Kegusaran

34 16 4
                                    

     Kafa merasa gusar di hatinya, sebelumnya ia tak pernah lagi bisa merasakannya. Jantung yang berdegup kencang, sesuatu yang menjalar di sekujur tubuhnya, terakhir itu muncul saat ia bersama mantan kekasihnya.

    "Btw, sejak kapan lo udah deket sama Kafa?" Tanya Aurora kepada Elyza

    "Gue cuman temenan sama Kafa, gue nggak dekat sama dia. Ternyata benar ya kata orang dia dingin." Jawab Elyza

    Kafa sempet mendengar perkataan Elyza, ia merasa bersalah pada Elyza karena kejadian tadi siang. Tapi usahanya untuk minta maaf sia-sia, gadis itu lebih memilih menyuruhnya untuk pergi. Kafa tak ingin menyerah dia harus minta maaf saat kelas Olimpiade nanti.

Kring...

     Bel pulang sekolah telah berbunyi, Elyza siap-siap untuk pergi kelas Olimpiade. Aurora dan Rara menemani Elyza menuju tempat kelas Olimpiade, tanpa mereka sadari Kafa berjalan di belakang mereka.

    "Za, gue sama Rara pulang duluan ya. Lo semangat ya belajarnya, jangan capek-capek juga sih." Ucap Aurora begitu perhatian dengan sahabatnya Elyza.

    "Oke, thanks ya. Hati-hati kalau dijalan ya." Ucap Elyza

    "Oke Za. Byeee" Ucap kedua sahabat Elyza.

    Elyza mengabaikan cowok yang kini disampingnya, ia lebih memilih masuk kelas Olimpiade ketimbang harus bicara sama cowok tersebut. Saat Elyza masuk ia terkejut karena hanya ada dirinya, Kafa dan juga kakak kelasnya. Elyza memilih untuk duduk di bangku kedua dari depan.

    Elyza terkejut saat Kafa duduk disampingnya, Elyza berusaha menetralkan detak jantungnya agar tak terdengar oleh Kafa. Entah sejak kapan ketika didekat Kafa jantungnya berdetak dengan cepat.

    "Gue mau minta maaf, lo mau kan maafin gue?"

    "Lo sadar nggak sih?  Lo itu udah bikin gue sadar kalau lo emang memiliki perkataan yang tajam."

    "Anuu...  Gue nggak bermaksud gitu."

    "Gue nggak mau dengerin apa yang lo ngomongin basi tau gak. Lo lebih baik pindah dari sini atau gue yang pindah." Ucap Elyza sambil menatapnya sangat tajam.

    "Gue, nggak akan pindah sebelum lho maafin gue." Jawab Kafa dengan tekadnya

    Elyza merasa geram ia segera berdiri dan pindah tempat dan memilih duduk sama kakak kelasnya. Kafa yang melihat itu hanya merasa pasrah. Ia bingung baru kemarin dia mengenal cewek itu kenapa sekarang dia harus peduli sama dia.

    "Anak-anak disini kita akan mulai belajar keras untuk membanggakan nama sekolah kita."Ucap Bu Diana dengan mempertegas ucapannya.

    "Diof, disini ada 2 adek kelas kamu, mereka termasuk anak pandai di kelas 11 IPA. Ibu memilih mereka karena sudah terlihat jelas bahwa mereka bisa membanggakan sekolah kita." Penjelasan Bu Diana sambil memperkenalkan keduanya melalui status mereka.

    "Iya bu, saya disini akan mencoba untuk membantu mereka berdua dalam mengikuti Olimpiade ini."

    "Oke, kita mulai pembelajarannya." Ucap Bu Diana.

    Saat pembelajaran olimpiade berlangsung Elyza sudah mulai fokus terhadap apa yang ia tuju. Namun, tidak bagi Kafa ia merasa gusar, ada rasa bersalah kepada cewek tersebut. Sejak tadi ia tidak fokus dengan apa yang diajarkan oleh Bu Diana.

    "Kafa, kenapa kamu melamun? Apakah kamu ada masalah atau ada materi yang kurang dimengerti?" Tanya Bu Diana yang merasa bingung dengan ekspresi Kafa.

    "Eh-----, anu bu saya rasa perlu ada bimbingan khusus buat saya dan Elyza." Ucap Kafa dengan gugup.

    "Bimbingan khusus apa yang kamu maksudkan Kafa?"

KAFELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang