Hilang

540 51 5
                                    

Hilang tak kembali

_______________________________________

Hal buruk datang padaku. Bagaimana aku bisa bersama nya lagi. Apakah dia bisa menerimanya? Aku ingin terus bersamanya. Tapi aku terpaksa.. menghilang..

_______________________________________

Nantha POV

Siang itu saat aku menelpon Candra. Aku panik dan sangat panik.

Memang benar aku sampai membatalkan janjiku. Dan menyelesaikan semua pekerjaan ku tapi beberapa saat kemudian aku menerima telepon dari adik laki-laki ku yang terang membuatku tak bisa berkata apa-apa.. Ayah ku di hari itu sakit hingga beliau di larikan ke rs.

Kata dokter beliau terkena serangan jantung. Hingga jatuh pingsan.

Sejenak di hari itu aku menetralisir pikiranku. adikku berkata saat ayah sadar tadi beliau mengatakan ingin aku menemaninya.

Bisa di bayangkan bukan ? aku pastinya akan memilih ayah ku.

Dan soal Candra. Tante Gita sudah bicara denganku lewat telepon dan dia menyetujui Candra yang akan tetap tinggal di apartment ku.

Buruk nya saat aku sampai apartment aku masih belum bisa mengatakan keadaan yang sebenarnya padanya.

Aku berharap aku masih bisa bersama dengannya. Karena lusa aku sudah resmi di pindahkan ke Bali.

Iya.. aku meninggalkan nya lagi bahkan lebih lama dari waktu dinas ku ini.

Sakit .. sungguh sakit bahkan atau mungkin karena dia merasa sangat sedih dia mengira aku hanyalah halusinasinya dan dianggap bayangan palsu olehnya.

Bagaimana jika dia serius mengatakan itu?

Mungkin di detik itu juga aku akan menangis frustasi. Menyesal karena telah membuat dia.. orang yang aku sayang terisak  karena diriku.

Terakhir aku mencium nya karena dia cerewet. Iya dia sangat cerewet. Karena bibir nakal miliknya dia jadi cerewet dan.. dan.. aku pastikan aku akan merindukannya.

Pagi itu dia demam dan tak bisa pergi kuliah.

Aku menemaninya.

Anak manja ini.

Saat aku akan pergi pun dia selalu dan terus membuatku khawatir saja.

Apalagi kalau aku akan benar-benar jauh dan tak bisa lagi ada di sampingnya.

Kami tidur saling berpelukan.

Hanya sekedar berbagi kehangatan tidak lebih.

Mungkin selebihnya aku hanya mengecup keningnya.

Tuhan aku benar-benar sayang dia.

Kembali notif dari Adi datang.

Ayah menanyakan kapan aku bisa segera pindah tugas ke Bali.

Pertanyaan yang benar-benar menekanku.

Aku segera membalas kalau aku berangkat lusa.

Ku lihat kembali wajah tidur nya.

Aku tau kamu pasti sangat merindukan ku.

Tapi apa dayaku. Ayah sakit dan aku tak tau kapan bisa kembali lagi bersama nya.

Air mata mulai mengalir membasahi pipiku.

Begitu lama nya kita bersama dan tak terbayang bagaimana jika benar- benar tak ada lagi hari bersamanya.

segera aku menghapus air mataku dan beranjak perlahan dari tempat tidur.

ku pikir aku perlu mengguyur basah kepalaku yang terasa sangat panas ini .

MENUTUP LUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang