16

22 7 3
                                    

Dimas. Firra menabrak Dimas. Dimas bingung kenapa saudaranya menangis.
"Lo kenapa?"tanya Dimas
"Gapapa"jawab Firra lalu pergi.
Tapi tangan Firra ditahan oleh Dimas
"Dim, gue mau balik ke London"ketus Firra
"Lo serius?"tanya Dimas
"Ya"jawab Firra singkat
"Lo kenapa si?"tanya Dimas lagi
"Gue bilang gapapa"jawab Firra memalingkan muka.
Dimas memeluk Firra. Tangis Firra semakin pecah. Dimas menenangkan saudaranya. Aku memperhatikan dari jauh. Firra mengorbankan perasaannya demi melihat kebahagiaan Devano. Tapi jujur saja, aku hanya menganggap Devano sebagai sahabatku. Dimas melihatku penuh arti kemarahan. Dimas tau, saudaranya ini menangis karena Devano dan Malika. Luna, Sella, dan Nashwa melihat Firra yang sedang pelukan dengan Dimas dari kejauhan. Firra menangis. Luna, Sella, dan Nashwa mengampiri.
"Mesra banget kayaknya nih"seru Luna
"Eh Luna, kan lo tau Firra saudara gue"gumam Dimas
"Santai kali"gumam Luna
"Yaudah gue duluan ya"gumam Dimas
"Dahhh"ucap Luna
"Aduh gue kapan punya pacar ya"ucap Sella
"Gue juga kapan ya"ucap Nashwa
"Gue juga kapan ya gais"ucap Firra
"Kalian nyindir gue?"tanya Luna
"Yeay sadar"jawab Sella
"Hahahahhaha"tawa Firra dan Nashwa
Sekarang Firra sudah tertawa. Sahabatnya berhasil membuatnya bahagia seketika. Dari kejauhan terdapat Devano dan Malika. Mereka berdua memperhatikan persahabatan mereka. Aku tersenyum kecil. Betapa bahagianya Firra saat bersama sahabatnya.
"Gue kangen Firra riang kayak gitu"gumamku
Devano tau. Dia salah. Devano memecahkan persahabatan Firra dan Malika. Dia merasa bersalah.
"Maaf"gumam Devano
"Oh ya. Yang harus lo tau, kalau Firra yang bantuin lo"seruku
"Bukannya lo?Tadi Firra bilangnya lo"ucap Devano
"Firra kira kita pacaran. Dan dia mau liat lo bahagia. Lo harus tau, Firra nangis tadi. Lo berubah Dev. Lo ga kayak dulu. Firra masih sayang lo. Lo harus ngerti"gumamku pada Devano
"Maaf"ucap Devano
Devano menghampiri Firra untuk minta maaf. Selama ini, Devano berubah di mata Firra.
"Fir gue mau ngomong sama lo"gumam Devano. Seketika membuat tawa Firra, Sella, Luna, dan Nashwa terhenti.
"Mau dimana?"tanya Firra lembut
"Di tepi danau abis kegiatan api unggun"jawab Devano
"Ok"setuju Firra sambil tersenyum
Sekarang Devano tersenyum ke arah Firra. Firra ingin menangis. Dia kangen senyum itu. Senyum yang udah lama ga Firra liat.
...
Malam api unggun pun tiba. Semua bernyanyi. Aftan fokus kepada 1 orang di sebelahnya. Aku. Aku bernyanyi. Aftan tersenyum. Tapi ada orang yang tiba-tiba duduk di antara Aftan dan aku. Nashwa.
"Aduh gue mau disini"seru Nashwa
"Nash, gue mau sebelah Malika"ucap Aftan
"Udah gapapa, dia disini aja"ucap aku
"Guys, main truth or dare yuk"seru Dimas
"Yuuu"gumam seluruh peserta camping
"Ok yang pertama, Aftan"gumam Dimas menunjuk Aftan
"YEAYYY"teriak semua peserta camping
"OK lo pilih"tanya Dimas
"Dare lah"jawab Aftan
"OK, lo tembak cewe yang lo suka"seru Dimas
"Ok"ucap Aftan
Aftan menarik tangan aku. Dan tiba-tiba
"Malika, lo cewe yang gue kagumin. Saat gue deket lo, gue seneng. Beda sama cewe yang jadi korban playboy gue. Lo beda Lik. Gue sayang lo. Will you be my girl?"tembak Aftan
Malika kaget. Dia seneng. Ternyata Aftan merasakan yang sama dengan Malika. Apakah ini mimpi?.
"Yes i will"jawabku
"Semua orang bersorak. Firra melihat arah Devano. Devano hanya tersenyum ke arah Aftan dan aku. Aku tersenyum juga. Beberapa saat kemudian. Mataku dan mata Devano bertemu. Eye contact. Devano lagi-lagi tersenyum ke arahku. Aku senang. Apakah Devano akan kembali?

MaafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang