Halaman Pertama

3 1 0
                                    

" Lagu ini saya persembahkan untuk perempuan berlesung pipi satu, bermata sipit yang hari ini teramat cantik dengan pakaian monokromnya, Skara Biru " ( suara Max dari atas panggung )

Seketika tepuk tangan meriah dari para mahasiswa terdengar riuh, Max memainkan gitar di acara kampus nya.
Skara tersenyum tipis, dipikirannya betapa ingin dia menghampiri Max dan memeluk laki-laki itu sipembuat rindu .

Nyanyian Max dimulai,
Oke satu, dua, tiga..

Begitu banyak kisah
Kita alami bersama
Menari di mentari mengulang kisah kita berdua
Ku bernyanyi ku bernyanyi
Lagu tentang cerita asmara kita
Tiada pernah dan tak pernah dapat ku lupa
Tersimpan slalu dalam jiwa
Ku mencintaimu

Dan bernyanyi dan bernyanyi
Lagu tentang cerita asmara kita
Tiada pernah dan tak pernah
Dapat ku lupa tersimpan slalu dalam jiwa
Ku mencintaimu , kamu

Syair-syair lagu itu menciptakan getaran dihati Skara, mata nya yang sipit memandangi Max tanpa berkedip . Senyum dibibirnya merekah menampilkan satu lesung pipi, Skara menikmati lagu yang dinyanyikan Max bersama mahasiswa yang ikut bernyanyi .

Skara bertemu Max, setelah seharian kemarin ada yang menghilang seperti angin yang membawa terbang dedaunan kering.

" Makasih ya Ra, udah mau ketemu gue, nemenin disini. Maaf kemarin sibuk ngurusin acara ini, jangan ngambek loh jelek nanti " ( pernyataan itu terderang seperti mengejek )

" Hmm, lain kali gue gak mau gini lagi. penyogokan namanya, biar gak dicuekin yah lo sengaja nyanyi didepan banyak orang kek gitu ? "

Nada bicara Skara yang terdengar kesal namun hanya bercandaan, Skara hanya ingin melihat bagaimana reaksi Max saat dirinya Marah .

" Ra ra, gue tau lo itu gak bisa marah udah deh, kan gue udah minta maaf. Jangan ngambek lagi yuk sini ikut, ada yang mau gue tunjukin satu hal ke kamu "

Max menarik tangan Skara, membawanya menjauh dari keramaian acara tersebut. Menaiki puluhan anak tangga gedung kampus hingga sampai pada lantai paling atas .

" Max lo itu rese banget tau, ngapain coba ngajak gue kesini. Gak ada bintang Max lo mau liat apaan? "

" Ra jangan bawel deh, gue siapin dulu itu tuh lo tunggu bentar ya "

Max mengambil beberapa tiker dan bantal kecil. Menggelarnya ditengah-tengah ruangan atas tersebut, Skara hanya berdiri mematung memperhatikan Max yang sibuk sendiri. Hingga Skara sadar, udara diatas sini jauh lebih menenangkan dibanding dibawah tadi .

Skara mendangakkan kepala keatas dan memejamkan mata, menikmati hembusan angin yang menyentuh wajah dan tangannya.
Pakaiannya menari-nari kecil mengikuti arah angin bertiup hingga Skara terkejut karena kedua lengannya digenggam erat .
Skara membuka mata meluruskan pandangannya menatap dengan lekat seseorang yang menggenggam lengannya .

" Engga kedinginan kan Ra? "
( Max menggenggam tangan Skara dan mengelus-elus pelan )

Skara hanya menggelengkan kepalanya, masih menatap Max yang berdiri didepannya.

" Sini deh Ra, kita liat bintang yang menurut lo dia gak ada malam ini. Lo pasti kaget "

Max mengajak Skara berjalan ketepian tembok ujung, Max meminta Skara melihat ke langit menggunakan teropong tersebut .
Skara agak membungkuk dan menempelkan matanya keteropong itu.

" Nah sekarang kasih tau gue apa yang lo liat Ra "

" Max, ini beneran bintang? Kok dibawah tadi gue liat langit malam sepi sepi aja "

Ini Hanya MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang