.Tak jauh dari gedung sekolah.
Seperti biasa, Kim Jiwon selalu berangkat ke sekolah dengan mengayuh sepedahnya. Dan untuk kesekian kalinya dia melihat aski kekerasan terhadap satu siswa, tak jauh dari gedung sekolah.
"Bhuk.. Bhuk.."
Entah apa sebabnya, anak tersebut mendapatkan siksaan dari sekelompok siswa lainnya.
"Hajar terus. Jangan kasih ampun. Habisi saja dia."
Awalnya Jiwon mencoba untuk tak perduli dan selalu berlalu dengan sepedahnya. Tetapi, hari ini ia menghentikan kayuhan sepedahnya, lalu berteriak lantang ke arah mereka.
"HEY KALIAN?!"
Mereka menoleh heran ketika seorang siswi berani berteriak lantang. Kini pandangan mereka bengis saat Jiwon berjalan mendekat.
"Mau apa kau?" tanya salah satu dari mereka. Terlihat seperti ketua diantara yang lainnya pikir Jiwon.
"Aku gak minta apa pun, hanya ingin kalian lepaskan bocah itu sekarang juga" pinta Jiwon.
Emosi mereka memuncak, "Dia menantangmu, Joon"
"Perlu diberi cewek ini, Joon"
"Hajar saja Joon, jangan kasih ampun"
Begitulah seruan dari teman-temannya yang begitu mengharapkan Park seojoon, untuk memberi pelajaran pada gadis yang begitu berani menentang aski mereka.
"Mending kau pergi sekarang" saran Seojoon yang tak ingin berurusan dengan anak perempuan.
"Aku akan pergi sebelum kalian semua janji gak akan menyakit bocah itu lagi" banding Jiwon.
"APA?" pekik Seojoon.
"Kenapa?" tanya Jiwon.
Seojoon meradang ketika Jiwon bertanya dengan santainya.
"Heh. Kau nggak ada urusan, jadi jangan sok ikut campur segala. Aku bukan takut nyakitin cewek sepertimu, bahkan aku bisa lebih sadis menyiksamu. Tau kau?" ancamnya.
"Ayo silahkan" tantang Jiwon.
Amarah Seojoon membara hingga meraih kerah seragam Jiwon dengan ganas.
"Tenang Jiwon, kau pasti bisa mengatasi bocah tengik yang sok jagoan ini. Yah tenang. Tenang."
Bengis bolamata Seojoon menatap, bak seekor singa yang siap memangsa buruannya. Namun, seketika dia tak dapat menyiksanya dan menjatuhkan tubuh Jiwon yang langsung tersukur.
"Aww.."
Pandangan Seojoon beralih ke siswa yang sempat terlupakan karena Jiwon. "Kali ini kau bebas. Tapi besok dan seterusnya jangan harap."
Setelah mengatakan itu Seojoon berlalu pergi dengan diikuti oleh teman-temannya.
Cowok yang telah disiksa oleh Seojoon pun beranjak mendekati Jiwon.
"Ma, maaf!" katanya dengan gugup.
"Sebaiknya kau pergi ke UKS sana" saran Jiwon.
Dia tak menggubris karena pandangannya terpaku pada sikut tangan Jiwon yang juga terluka.
"Kita ke sana sama-sama" ajaknya. Mengulurkan tangan untuk membantu Jiwon berdiri.
Jiwon tak meraih uluran itu. Dirinya masih dapat berdiri tanpa bantuan siapa pun.
"Nggak usah, aku nggak butuh pengobatan" tolak Jiwon.
"Tapi sikut dan, liat kakimu juga" tunjuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TENTANG DIA
RomanceKeingin tahuan terhadap seseorang. Mencoba untuk tidak perduli, tapi nihil dan ingin selalu tahu akan tentang dirinya. Yah. Tentang dia. By : penulis abal-abal 😆😆