Memulai Mimpi

7 2 0
                                    

Setelah hari dimana Skara dan Max pergi bersama, kami tidak pernah saling berbagi kabar lagi. Entah karena kesibukan masing-masing atau memang melupa, tapi yang aku tahu, aku selalu memikirkannya.
Sudah beberapa bulan aku dan Max menjadi asing, rasanya aku kehilangan Max tapi tidak benar-benar kehilangan. Masih bisa kulihat wajahnya dalam beku dilayar ponsel.

" Ini hari libur, bete kan kalau dirumah terus. Eh apa kita nonton aja yuk Skara ?"
Suara Nina berbicara setengah teriak dari arah dapur.

" Aduh Nin, mau nonton apa coba emang udah tau ada film apa aja yang seru? Males ah kalau film drama romantis mah "

" Males karena apa? Lagi sebel lo ya karena gak dapet kabar dari si Max kan ? Ngaku loh "

Nina menghampiri Skara yang sedang  tiduran disofa.
Tidak ada jawaban yang keluar dari bibir Skara.

" Woy eceu nu geulis, hayu atuh pergi biar gak sebel terus "

" Duh Nin, jangan nonton deh males banget rasanya "

" Iyaudah gue mikir dulu tempat yang enak buat ngabisin malem ini dimana "
Skara terdiam begitu juga dengan Nina.

Apa kabar ya dia? Masih inget gue apa engga ya? Ah kenapa juga harus kepikiran. Tapi, rindu laki-laki dimimpi jadinya. Si pemilik senyum sedih .
Suara pikiran Skara

" Eh Nina, iyaudah yuk kita jalan "

" Ih Skara, lo itu ngagetin gue aja. Gue tuh lagi mikir juga kita mau kemana kan hilang sudah bayang-bayang tempatnya "

" Udah ah jangan kebanyakan mikir, cepetan ganti baju, nanti juga ketemu tempat yang enak "

Aku dan Nina bergegas ganti baju dan bersiap-siap untuk pergi.
Ya itung-itung sebagai penghilang penat dihari libur.

" Skara gue udah pesen grabcar ya "

" Udah pesen Nin? Emang udah tau kita mau kemana? "

" Udah tenang aja, gue tau kita harus kemana, tuh grabcar nya udah didepan. Yuk ah capcus "

Aku hanya diam, mempercayakan semua pada Nina.
Ya biar dikata Nina bawel dan rese tapi Nina selalu bisa bikin gue ketawa ngakak.

" Pak tau kan tempatnya?"
Nina bertanya pada supir grabcar

" Iya tau kok neng, itu kan tempat nongkrong anak muda sekarang " suara supir dibalik kemudi

" Oke pak "

Didalam perjalanan aku memilih diam, dan Nina pun sibuk dengan ponselnya.
Perjalanan ketempat nongkrong itu sekitar 1 jam an dari rumah.

" Sudah sampai Skara, ta daaa baguskan tempatnya? "

" Heh Nin ini mah pasar malem, ngapain? Mau belanja? "

" Kita belanja, makan, sama main siapa tau ketemu jodoh lo haha "

" Apaan sih lo, lo aja tuh pacaran sama tukang cilok depan kampus "

" Bodo, yang penting ganteng "

Kita berjalan masuk kepasar malam, Memang ya Nina itu benar-benar asal kalau bicara. Aku berharap Tuhan tidak mendengar ucapan Nina.

Aku dan Nina berjalan menelusuri tiap blok-blok para penjual, jika ada barang yang diminati kita berhenti untuk melihat-lihat, atau memang ingin membeli.
Nina membeli baju kaos berlengan panjang warna hitam, dan aku menemani Nina saja memilih-milih.
Karena aku tidak terlalu suka dengan model baju-baju yang dijual.

" Skara lo gak mau apa-apa? Mumpung lagi murah ini "

" Engga deh, baju gue masih banyak. Yuk ah cari makan laper ini "

" Iyaudah iya, cup cup anak gajah gue kelaperan " Ledek Nina

Aku lebih memilih diam tidak merespon ledekan Nina.
Kita berhenti dikedai warung bakso, aku dan Nina memesan makanan, dan saat kita sedang menunggu pesanan Nina mendengar ada yang memanggik namanya.

" Nin, Nina "

" Oh Egha, eh ketemu disini. Kayaknya beneran jodoh deh lo "

Ya, yang memanggil Nina adalah Egha, Cowok populer dikampus.

" Jodoh sama siapa Nin? Elo ? Mana mungkin sih "

" Eh Gha, duduk lah makan bareng yuk . Skara lo kenapa diem aja sapa Egha kek "

" Iya Nina, Duduk aja Gha makan bareng kita "

" Oh iya makasih Skara udah bolehin gue makan bareng kalian "

" Santai aja kali Gha, Skara mah baik kok orangnya "

Egha hanya menjawab dengan senyum, Nina dan Egha mengobrol banyak hal dari kegiatan kampus sampai perihal pacar.
Nina memang sangat bawel, Nina tidak pernah kehabisan bahan pembicaraan berbeda dengan aku yang selalu bingung memulai percakapan.

Pesanan makanan kami datang, Egha hanya diam sambil mengaduk-aduk makanan nya tidak berani bertanya pada Skara begitu pun sebaliknya Skara.

Saat sedang makan aku sesekali mengecek ponsel, ya siapa tau ada notif dari yang ditunggu.
Namun nihil, notif itu hanya semu.

" Wah enak juga nih bakso nya, eh iya Gha, kesini sendirian aja ?" Tanya Nina pada Egha

" Engga kok, tadi sama anak-anak basket yang lain tapi mereka pulang duluan, tadinya gue juga mau pulang eh ngeliat ada kalian disini jadi mampir deh "

" Yah gue pengen tuh kenalan sama anak basket, mereka kan keren banget. Iya kan Ra?
Nina memecahkan lamunan seketika
Aku hanya mengangkat alis menandakan jawaban 'Iya' pada Nina.

" Habis ini kalian mau pulang?"
Tanya Egha,

" Iya kita mau pulang, kayaknya Skara udah pegel tuh dia " Jawab Nina

" Iyalah pegel lo muterin semua blok penjual baju sama sepatu, hampir patah kaki gue "

" Biar gue anter ya Ra "
Egha yang tiba-tiba meraih tanganku

" Eh gak usah Gha, kan gue bareng sama Nina masa pulang sendiri-sendiri "
Aku meraih tangan Nina dan melepas genggaman Egha ditanganku, Lalu Nina berpamitan dengan Egha.
Aku hanya tersenyum pada Egha dan berlalu meninggalkan Egha yang masih terpaku ditempat nya berdiri sedari tadi.

" Ah sampai juga, Makasih ya pak ini ongkosnya " juluran tanganku dari kursi tengah

" Iya makasih neng "

Sampai dirumah aku dan Nina beristirahat dikamar masing-masing.
Rasanya pegel semua ini badan.
Sebelum rasa kantuk mengelus-elus mata aku teringat Max,

Hai Max,
Sudah lama ya kita asing
Tapi aku yakin Tuhan maha asiq
Menjaga satu sama lain dengan baik
Mendengarkan cerita lucu-lucu kamu
Bahkan aku yakin Tuhan ikut bahagia
Rindu tetap milikku
Biar kupeluk dalam bayang kaku layar ponsel
Wajah konyol tapi bahagia
Semoga kita selalu tetap mendoa.

Selamat malam Max

Mataku mengantuk,
Tapi teringat Egha, semoga Egha tidak mengambil hati atas sikap jutek ku tadi.
Selamat terlelap semoga mimpi indah menghiasi tidur ini.

" Ini dimana sih, eh tapi kayak familiar tempatnya. Tapi dimana ya ?
Oh tempat ini, jalanan yang sama lalu lalang yang ramai, tapi sedang apa aku disini ? "

.
.
.
.
.
.

Yey Skara kembali bermimpi, tapi mimpi siapa ya? Max, Egha atau Laki-Laki pemilik senyum sedih?
Cerita dilanjut nanti..
Selamat membaca 😁

Ini Hanya MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang