Azalea ( Candra Pov )

694 61 8
                                    

Beberapa kali aku melirik wajahnya yang asik membolak-balikkan majalah di tangannya.

Entah apa yang di bacanya.

Sesekali tatapan mata kami bertemu tapi detik itu juga dia mengalihkan pandangan nya dan berdehem seolah dia tak nyaman.

Jujur saja rasanya aku ingin merengek sekarang. Kali ini dia melihat notif ponselnya.

Tersenyum kecil lalu mengetik dengan semangat balasan chat di ponselnya.

Kalian mau tanya bagaimana aku sekarang?

Tau kan muka monyong?

Nah. Aku sedang memeragakan nya saat ini.

Dia sempat melihatku lagi namun senyum nya langsung hilang dan mengangkat kedua bahunya seolah masa bodo denganku.

Kali ini dia menganggkat telpon. Berdiri lalu berjalan keluar balkon.

Tck! Siapa orang itu yang sebegitu pentingnya sampai aku sendiri tak boleh tau apa yang mereka obrolkan.

Oke kalian boleh tertawa dan mengejek  ku sekarang. Aku sedang cemburu dan kakak bodoh yang di sana malah pura-pura tak perduli.

Aku pun berdiri dan menghampirinya di balkon. Dia tertawa-tawa seolah cerita di seberang sangat menarik dan mampu membuat aku yang sudah ingin protes di ubun-ubun di abaikannya begitu saja.

"Oke aku jemput kamu sekarang. Jadi tunggu ya. Bye"katanya yang menutup panggilan di seberang dan langsung melihatku dengan pandangan aneh.

Yah.. aku sedang jongkok sambil menopang daguku dengan kedua tanganku dan memandanginya yang berdiri menerima telpon barusan.

"Kamu ngapain di situ?"

"Siapa yang telpon?"

"Oh.. mau ikut aku ke bandara"

"Ngapain kak?"

"Jemput selingkuhan tante"jawab nya asal dan melengos pergi

"KAK NANTHA!!"

_________________________________________

Selama perjalanan aku hanya terdiam. Berpikir apakah kakak ku yang entah kenapa semakin aneh saja tingkahnya membuatku berpikir was-was tentang siapa orang yang akan kami jemput saat ini.

Lihat lah tampang tololnya yang tersenyum senang itu. Apa benar dia selingkuhan nya? Tapi setelah aku pikir-pikir memang kami pacaran? Atau dia memang punya pacar? Lalu siapa?

Beberapa kali aku menghela nafas kecewa. Tal sanggup menghadapi kenyataan kalau memang yang kami jemput itu adalah selingkuhannya.

Memikirkan nya saja membuatku ingin mengamuk.

Kalau sampai benar dia itu selingkuhannya. Ku pastikan tangan dan kaki kakakku setelah ini aku ikat.

Jangan tanya kenapa. Pikiranku sedang kacau dan aku tak mau menjelaskannya.

"Kalau enggak kuat jangan ikut. Dia lebih cantik dari mu Candra"katanya santai dan mulai memarkirkan mobilnya di basement bandara.

"..."

Aku hanya diam percuma aku membalas perkataan nya kalau aku tak melihat irang itu dengan mata kepalaku sendiri.

Ingatlah dia jahil! Dan aku tak akan semudah itu mempercayainya.

Ingatkan apa yang dia lakukan kepadaku kemarin. Menangis dan setelahnya aku di jadikan bahan kejahilannya. Dia rapuh tapi dia jahil.

Lalu aku yang sangat menyukainya harus bagaimana?

MENUTUP LUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang