19

5 0 0
                                    

EunRi's POV

"Eomma, jam ku pulang sekolah apa eomma masih di kantor?"

Eomma menoleh menatapku. "Ya" Ia tersenyum. "Kau ingin mengantarkan makan siang?"

Aku mengangguk. "Tidak. Tapi aku ingin makan siang bersama eomma."

"Ada apa denganmu?" Eomma menyipitkan matanya menatapku. "Eomma jadi takut kau jadi seperti ini."

Aku memutar bola mataku jengah. "Kenapa memangnya?" Aku menatap eomma sekilas kemudian membalikkan badan seraya berseru "Aku akan kekantor eomma nanti!"

Kemudian aku berjalan cepat keluar rumah hingga hilang dari pandangan eomma.

Aku berjalan kaki dari rumah menuju ke halte bus.

***

Jimin's POV

Aku berjalan tergesa-gesa menuju ke gerbang sekolah. Aku harus mengejar waktu. Aku ingin berlari. Tapi itu akan sia-sia.

Benar saja, lihat. Lihatlah sekarang. Kepala sekolah sudah ada dipintu gerbang yang hampir tertutup.

Bukan lagi Jang Seonsaengnim. Tapi itu kepala sekolah yang berdiri disana.

Wajah sangar yang dilengkapi tatapan mematikan tidak lupa dengan kumisnya. Menyeramkan.

Aku menghela nafas. Mempersiapkan diri untuk menghadapinya. Dengan sedikit berhati-hati, aku melangkah mendekatinya.

Lihat tatapannya. Kau tidak akan selamat Park Jimin. Kenapa juga sih aku harus pakai acara terlambat segala.

"Kau terlambat sepuluh menit."

Begitu ucapnya begitu aku baru saja tiba dihadapannya. Ayolah, hanya sepulih menit saja. Mengapa dia menatapku seperti itu.

"Aku tidak suka orang yang tidak tepat waktu."

Aku menundukkan kepalaku. Ya ya, kepala sekolah itu tidak perlu mengucapkannya. Aku tahu hal itu.

Fokusku terlaihkan tatkala mendengar hentakan kaki disertai suara engahan nafas seseorang. Seperti sedang kelelahan.

Aku mengangkat pandanganku dan menoleh ke orang yang berada disampingku.

Aku membulatkan mataku tatkala melihat gadis disampingku ini yang tengah memegangi kedua lututnya dengan nafas yang terengah-engah.

"Song Eun Ri?"

Dia mengadahkan kepalanya menatapku tanpa arti. "Oh, kau terlambat juga."

Wajah lelah terlihat darinya.

Tumben sekali gadis ini terlambat. Biasanya dia bahkan datang kesekolah disaat para penjaga sekolah belum berada ditempat.

Aku masih menatapnya yang tengah kelelahan itu. Mengabaikan kepala sekolah yang berada dihadapan kami.

"Kalian berdua!"

Sontak kami berdua langsung berdiri tegak. Tatapan membunuhnya itu. Aku dan Eun Ri tidak akan mendapat hukuman ringan kali ini.

"Bisa-bisanya mengabaikanku." Ucapnya lagi. "Apa kalian tidak tahu rasanya diabaikan huh?"

Oh. Kepala sekolah ini ternyata bisa curhat. Oh, ternyata dia punya perasaan. Tapi kirasa tidak ada perasaan untuk mengasihani para siswanya yang melanggar dan tidak disiplin. Terlebih yang tidak tepat waktu.

Two Secret LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang