12. Siapa Jiwon?

115 10 6
                                    

=Kangen Hanbin, males lanjut sebenarnya tapi karena kangen diusahain lanjut=

                            ***

Jiwon adalah gadis cantik yang penuh kesepian ketika berada di sekolah. Tak ada satu teman pun yang dimilikinya. Pergaulan saat sekarang sudah berbeda, dimana wajah cantik bukanlah jaminan untuk menarik seseorang untuk menjadi kawan, karena uang lah yang dapat menguasai ketertarikan seseorang.

Apalah daya Jiwon yang hanya terlahir dari keluarga pas-pasan, namun dia tidak sedih dan selalu bersemangat untuk sekolah. Berkat otaknya yang cerdas dibandingkan siswa-siswi lainnya, Jiwon mampu melanjutkan sekolahnya di sekolahan terelit.

Kini hidup Jiwon berubah untuk pertama kalinya. Hadirnya Hanbin mengubah hari-hari sepi Jiwon di sekolahan menjadi lebih berwarna. Awal mengenal sosok Hanbin ada ketertarikan terhadap lelaki yang selalu menjadi bulan-bulanan Seojoon, dirasakan oleh Jiwon. Pertemanan singkat itu semakin membuat ketertarikan Jiwon menguat pada sosok Hanbin yang kini sedang tak sadarkan diri.

Jadi sudah sewajarnya bila rasa sedih dan terpukulnya Jiwon akan keadaan Hanbin, menambah yakin hatinya bahwa dia benar-benar sangat mencintai Hanbin.

***

.Ruang Kesehatan.

Jiwon mengerjapkan bolamata mencoba mengingat kembali apa yang terjadi padanya hingga sampai dirinya kini berada disana. Setelah berteriak memaki teman-teman Seojoon, tubuh Jiwon yang memang sudah lemah akhirnya jatuh tersungkur dan tanpa ia sadari telah berpindah tempat.

Terik sinar matahari yang memancar dari jendela menyilaukan bolamata Jiwon, yang kini telah duduk diatas ranjang. Seketika dirinya mengingat beberapa momen bersama Hanbin didalam ruangan. Saat dimana untuk pertama kalinya Jiwon mendaratkan kecupan di bibir Hanbin dan juga ingatan saat dimana dirinya melihat banyak luka di wajah Hanbin yang disebabkan oleh Seojoon, airmata pun deras membanjiri pipi Jiwon.

"Hanbin.. Hanbin.. Hanbin.."

Hiks..
Hiks...
Hiks.....

=Skip=

"Hei kau dengar tadi? Soal yang dikatakan Jiwon, apa maksudnya?" Minho membuka suara ditengah langkah.

"Abaikan saja!" kata Hyungsik.

"Tapi, dia mengatakan bahwa Seojoon harus bertanggung jawab pada Hanbin, itu berarti Seojoon telah melakukan sesuatu padanya?" risau Hansung.

"Apa Seojoon telah membalas dendamnya?" Minho menduga.

"Terus?" Hyungsik santai.

"Itu berarti kita pun akan terkena dampaknya, kan? Kau gak takut?" ringis Hansung.

"Untuk apa?"

"Yah Hyungsik. Kenapa kau dapat setenang ini? Sementara kita berdua sedang panik." protes Hansung.

"Apa yang mesti dipanikan?" heran Hyungsik dan membuat keduanya makin kalang kabut.

"Bagaimana kita nggak panik, kita sudah membantu Seojoon membalaskan dendamnya pada Hanbin. Apa kau lupa?" terang Minho.

"Kita memang pernah membantunya tapi kita nggak membantunya menusuk Hanbin dengan pisau bukan?" jelas Hyungsik.

"Tunggu. Jadi kau tau semua yang terjadi pada Hanbin?"

"Seojoon mengatakan semuanya padaku kalau dia sudah membalaskan dendamnya!"

"Oh Tuhan! Bagaimana nasib hidup kita selanjutnya?" panik Hansung.

"Kalau Hanbin mati pasti kita__" Minho tak melanjutkan.

"Tenanglah kita nggak akan disalahkan, kita nggak akan bertanggung jawab atas itu." Hyungsik menenangkan.

TENTANG DIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang