•4•

13 1 0
                                    

Authorpov

keesokan paginya di sekolah Lee Mina dan Cho Aeri harus menghadapi ulangan harian yang sangat mereka benci. mereka berdua berusaha keras mengingat apa yang telah mereka pelajari semalam. lupa. yah, itulah yang ada di pikiran mereka. alhasil, mina mengeluarkan contekannya. dan dia berbagi dengan Aeri.

"lima belas menit lagi" ucap seorang pria paruh baya yang sedari tadi mondar mandir didepan kelas. itu membuat semua murid di kelas itu menjerit lantara waktu semakin sempit untuk mereka mengerjakan soal-soal itu.

"psst.. psst.. Ri, jangan bengong. liat kertasnya buruan!" bisik mina yang sedari tadi memandang temannya tak berkutik saat masuk nomer terkahir.

mina pun menyenggol lengan Aeri dan ia tersadar. Aeri langsung menulis jawaban itu dengan cepat. tepat saat Aeri selesai menulis jawaban itu waktu untuk mengerjakan pun habis.

"baiklah, cukup untuk hari ini. selamat siang"

"Selamat siang, pak"

semuanya bernapas lega dan ada juga yang khawatir akan jawabannya. berbeda dengan Mina dan Aeri. mereka malah bermain smartphone dengan santai tanpa takut akan hasil ujian mereka.

"woy! Ri.. tadi mikir apaan si? ngelamun. untung aku senggol lenganmu.. kalau nggak? Nol sudah ujian mu" ucap mina masih fokus menatap layar smatphone nya. Aeri meliriknya sebentar dan fokus kembali pada aktifitasnya.

"Nggak tau. tiba-tiba inget seseorang" balas Aeri santai dan ia mengambil earphone nya dari dalam tas. mina menatapnya sebentar lalu mulai mengerti arah pembicaraannya.

"kenapa lagi? sudahlah. kau sudah cerita banyak kali tentang kejadian itu. masih mau diingat lagi?" tanya mina menyangkal cerita Aeri. ya, Aeri menceritakan apa yang ia lihat kemarin di kelas jimin. dan apa yang ia rasakan pada jimin.

belum semua earphone bertengger di telinganya ia masih diam memikirkan hal itu.

melirik mina dan ia tersenyum kecut.

"aku ini bodoh ya? aku kan nggak ada hak apa-apa ke chim.. tapi bisa seperti itu.. su---

"karena kau cinta" balas seseorang dengan suara berat itu. mina yang mengenal suara itu langsung duduk tegap dan merapikan penampilannya. Pangeran mina telah datang.

"Taehyung? sejak kapan?" tanya Aeri saat melihat taehyung duduk didepan bangkunya. taehyung tersenyum dan main nyaut memakai earphone Aeri.

"satu menit yang lalu.. wah, lagu ini" balas taehyung dengan santai namun, tangannya masih sibuk dengan earphone dan bermain di layar smartphone milik Aeri. mina tersenyum malu melihat taehyung dan Tae tau itu.

"Mina.. kau terlihat cantik.." ucap taehyung memuji mina dan itu membuat mina tersipu. Aeri yang melihat kedua mahkluk itu jadi geli-geli sendiri.

"Aeri-ah.. sampai kapan mau merahasiakan perasaan mu padanya?" kali ini taehyung menatap Aeri dengan tatapan serius. Aeri diam. ia tak mengerti sampai kapan harus merahasiakan itu. karena, Aeri sudah lama memendamnya.

"aku tidak tau, tae. lagi pula.. aku suka seperti ini.. chim tak perlu tau kan?" balas Aeri dengan tersenyum. dan itu membuat taehyung dan mina saling melempar pandangan.

"ya!! Aeri.. cobalah untuk jujur. apa kau mau sakit hati saat melihat jimin dengan perempuan lain? apa kau mau seperti itu seterusnya? jika kau jujur paling tidak jimin akan menghargai atau malah membalas perasaanmu" ucapan mina sukses membuat hati Aeri perih. apa yang di ucapkan mina ada benarnya. tapi, nyali Aeri masih kecil untuk mengatakan sebenarnya.

"Ya!!! mina.. ucapanmu kenapa begitu?" kali ini taehyung yang angkat bicara karena merasa ucapan mina menusuk sekali.

"aku hanya bicara jujur tae. benarkan? apa aku salah?" balas mina. dan Aeri menggeleng.

Don't Leave MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang