Lelah

52 26 4
                                    

Kafael POV

Sepulang sekolah aku melajukan motorku ke rumah petir. Dimana rumah itu sama sekali tidak ada habisnya dilanda ketegangan.

Ku parkirkan sepeda motorku didepan rumah petir ku ini. Lalu ku masuk ke dalam rumah. Seperti biasa cuman ada keheningan saja.

"Kafa, kamu udah pulang nak?" Tanya ayah kepadaku.

"Iya gue udah pulang." Ucapku padanya, aku benci apabila ditanya i olehnya.

"Jaga bicaramu Kafa! Ayah nggak suka kalau kamu tidak bisa bicara dengan sopan kepada orang yang lebih tua. Terutama ke ayah!" Bentaknya kepadaku.

"Oh... Bijak sekali anda bicara seperti itu?! Apa hak anda me ngatur-ngatur saya? Bukankah anda sendiri yang mengajari saya seperti itu?!" Jawabku dengan lantang, aku sudah emosi dengan sikap Ayah yang nggak pernah bisa ngerti.

"Kafa! Ayah nggak pernah mengajarimu membantah seperti ini!" Ucapnya lagi sambil membentakku.

"Anda lupa? Anda sendiri yang menunjukkan pada saya saat anda membentak bunda saya! Bunda yang tidak bersalah anda bentak dengan seenaknya! Anda pikir anda bisa menguasai bunda saya?! Ingat Tuan Rashad anda tidak memiliki hak untuk membentak apalagi menguasai bunda saya!" Bentak ku padanya, menjelaskan kebencian selama ini yang aku pendam.

"Hentikan Kafa! Semua itu salah bundamu! Dia nggak berguna mengurusi hal sepele!" Jawabnya padaku penuh dengan emosi.

"Oh, saya ingatkan lagi kepada anda, bahwa anda sama sekali nggak pantas dipanggil imam dan ayah dimana pun dan kapan pun! Saya merasa jijik melihat anda yang sangat buas!" Ucapku padanya.

Ku tinggalkan ayahku yang penuh amarah sendirian, ku naiki semua anak tangga yang berada di rumah ku. Lalu ku masuk kamar dan ku banting pintu yang aku buka tadi.

Aku tidak pernah bisa berfikir, kenapa aku memiliki seorang ayah yang seenaknya sendiri. Bunda selalu mengingatkan diriku agar tenang disaat dilanda amarah. Akhirnya aku memutuskan untuk memeriksa HP ku, apakah ada notif penting atau tidak.

PRADIPTA (23)

    Ando Adijaya Kusuma: 
    Wih...  Kayaknya si Kafa udah luluh tuh hati batunya. Wkwkwkw: v bener nggak guys? 

    Karrel Ravindra:
    Bener tuh!!!  Tumben si hati batu belain wanita di depan umum?  Nggak ada tuh di kamusnya ada nama wanita.  Jangan-jangan temen kita ini kesambet kuntilanak deh: v canda brooo...

    Daniel Syahreza Elvan:
    Mungkin aja dia sadar, nggak selamanya dia bisa dingin. Ada waktunya dia sadar pasti ada orang yang membuatnya luluh dan khawatir. 

    Nathan Aldrich Arsenio:
    Wih...  Tumben lo bikin quotes bikin baper orang?  Kesambet apa lo?: v jadi,  takjub gue baca qoutes lo

    Daniel Syahreza Elvan:
    Hehehehe...  Gue iseng-iseng aja. Mumpung lagi gabut, ternyata ada gunanya buat Quotes.

    Nathan Aldrich Arsenio:
    Kirain kesambet cintanya si Lily: v,  bro nanti malam keluar yok ke kafe biasa. Gue sumpek di rumah, nggak ada penghuni nyan sama sekali.

    Kafael Rashad:
    Lo semua pada miring semua ya otaknya!  Jam berapa ke kafe? Gue juga males di rumah. Apalagi gue nggak sendiri di rumah.

    Nathan Aldrich Arsenio:
    Kenapa?  Bokap lo di rumah?  Pergi aja dari rumah ke kafe jam 19.30,daripada batin lo tersiksa?  Lebih baik kumpul bareng kita.

    Karrel Ravindra:
    Bener tuh kata Nathan bro dr pada lo harus kesiksa batin, lebih baik kumpul bareng kita aja. Kalau perlu kita semua nginap di rumah gue.

    Kafael Rashad:
    Bener juga ide lo, gue setuju nginap di rumah lo.

    Ando Adijaya Kusuma
    Oke lah kita ketemu di kafe seperti biasa guys. Jam 19.30 jangan lupa bawak koper.

    Aku segera mempersiapkan baju-bajuku yang penting dan harus dibawa, setelah itu semua selesai aku mempersiapkan diri untuk pergi ke kafe.

Pukul 19.30

    " Yok lah jangan lama-lama di Cafe. Lebih baik kita langsung aja kerumah Nathan." Ucap gue pada temen-temen.

    "Yok lah berangkat. " Jawab Nathan

Tak butuh waktu lama untuk sampai ke rumah Nathan. Kini aku sudah menaruh Baju-bajuku di lemari milik Nathan, berhubungan Nathan memiliki 2 lemari, jadi nggak ada kata ketukar.

    "Bro...  Lo jangan sampai stress ya. Gara- gara bokap lo sampai kesiksa batin" Ucap Daniel padaku

   "Gue lelah hidup kayak gini terus. Entah kapan semuanya akan berhenti." Ucapku

   "Lo pasti bisa ngadepin ini semua, kita semua tau lo kuat ngadepinnya." Ucap Ando sambil menepuk pundak gue.

   "Semangat  broo kita pasti selalu ada buat lo kita kan udah sahabat lama dari kecil. Kalau lo ada masalah lo bisa cerita ke kita. Kita pasti dengerin." Ucap Nathan

   "Iya bener kata nathan kita pasti ada buat lo kapan pun lo butuh kita." Ucap Karrel

    "Yauda sana istirahat gue tau lo pasti lagi kalut pikiran nya." Ucap Daniel

   "Thanks ya udah bikin gue tenang dan thanks udah selalu ada buat gue. Kalau gitu kalian keluar biar gue istirahat." Ucapku kepada mereka

Mereka hanya menjawab dengan anggukan kepala.

   Teman-temanku tahu kalau aku tidak bisa bahagia karena siksaan. Ya itu semua siksaan batin yang diberikan oleh seorang ayah. Semuanya menjadi berat, bunda yang berada jauh dan aku yang harus tinggal bersama monster buas seperti physyco.

Tanpa disadari ada satu nama terlintas dibenaknya

   "Elyza..." Gumam Kafa

  Entah kenapa ketika mengingat wajahnya dan tingkah lakunya bikin hati Kafa tenang.

Pasti pada penasaran kan gimana lanjutannya. Ikuti terus ceritanya ya teman-teman. Jangan lupa vote, share and coment.

Salam hangat dari author❤

KAFELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang