncul.

    Elyza sendiri bingung, kenapa Kafa mendadak memilih diam?  Mungkin karena efek masuk kelas Olimpiade?  apa mungkin dia memikirkan kejadian barusan? Apa mungkin yang lainnya?  Itu semua yang ada dipikiran Elyza.

    "Gue punyak urusan, lo ke kelas aja duluan." Ucap Kafa dengan dingin.

    "Eh...  Ehm...  Y sudah kalau gitu gue ke kelas dulu. Jangan lupa nanti masuk kelas Olimpiade" Jawab Elyza dengan mudahnya.

    Di kelas Elyza nampak bingung dengan Kafa, entah sejak kapan Elyza mulai memperhatikan Kafa. Saat pelajaran berlangsung Elyza menyadari bahwa Kafa tidak mengikuti pelajaran Bu Sari. Dia bingung kemana anak itu pergi.

    "Bu, saya ijin ke kamar mandi dulu sebentar." Ijin Elyza kepada Bu Sari.

    "Iya,  sihlakan kamu saya ijinkan." Jawab Bu Sari.

    Elyza mencari Kafa di seluruh penjuru sekolah mulai dari koridor, perpustakaan,  dsb. Namun, hasilnya nihil ia tak menemukan keberadaan Kafa.
   
     Saat ia melawati taman belakang sekolah, mata Elyza menyipit tertuju pada tempat duduk yang disana terdapat seorang cowok sedang tiduran. Elyza membulatkan matanya sempurna iya tahu kalau seseorang yang tidur disana adalah Kafa.

    Elyza langsung berjalan menuju tempat duduk tersebut.

    "Eh, lo kok nggak ikut pelajaran Bu Sari?  Dan kenapa lo disini tiduran dengan bangganya?  Jangan-jangan lo bolos ya?" Ucap Elyza dengan cerewetnya

    "Cih..., lo ngapain kesini?  Nyariin gue iya?! Gue nggak butuh keberadaan lo disini!" Jawab Kafa dengan tidak suka keberadaan Elyza disana.

    "Lho, kok lo ngegas sih?  Gue kan biasa aja tanya nya nggak nyolot kok." Jawab Elyza dengan tatapan tidak suka kepada Kafa

    "Oh... Gitu?"

    "Lo kok nyebelin sih?  Ingat ya gue kesini mau tanya baik-baik."

    "Terus?"

    "Serah lo deh, gue tanya baik-baik lo malah bilang sama gue ngegas kayak tadi. Dari pada gue ribut sama lo disini keknya dak ada guna. Nyesel gue tadi kesini nyamperin lo."

    "Lho... Kok lo yang sekarang sebel sama gue?"

    "Pikir aja sendiri!" Ucap Elyza dengan cemberut, ia merasa kesal dengan Kafa.

    "Gue mau balik ke kelas. Lama lama gue sebel sama lo, emang bener ya kata orang lo itu nggk punya hati dan dingin. Gue kira lo cowok baik penuh perhatian, ternyata tidak." Ucap Elyza dengan terus terang dan melangkah pergi dari tempat tersebut.

     "Stop!!! Sorry gue nggak bermaksud ngegas tadi ke lo. Gue lagi dilanda kebingungan, lo bisa kan temenin gue disini?" Cegah Kafa agar Elyza tidak pergi.

    "Gue ga mood, mending gue ke kelas dapat ilmu daripada harus disini berdua sama lo. Yang ada gue kena dinginnya dan tajamnya perkataan lo." Jawab Elyza dengan memutarkan matanya dengan jengah.

    "Sebelumnya gue nggak pernah lihat cewek kayak lo. Dikit-dikit pakek ngambek."

    "Oh...  Jadi, sekarang lo mulai ceramahin gue?  Iya?!  Ingat ya tuan Kafa meskipun gue ngambek bukan berarti sepenuhnya gue baperan."

    "Oh gitu?"

    Elyza yang merasa dihina kini moodnya mulai hancur, entah kenapa rasanya Elyza salah mengenal orang ini. Dia sosok yang dingin dan perkataan yang tajam, membuatnya semakin yakin suatu saat dia pasti mengeluarkan semuanya.

    "Heh! Lo kok bengong sih?  Katanya mau balik ke kelas? Nggak jadi?" Ucap Kata sambil mengeluarkan sedikit keras hingga membuyarkan lamunan Elyza.

    "Oke gue ke kelas, gue harap lo bisa sadar kalau ucapan yang tajam dan sikapmu yang dingin, suatu saat akan membuatmu menyesalinya." Ucap Elyza dengan kesungguhannya.
   
    "Hm" Jawab Kafa dengan dingin

    Elyza melangkah meninggalkan Kafa disana, hatinya kini susah dilanda ketidaksukaan terhadap Kafa.
Sedangkan Kafa ia merasa bahwa ada sesuatu kata yang membuatnya merasa tercengang, rasa bersalah kini menyelimuti hati Kafa.

    "Gue kenapa sih?  Kok jadi gini?!" Ucap Kafa dengan gusar.

Di kelas...

    Elyza hanya diam, entah kenapa ekspektasinya tidak sesuai dengan faktanya. Kini dia tahu bahwa benar perkataan teman-temannya, dia dingin.
Elyza tidak sadar ketika ia tahu bahwa Kafa sudah kembali ke kelas. Aurora menyadari jika Kafa saat lewat ia memperhatikan Elyza.

    "Za, lo kenapa?  Btw Kafa tadi lihatin lo" Tanya Aurora pada Elyza.

    "Eh..., gue nggak papa. Mungkin lo salah lihat." Jawab Elyza

Ting... Tong... Ting... Tong

    Bel istirahat sudah bunyi, tapi Elyza masih tidak menyadarinya.

    "Za, lo nggak ke kantin bareng kita?" Tanya Rara kepada Elyza.

    "Eh, udah istirahat ya? Gue di kelas aja deh, lagian mood gue ilang jadi nggak nafsu makan." Jawab Elyza

    "Oh, hm lo nggak nitip makanan gitu?" Tanya Qilla kepada Elyza

    "Nggak usah deh. Makasih tawarannya." Jawab Elyza

    Elyza kini merasa moodnya memang benar-benar hilang, Elyza merutuki dirinya sendiri kenapa dia harus mencari Kafa.

    "Za, lo nggak makan?" Tanya Kafa yang membuat Elyza terkejut.

    "Apa urusannya sama lo?!" Jawab Elyza dengan sewot

    "Maaf gue tadi nggak seharusnya kayak gitu sama lo"

    "Hah?  Lo minta maaf sama gue?  Ingat ya gue nggak pengen sama sekali maafin lo. Tapi berhubungan nyokap gue ngajarin gue untuk maafin seseorang, gue maafin lo. Tapi tolong jangan pernah manggil dan ngomong sama gue." Jawab Elyza dengan kekesalannya.

    "Za, gue udah minta maaf bukan? Tapi kenapa lo jadi gini ke gue?" Tanya Kafa ia kini merasa khawatir.

    "Gue bilang lo pergi dari hadapan gue sekarang."

    Kafa tidak pergi dari hadapan Elyza, Elyza yang melihat itu hanya bisa merasa kesal. Akhirnya Elyza beranjak dari duduknya dan melangkah pergi ke luar. Namun, tangannya dicekal oleh Kafa.

    "Please maafin gue, gue nggak bermaksud gitu tadi."

    "Gue pengen sendiri, lo berhenti ngikutin gue!"

    Kafa hanya bisa pasrah ia tahu bahwa sikapnya tadi keterlaluan. Tapi entah kenapa dia menginginkan itu semua terjadi. Perasaan aneh yang membuat dia gusar dan harus melakukan itu.

    Elyza menuju kamar mandi perempuan, ia membasuh muka dan menenangkan diri. Entah kenapa dia sangat menyesal karena salah menanggapi bahwa Kafa tidak sesuai dengan perkataan teman-temannya.

Ting...  Tong...  Ting...  Tong...

    Elyza yang mendengarkan bel masuk ia segera masuk dikelasnya. Saat ia masuk di kelas Kafa melihatnya, Elyza yang mengetahuinya hanya bisa membuang muka. Saat pelajaran berlangsung Kafa merasa tak tenang, ia ingin sekali berbicara pada wanita yang duduk di depannya.

    Aurora merasa bahwa sahabatnya kini sedang tidak memperhatikan pelajaran, Aurora merasa bingung kenapa dengan Elyza.

Penasaran ya? Ikutin terus ya ceritany
Jangan lupa coment, share and vote ya, terima kasih bagi kalian yang udah baca, coment dan vote.

Salam hangat dari author❤

KAFELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang