-15-

2.9K 101 13
                                    

Hai guysss...
Gue back lagi yuhuuu...
Alay ih..
Yaudah to the point aja ya...
Jadi gue mau lanjutkam cerita yg lumayan lama gue gantung...
Dan sorry gue baru bisa back, karna... Biasa gue mah orang sibuk apa lagi soal Skull..
Yaudah HAPPY READING YA GUYSSS...



POV VANY

Indonesia
18.45
Bandara
Hari ini gue udah di Indonesia again.
"GRENPA!1!1!..." Teriak mereka yang menjemput kami di bandara.

Karna mood gue udah buruk jadi gue dingin banget saat itu.
"Cepat pulang angin malam nggak baik untuk GrendPa" kata gue dengan dingin lalu pergi mendahului mereka.

Parkiran
Saat diparkiran ternyata mereka membawa 2 mobil, satu putih dan satunya merah. Gue melihat GrendPa dan GrenMa masuk mobil putih, jadi gue pun mau masuk mobil putih. Tapiii saat gue mau masuk...

"Upsss sorry Vany tapi disini nggak muat lagi buat lo" kata Bunda.

Gue pun mau masuk ke mobil merah tapi.
"Aduhhh Vany disini itu udah sempit jadi lo nggak bisa disini" kata Uwen dengan ketus.

"Yaudah gue naik taksi aja, nggak rugi juga" kata gue singkat ninggalin mereka. Tapi bang Iqbal nahan gue.

"Tunggu! Gue dan bang Danes ngikut lo Van. Lo kan juga baru indo" kata bang Iqbal dan keluar mobil nyusul gue.

"Yaudah ayo!" Kata gue dan lanjut jalan. Akhirnya gue dan bang twins naik taksi.

Mansion
Semua orang masuk tanpa memberi salam, gue pun heran mereka tinggali di Indonesia yang penganut agama Islamnya lebih banyak tapi mengapa mereka terlalu lengah?
"Assalamualaikum" salam gue saat masuk.

"Nggak usah sok alim kalau cuma mau caper" sinis Uwen, tapi gue? Bodo amat yang penting niat gue baik.

"Bi tolong antarkan Vany ke kamarnya" kata Ayah.

"Kamar yang mana tuan?" Tanya wanita paruh baya yang dipanggil ayah bibi.

"Uwen nggak mau kamar dia di lantai dua" ketus Uwen.

"Yaudah kamar yang udah saya siapin buat Vany aja bi" kata ayah.

"Baik tuan... Ayo non sini bibi bawa koper dan barang barang non" kata bibi lalu mengambil koper dan barang barang gue.

Tak lama kami pun sampai di depan pintu, ntah itu pintu apa.
"Ini non kamar non mari masuk" kata bibi lalu masuk.

Saat gue masuk... Kamarnya cukup luas walau masih luas kamar gue yang di Swiss. Kamar ini perpaduan antara warna baby pink dan hitam. Menarik, ayah benar benar masih ingat banyak tentang gue. Karna disini banyak barang berwarna biru. Ok gue suka suasana dikamar ini yang berisi kasur king size, meja belajar, sofa dan meja yang simpel, lemari boneka, rak buku gantung dan meja rias. Dan mungkin ini akan menjadi tempat terfavorit gue di rumah ini.

"Kamar ini sudah disiapkan tuan sejak non sekitar udah SMP" kata bibi.

"Owh... Ohiya nama bibi siapa? Nama aku Laura Stevany Dremeer, bibi bisa panggil aku Vany" kata gue memperkenalkan diri.

"Nama bibi Nina, non bisa panggil Bi Ina" kata bibi memperkenalkan diri.

"Hmm... Bi lemari aku dimana ya?" Tanya gue yang dari tadi tidak melihat lemari.

"Kamar ini dibuat khusus oleh tuan non, jadi kamar ini ngak menggunakan lemari, tetapi menggunakan ruangan pakaian" jelas bi Ina.

"Oh oke thanks infonya bi" kata gue.

"Dan asal nih tau, hanya kamar ini yang menggunakan ruangan pakaian" kata bi Ina.

"Hmm gitu... Ohiya bi disini ada peraturan ngak?" Tanya gue.

"Nggak sihhh tapi disini makan malam diwajibkan bersama kecuali sakit. Dan disini jam makan malamnya jam 8" jelas bi Ina.

"Oh oke" kata gue.

"Yaudah bibi mau keluar, kalau ada apa apa panggil bibi aja" pamit bibi.

"Hm... Iya bi" kata gue.

Makan malam~
"Setelah ini jangan langsung kekamar ada yang mau aku omongin" kata kata Ayah dan dijawab anggukan kepala oleh yang lain.

Makan malam pun hanya diiringi keheningan, tidak ada yang ngomong sepatah kata pun hanya ada suara dentingan antara sendok dan piring. Setelah selesai...
"Apa yang mau mas omongin?" Tanya bunda.

"Besok kita semua mulai beraktivitas dan kamu Vany, kamu besok sudah mulai sekolah di Dreemer High School, kamu akan pergi naik mobil sendiri karna Uwen dan bang Andre pergi lumayan siang, sedangkan besok kamu harus ke ruang kepsek dahulu" jelas Ayah.

"Iya ayah" jawab gue.

"Kok gitu! Iyuuu Uwen nggak mau Yah satu sekolah sama anak ini!" Protes Uwen.

"Cukup Uwen! Keputusan Ayah sudah bulat! Semua kembali ke kamar untuk istirahat!" Tegas ayah dan langsung ke ruang kerjanya.

Saat gue menuju kamar...
"Eh tunggu! Lo itu hanya anak baru! Jadi awas aja lo kalo ngenalin diri lo itu sebagai kembaran gue! Dan inget! Marga Dreemer di nama lo itu singkat aja karna gue nggak mau orang tau kalau lo kembaran gue! Ngerti Lo!" Tegas Uwen.

"Hm.." gue bales dengan deheman karna gue males ngeladeni Uwen. Tiba - tiba...

"Tolong... Tolong..." Teriak GrendMa dari kamar, karna panik gue dan Uwen pun langsung ke kamar GrenMa.

Dan saat gue lihat disan udah rame dan mereka semua nangis.
"Ayah? Uncle? Abang? Kenapa kalian nangis?" Tanya gue mereka.

"GrendPa... GrendPa..." Kata Abang terputus putus.
"GrendPa kenapa?" Tanya gue dan langsung masuk ke kamar. Saat gue masuk kamar...
"GRENDPA!!!...." Teriak gue dan langsung memeluk tubuh GrendPa yang udah nggak bernyawa lagi.

"GrendPa... Hiks... Jangan... Ninggalin Vany... Hiks nanti siapa yang jagai vany lagi... Hiks... GrendPa bangunnn... Hiks... GrendPa bangun..." Kata gue sambil menggerakkan badan GrendPa.

"Sudah sayang... Hiks... Ikhlaskan GrendPa mu... Hiks.. biarkan dia tenang disana" kata GrendMa dengan memeluk tubuh gue dari samping

"Yaudah kalian keluar dulu, kita kau siapin jasad GrendPa" kata uncle dengan menjauhkan gue.

Saat gue keluar... Gue sangat sangat terkejut karna melihat bunda dan Uwen sama sekali tidak menangis tapi malah main ponsel sendiri sendiri. Saat gue duduk di sofa.

"Iyuuu cengeng amat dah jadi cewek, gitu aja udah lebay, gimana kalau lu kecelakaan atau parah lagi? Pasti lu nangis nangis kek orang mau dijemput ajal" sinis Uwen. Dan gue nggak peduli, karna yang dipikiran gue sekarang hanyalah GrendPa, GrendPa dan GrenPa.

Esok hari setelah pemakaman~

"Vany ayo makan" kata GrendMa.
"Nggak GrendMa. Vany ngak nafsu makan, Vany mau bersih bersih dan langsung Istirahat aja" kata gue langsung masuk kamar. Disana di meja belajar gue banyak tumpukan berkas berkas wasiat GrendPa untuk gue.
'Gue nggak butuh ini, gue butuhnya GrenPa untuk selalu ada disamping gue' Batin gue.
Dan ntah sejak kapan air mata gue udah ngalir aja. Karna nggak mau terlarut dalam kesedihan lagi, gue pun langsung bersih bersih dan langsung Istirahat.

Hai hai guyss.....
Jumpa lagi kita...
Gmn ceritanya?
Semoga nggak membosankan ya
Ayooo kritikkk
Ayooo comen
Yg mau minta follback dm gue aja
Ok byee guyss jumpa lagi di part selanjutnya...
1070 kata guyysss yuhuuu...

LAURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang