6 - You Are What I Want

51 6 0
                                    

Hello, hello!
Maaf telat update, hehehe..
Happy reading!!!
Budayakan vote sebelum membaca ;)

-------------------------------------------------

Usai kejadian kemarin di rumah sakit, Juna tidak marah atau pun kesal dengan perlakuan Dara padanya. Juna sadar, ia pantas menerima cercaan dari Dara karena tidak menepati janjinya.

Hari ini ia berniat ke rumah Dara seperti biasa untuk menjemputnya dan berangkat sekolah bersama, karena Dara sudah cukup pulih. Juna tidak mau hanya karena kejadian kemarin, ia menjadi terlalu terbawa suasana. Ia hanya ingin semua berjalan seperti biasanya, walaupun kemungkinan Dara masih marah padanya 99%.

Juna sudah sampai di depan rumah Dara tepat jam 7 pagi. Pak Asep sudah membukakan gerbang dan mempersilakan memarkirkan mobil Juna di dalam. Juna menekan bel rumah Dara sebanyak 2 kali. Lalu ada Mela yang membukakan pintu.

"Pagi, Tante." sapa Juna sembari mencium tangan Mela dan tersenyum.

"Pagi, Bara. Sebentar ya, Tante panggil Dara dulu. Masuk dulu, Bar." Kata Mela mempersilakan Juna.

"Disini aja, Tan."

Juna duduk di teras rumah Dara sembari memainkan kunci mobilnya dan sesekali melihat halaman depan rumah Dara.

Kemudian terdengar suara sepatu keluar menghampiri Juna dari dalam rumah.

"Bun, ish. Dara bisa naik taksi, kan." bisik Dara kepada Mela, karena ia menolak diantarkan oleh Juna.

"Gak boleh gitu, Bara udah nungguin, tuh, kasian."

Mela terus membujuk Dara sembari mendekatinya ke arah Juna.

"Ra." sapa Juna ketika menatap Dara. Tetapi Dara mengalihkan wajahnya dari Juna. Ia enggan melihat Juna.

"Kok diem aja?" Mela menggerakkan dagu Dara agar wajahnya melihat Juna.

"Itu Bara nyapa kamu."

"Gue udah pesen taksi online." ketus Dara agar Juna pergi meninggalkannya.

Juna melirik Mela, meyakinkan apa yang dikatakan oleh Dara. Dan tentu saja Mela mengerti, bahwa Juna heran dengan Dara.

"Dara bohong, Bar." bisik Mela pada Juna.

"Bener, kok, orang udah di pesen." Lalu tangan kiri Dara menunjukkan layar ponselnya kepada Juna dengan wajah yang masih ia alihkan.

Mela kembali merayu Dara agar ia segera berangkat dengan Juna.

"Bunda kan gak kasih kamu ongkos. Jadi, kamu mesti bareng sama Bara." Sindir Mela pada Dara.

"Bundaaa..." rengek Dara.

Dara mendadak cemberut, "Terus kalau Dara kelaperan gimana? Bunda tega? Iya?"

"Bunda udah masukin bekel di tas kamu. Jadi kamu gak akan kelaperan, dan gak akan naik taksi online karena berangkat dan pulang sama Bara." Jelas Mela.

Dara tentu saja makin bad mood karena semuanya sudah di siapkan Ibunya dengan hebat sehingga Dara tak bisa menolaknya. Dara berjalan ke arah mobil Juna dengan wajah cemberut.

"Tolong jagain Dara, ya. Jangan biarin dia sendirian." Bisik Mela pada Juna.

Juna mengangguk, "Kita berangkat, Tante. Assalamu'alaikum."

Juna segera menaiki mobil dan membawanya keluar halaman rumah Dara.

***

Di mobil, Dara dan Juna tidak banyak bercerita atau sekedar bertanya keadaan satu sama lain. Juna tahu betul Dara pasti sedang unmood untuk diajak berbicara. Juna hanya fokus untuk membawa mobilnya sampai di sekolah.

Mine [NEW COVER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang