Kenangan ++

942 62 2
                                    

Aku pun mulai berbalik. Memandanginya yang memunggungiku.

'Ah.. dia main solo beneran'

Ku genggam tangan kanan nya yang masih asik bermain sendiri.

Menaruh daguku di pundak kanan nya.

"apaan sih kak"

"mau aja nurut main sendiri.. hmm"bisikku lirih di telinga nya.

"salah siapa aku jadi begini"ketusnya.

"jangan ganggu kak. kakak tidur aja sana"ngambeknya.

"mau main bareng?"kataku sambil menghirup bau tubuhnya

"ma..males di Php lagi.. udahh kak"

"mau enggak?"kali ini lehernya aku gigit kecil.

Aku bisa mendengar debaran jantungnya yang berdetak seperti ingin keluar dari tempatnya.

"jantung mu berisik tuh''

"kenapa? enggak suka jangan di dengerin"

"aku suka"

"mulai Php lagi kan"

Bukan nya menjawab tangan ku sudah mulai nakal meremas dua gundukan empuk miliknya.

Mengecup lembut setiap jengkal lehernya.

Dia menggelinjang menahan sentuhan yang aku memberikan.

"Awass.. kalauuu.. berhenti. tiba-tiba lag.. laggih.. Kakk .. Nanthaahh. aku.. per..perhh.. perkosaa"

"Kamu ngancem aku? Boro-boro mau perkosa aku. ngomong aja belum bener"

"Shit!!!"katanya memekik saat tanganku memilin putingnya.

"basah banget. kamu ngombol ya.. hehe"kataku yang menarik tanganku yang sempat memastikan keadaan miliknya di bawah sana.

"Kak Nann.. bisa kan.. jangann.. jahill lagi..hah.. Bisaa.. Gillaaa.. akunya.. kakkk"

"kenyataan kamu ngompol"kataku sambil terkekeh

"udah ah kak. aku bisa sendiri"katanya yang mulai marah dan menepis tanganku.

"jangan ngambek juga"

"stres aku kak dari tadi di mainin terus sama kakak"

"kan kita emang lagi 'main' "

"NANTHA PUTRI"

"iya Candra"kataku masih menanggapinya bercanda.

"kenapa bisa aku punya  kakak seperti mu?tck"

"iya karena enggak mungkin ada kakak yang ngajak adiknya melakukan ini"

''ada dan itu kakak sendiri" sindirnya.

Aku terkekeh geli mendengarnya.

"Bukankah dari awal aku tak pernah mengajakmu. Ini semua terjadi begitu saja. malah barusan kamu sendiri yang minta 'main sebentar' ''

''Lepas kak aku mau pulang"geram nya yang langsung berdiri.

Aku pun panik dan langsung menarik  tangannya.

"Apa'' jawabnya datar.

"Maafin kakak ya Can"

"enggak mau. aku enggak butuh maaf dari kakak"

"jangan jadi kejam begitu candra"

"kakak yang kejam. enggak tau udah di ubun - ubun aku nahannya. udah di pancing batal lagi pancing lagi batal lagi. giliran main solo malah di ganggu lagi batal lagi. Stress aku kak"katanya protes sambil mengacak rambutnya frustasi.

MENUTUP LUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang