Case 25 # Scene of Murder

977 94 5
                                    

Shena - Minggu, 25 September 2016

Pukul 02: 34

"Astaga!" Teriak vallet terkejut saat melihat pemandangan itu

"Paman Dragomir... " Ucap Count Dracul tercekat

Alin Branescu menangis dengan sangat keras, ketika ia melihat sosok ayahnya itu dalam kondisi tak bernyawa

Mrs Robin yang baru keluar dari kamarnya terheran-heran, ia melihat kepada kami semua dan bertanya

"Siapa yang menjerit tadi? Ada apa ini? " Tanyanya, tapi begitu ia melihat kearah perpustakaan yang pintunya terbuka itu , sorot mata  yang awalnya penasaran berubah menjadi ketakutan

Sementara Sebastian si kepala pelayan tetap tenang dan bisa menjaga emosinya dalam kondisi ini

Adrian hanya berdiri mematung

Countess langsung pingsan seketika saat melihat pemandangan mengerikan itu, sehingga membuat keadaannya menjadi lebih rumit.

Count Dracul dengan sigap mengangkat dan membawa istrinya itu menuju kamar, diikuti oleh sebagian pelayan wanita

Sementara sebagian lagi masih mematung setelah melihat pemandangan mengerikan di dalam perpustakaan

"Cepat hubungi polisi! " Kataku

"Ya" Jawab kepala pelayan

Aku dan Nur pun segera bertindak,  kami berdua langsung masuk kedalam ruangan itu

"Tidak boleh ada yang masuk selain kami!" Ujarku pada kerumunan orang itu

Kuseret sebuah bangku dan meletakkannya dibawah posisi dragomir yang tergantung,  kugunakan bangku itu sebagai pijakan, aku lalu melepaskan ikatan tali pada tangannya, dan kemudian kuturunkan jasad itu ke lantai

Dengan seketika ,Nur langsung memeriksa jasad itu

"Bagaimana?" Kataku

"Ia tewas sekitar dua setengah sampai tiga jam yang lalu, dilihat dari bibir dan kukunya yang berubah warna menjadi ungu, sudah jelas ia diracuni"

"Kurasa antara strychnine dan arsenik, itu adalah racun yang paling umum digunakan untuk membunuh selain sianida. Karena jika ia dibunuh sianida, pasti warna kukunya menjadi pink, bukan ungu" Sahutku

"Ya,  bisa saja" Jawabnya

Pada salah satu meja baca di ruang ini terdapat gelas berisi whiskey, dan juga botol whiskey serta ember es batu

Jelas sekali bahwa whiskey dari gelas itu telah di minum

Ku dekatkan hidungku pada gelas itu dengan hati-hati... 

Aku lalu mengambil sebatang pipa peral kecil dari dalam Dompetku, pipa perak dengan panjang sekitar 5 cm itu dibuat atas permintaanku, untuk mengetahui ada tidaknya reaksi racun

Ku masukkan ujung pipa itu ke dalam wine pada gelas, dan beberapa detik kemudian kuangkat kembali

Dan ternyata ujung pipa yang kumasukan ke dalam whiskey berubah warna,  dari perak mengilap menjadi hitam

"Ya!  Ini dia! Arsenik, ia dibunuh dengan arsenik! "

"Darimana kau bisa seyakin itu? " Tanya Nur

"Dari reaksi pada perak ini, karena saat senyawa arsenik mengenai perak, maka warna perak akan berubah menjadi kehitaman, dari situ telah dapat dipastikan, bahwa si pelaku meracuni korban Dengan mencampurkan arsenik pada whiskey nya "

"Arsenik? " Sahut Adrian yang berdiri di depan pintu, sama seperti yang lain

"Ya,  arsenik" Jawabku " Racun ini membunuh dengan sangat sadis, perlahan, dan lebih menyakitkan jika dibanding sianida yang membunuh secara instan. Setelah tubuh seseorang dimasuki racun ini dalam kadar yang mematikan, maka akan terjadi runtutan efek nya. Mulai dari mual, sakit kepala luar biasa, nyeri pada seluruh otot tubuh, lalu kerusakan pada lambung yang sangat parah. Dan akhirnya korban akan mengigau sampai tewas " Kataku menjelaskan

"Sebegitu mengerikan kah? " Tanya Sebastian

"Ya... "

"Terlebih arsenik tidak berbau maupun berwarna, juga tidak berasa, Sehingga Dragomir tidak akan sadar jika whiskey miliknya telah di campur oleh racun ini" Ujarku

"Oh ya Nur,  bagaimana dengan 2 lubang kecil pada leher korban? " Kataku bertanya pada Nur

"Hanya luka kecil, tidak ada masalah serius dengan lubang kecil pada lehernya ini" Papar Nur

"Jadi, ia tidak kehabisan darah seperti kasus pertama? "

"Tidak"

"Kalau begitu, 2 lubang kecil di leher dragomir, hanyalah sebuah tanda dari si pelaku"

"Tanda? " Ucap Nur heran

"Ya, sudah jelas,  bahwa ini adalah pembunuhan berantai, dan lubang pada leher setiap korban adalah salah satu tandanya , seolah semua pembunuhan ini dilakukan oleh vampir" Kataku

"Salah satu tanda, maksudmu ada tanda yang lain?"

"Harusnya... " Gumamku sambil melihat gelas di lantai yang diisi dengan  darah, di gelas itu tertulis kata 'Dracula' yang ditulis dengan darah juga tentunya

Gelas ini... Dilihat dari manapun,  sudah jelas untuk menimbulkan teror pada setiap pembunuhan...  Dan untuk meyakinkan bahwa vampir lah yang melakukannya....

Tapi...  Kenapa?  Kenapa dalam pembunuhan pertama tidak ada gelas seperti ini?  Apakah si pelaku lupa?  Ah itu tidak mungkin...  Atau dia baru kepikiran mengenai teror dengan gelas berisi darah setelah pembunuhan yang pertama selesai ia lakukan?

Ini agak aneh dan membingungkan...

Tapi dilain hal, ada satu hal yang sudah pasti... Bahwa si pembunuh akan melakukan aksinya lagi...

Dan targetnya adalah...

Aku melihat keluar ruangan, kepada istri korban yang sedang menangis... Anca Vasile

-> TO NEXT CASE

Detective Shena : Murder In The Vampire CastleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang