.Parkiran.
Lihatlah. Senyum di wajah Kim jiwon begitu merekah. Beberapa kali, dia melihat jam di tangan yang mana Hanbin sudah telat 20 menit dari waktu yang dijanjikan. Sekolahan sudah mulai sepi ditinggalkan penghuninya.
"Apa dia lupa dan pergi begitu saja?"
Sudah berulang kali Jiwon menduga hal itu, berulang kali pula dirinya menyangkal dugaan itu.
"Dia pasti masih didalam sana."
Jiwon beberapa kali celingak celinguk kearah sekitar berharap sosok Hanbin datang menemuinya.
"Apa aku kedalam saja untuk mencarinya?" pikir Jiwon.
"Ah nggak. Kalau dia datang kesini dan aku gak ada bagaimana?" urungnya.
Yang dilakukan Jiwon saat ini hanya mondar mandir disekitaran. Berulang kali menaiki sepedahnya. Turun lagi dan mondar mandir lagi. Begitu seterusnya agar tak merasakan lama menunggu cowok yang 2 hari lalu baru dikenalnya.
"Sepertinya dia memang lupa!"
Akhirnya Jiwon menyerah. Memutuskan untuk pulang karena sudah terlalu sore. Saat akan mengayuh sepedahnya, tiba-tiba sebuah suara yang tak asing memanggilnya.
"Hey?!"
Jiwon menoleh. Bibir cemberutnya kini sirna dengan senyuman merekah. Pipi Jiwon terasa makin mengembang ketika Hanbin telah tiba dihadapannya.
"Aku menunggumu. Ku kira kau sudah pulang, karena itu aku berniat pergi tadi." tutur Jiwon.
"Maaf membuatmu menunggu" lirihnya.
"Tidak apa. Aku senang karena kau ternyata menepati janji!"
Hanbin melihat wajah ceria Jiwon. Padahal dirinya takut bila Jiwon saat ini berwajah sedih atau murung karena kejadian pagi tadi.
Beberapa saat keduanya diam. Jiwon bingung harus memulai pembicaraan apa untuk cowok dihadapannya itu.
"Emm.. Pasti sakit?!"
Jiwon hendak menyentuh luka di wajahnya, namun Hanbin menahan. Sehingga Jiwon kikuk karena sudah lancang terbadapnya.
"Maaf. Aku hanya__"
"Nggak apa-apa.. Ini hanya luka ringan, beberapa hari pun akan segera sembuh." kata Hanbin menjelaskan.
Jiwon sesungguhnya ingin tau lebih dalam akan sosok dihadapannya itu. Dan bagaimana atau kenapa Seojoon terus menyakitinya. Bahkan yang menggelitik di otak Jiwon saat ini adalah, kenapa Hanbin tidak melaporkan semua kekerasan yang dialaminya.
"Aku tahu dari wajahmu terlihat banyak pertanyaan yang ingin kau tanyakan padaku"
"Hahaha.. Kau menyadari itu? Yah. Benar aku sangat ingin bertanya dan sangat-sangat penasaran."
Jiwon sudah terasa nyaman untuk berbincang dengannya. Karena itu dia tak segan mengakui ke ingin tahuannya.
"Maaf," lirih Hanbin.
"Eh?"
Jiwon menatap bolamata Hanbin yang mana Hanbin pun sedang menatap mata Jiwon dalam.
"Terimakasih sudah berbaik hati untuk menolongku. Tapi__"
Jiwon bingung karena Hanbin tak kunjung melanjutkan kalimatnya.
"Untuk apa kau selalu mengatakan kata terimakasih padaku? Sudah sewajarnya bukan seorang tem,"
Hanbin segera menyela ucapan Jiwon, "Dapatkah kau menjauhiku?"
Dag..
Jatung Jiwon seraya terhenti atas ucapan Hanbin yang begitu mengejutkan Jiwon.
KAMU SEDANG MEMBACA
TENTANG DIA
RomanceKeingin tahuan terhadap seseorang. Mencoba untuk tidak perduli, tapi nihil dan ingin selalu tahu akan tentang dirinya. Yah. Tentang dia. By : penulis abal-abal 😆😆