Seyenk

478 54 9
                                    

jangan pernah membuatku takut untuk kehilangan mu.

senyum mu adalah harta terindah untukku.

kebahagiaanmu adalah jiwa untukku.

air matamu adalah dosa dan luka terbesar untukku.

merelakanmu adalah neraka yang harus siap mengantar ku pada titik nol nya perasaanku.

____________________________________________________

perasaan sesak saat aku terbangun ini. ah.. bodohnya aku. seharian aku membiarkan ponselku.

cepat - cepat aku mengambilnya dan membuka notifikasinya. berahap ada pesan darinya. Iya.. pesan dari orang yang aku cintai , orang yang aku sayangi , dan orang yang kemarin malam minta ijin untuk pergi berjalan bersama selingkuhannya.

memang benar kata orang jangan terlalu banyak berharap karena saat yang kamu harapkan tak terwujud dan rasanya memang sngat menyakitkan.

Tidak ada satupun notifikasi darinya. Aku berusaha menahan air mataku tapi mata ini sangat nakal. dia malah dengan seenaknya menjatuhkan lagi dan lagi bulir air mata yang entah sudah berapa kali mengaliri pipiku.

Ahh.. apakah aku memang harus secengeng ini. dia sudah dewasa dan dia berhak bahagia. bahkan aku sendiri pernah memintanya untuk mencari kebahagiaan nya.

Aku Bodoh!!

Dada ku terasa sangat sesak. Sepertinya hari ini aku bolos kuliah saja hari ini. Hidup jadinya benar-benar terasa tak bersemangat.

kepala ku benar-benar terasa berat.

sedikit sempoyongan aku pun keluar kamar dan mengambil segelas air.

Senyum brekele yang menyebalkan itu. Bisa-bisa nya aku berhalusinasi melihatnya berdiri sedang memasak didapur.

Dengan cuek aku mengambil segelas air tepat di samping Nantha halu itu.

"saran sudah siap seyenk"katanya yang tersenyum konyol.

Apa-apaan dengan panggilan itu. aku mengerutkan alisku dan melihat sarapan yang memang benar sudah tertata rapi di atas meja makan.

Sambil masih mengemut gelas ku. Nantha Halu itu menarik pelan tanganku untuk duudk di meja makan bersamanya.

ingin rasanya aku menamparnya jika memang dia nyata. Tapi. Kak nantha yang semanis ini sudah pasti jarang. Dan aku yakin kan pada diriku dengan pasti bahwa aku memang sedang berhalusinansi atau sedang bermimpi. Gila aja kalau nantha breke , jelek , bodoh , engga punya perasaan kaya dia tiba-tiba udah kaya hantu yang tau-tau nongol di pagi seperti ini.

Jelas dia bukan Nantha.

"kok diem seyenk? Engga di makan? Apa perlu aku suapin?''

Tuh !!! lihatkan jelas dia buka kak Nanthaku!.

"ya udah seyenk buka mulutnya bilang AAA yang manis"

Aku menurut. Ah.. toh Cuma halu. Kaya orang bego dikit engga apa kan. Soalnya kau juga lagi kangen dia.

"gimana seyenk? makanan nya jadi lebih enak dari biasanya kan seyenk setelah aku suapin?"

''Hu.um" kataku mengangguk karena sibuk mengunyah makanan yang sedang aku makan.

"ini enak. rasanya seperti kak nantha yang buat"

"emang aku yang masak kok itu"

"mana mungkin kamu kan cuma bayangan aja"

"bayangan?"

"kamu cuma halusinasi aku aja"kataku

Dan tiba-tiba saja waut wajah nantha halu itu sedih.

"apa kamu masih marah sama aku? Samapai kamu mengira aku hanya sekedar bayangan dan halusinasi. Maafin aku ya candra"

"apaan dah" kataku berdiri dan nantha halu menarik tanganku.

''dengerin aku dulu"

"aku engga mau kebawa mimpi ini terlalu lama"

"mimpi apa candra? Tolong jangan kaya gini. Maaf aku memang bersalah dan aku menyesal candra. Aku minta maaf dan tolong jangan menghukumku seperti ini. Kamu memandangku seperti orang lain"

Aku pun menepis kasar tangan nantha halu.

''kak nantha ku memang aneh tapi tak seaneh dirimu. Mana mungkin dia yang sedang sibuk bekerja di malang bisa dengan semudah itu balik ke Jakarta. Jangan seenaknya menggangnu pikiranku."

"aku memang marah padanya. Aku memang kecewa dengan nya. Aku memang cemburu dengannya. Aku memang rindu dengannya. Dia punya kehidupan . dia memang pantas bahagia. Dan aku sadar . aku .. aku.." kembali .. iya kembali air mata ini terjatuh. Dia merengkuh tubuh lemah ini.

Dia memelukku. Hangat tubuhnya. Harum ini. Apa aku sedang bermimpi? Atau mimpi ini terlalu nyata untukku? Atau aku memang terjebak dalam mimpi.

"cukup candra. aku sudah pulang. aku bukan halusinasi atau bayangan atau apalah itu. kak nantha mu sudah pulang candra"

"ta-pi bagaimana bisa?"

"entah saat aku bilang mau pergi dengan kiyo dan kamu langsung marah dan mematikan panggilanmu kau tau pekerjaan yang seharusnya aku selesaikan 2 hari lagi langsung aku bereskan di hari itu juga. dan bilang kepada atasan bahwa ada urusan genting yang membuatku harus balik tengah malam itu juga. kamu tau seberapa khawatirnya aku. mendengarmu terisak sebelum benar-benar mematikan ponsel mu. aku tau pasati kau tak sadar tapi aku mendengarnya dan itu cukup menjadi lasan untuk kepulangan ku di pagi buta tadi"

"i..ttu...hmmpppp" dia memotong kata-kataku. kak nantha ku mencium bibirku. air mata bodoh ini tak hentinya mengalir. rasa asin ini menyatu dengan ciuman kami. ciuman yang lembut serta perasaan bahagia yang timbul saat itu juga dan  aku malah tak bisa mengingat apa yang ingin aku ucapkan tadi.

apakah aku terlalu banyak menghayalkan perasaan seperti ini.

memang seharusnya aku menyadari sesuatu bukan. kalau nyatanya memang kak nantha mencintaiku.






MENUTUP LUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang