5 - I'm Sorry

52 6 3
                                    

Assalamu'alaikum, guys!

Sorry ya aku baru update lagi karena baru ada waktu buat lanjutin partnya..

Don't forget to vote !!! :)

Happy reading on this part!



"Lo siapa?" tanya Juna kepada laki-laki yang tadi di samping Dara, ia bangkit dari duduknya, lalu mengulurkan tangannya.

"Kenan Anandito." kata laki-laki tersebut.

Juna tak membalas uluran tangan Kenan.

"Kenapa lo bisa disini?"

Kenan mendekati Juna, "Gue yang bawa Dara kesini." bisik Kenan.

Mata juna melebar, "Jadi elo yang nabrak Dara? Hah?!" bentak Juna.

Kenan memegang bahu Juna, "Santai-lah, bro." ucap Kenan santai.

Bug!

Satu tonjokan berhasil mendarat di pipi Kenan. Juna sudah tidak tahan dengan ulah Kenan.

"Mana bisa gue santai saat Dara disakitin sama orang brengsek kayak lo?!"

Kenan tersenyum sinis sembari memegang bibirnya yang berdarah.

"Wow, gue? Brengsek?" tanya Kenan.

Kenan melirik name tag Juna, "Bara Arjuna. Emangnya lo siapa di hidup Dara?"

Juna terdiam.

"Pacar?" tanya Kenan.

Juna masih diam.

"Calon suami?" Kenan kembali bertanya.

Juna tetap diam.

"Oh, body guard ya?" sindir Kenan.

Juna mengangkat wajahnya lalu mengepalkan tangannya. Tetapi Juna berusaha menahan emosinya. Juna sadar, ia hanyalah sahabat Dara. Bukan pacar, apalagi calon suami. Dan harusnya ini diselesaikan bukan dengan cara adu otot.

"Gue sahabat Dara, yang diamanahin sama orang tuanya buat jagain dia."

"Nah, sekarang lo yang brengsek! Ngebiarin sahabat lo tergeletak di tengah jalan sepi dengan luka di kepala dan tangannya. Itu, yang namanya sahabat? Lo denger, bukan gue yang nabrak Dara! Dan gue disini karena gue yang bawa dia." jelas Kenan.

Kenan memang bukan laki-laki brengsek yang akan menyakiti seorang perempuan. Dia orang yang baik dalam memperlakukan perempuan. Kenan juga sudah beberapa kali bertemu Dara. Dan Kenan-lah yang sering membantu Dara meskipun Dara tidak tahu akan hal itu.

Suasana mereka sudah mulai mencair, tidak setegang tadi. Karena dua-duanya memiliki kedewasaan yang tinggi daripada keegoisannya.

Sebelah alis Juna terangkat, "Tengah jalan sepi?" tanya Juna.

"Iya. Tapi gue gak tau siapa yang nabrak Dara." jawab Kenan.

Mela dan Feri datang dengan membawa makanan. Mereka tahu pasti Juna dan Kenan belum sempat mengisi perutnya sedari tadi. Namun bersamaan dengan itu dokter yang memeriksa Dara keluar kamar dan menjelaskan perkembangan kondisi Dara.

"Dokter, bagaimana dengan Dara?" tanya Mela.

"Alhamdulillah, kondisi Dara sudah lebih baik dari sebelumnya. Tetapi, dia belum sadar, mungkin karena faktor biusnya dan kemungkinan besar dia akan sadar besok." tutur dokter muda itu.

Mine [NEW COVER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang