Entah mengapa, jika Raisa mengingat kejadian Supermarket. Dirinya merasa sangat kesal, bahkan jika bisa. Dirinya menolak menemani Albert ke butiknya, tapi. Itu semua sudah terjadi, sampai sekarang masih terbayang.
Perempuan itu suka terbawa mimpi dan membayangkan kejadiannya. Isyana tidak tahu menahu soal kejadiannya itu, hanya Shidqia yang dia ceritakan.
Sepupu dengan tigkat kebawelan yang tinggi, dan selera humor yang rendah. Dipercaya menyimpan cerita tidak mengenakan untuk diceritakan kembali.
Seorang lelaki memasuki kelasnya, saat Raisa sedang melamun di mejanya.
"Raisa!" panggil guru yang mengajar (Bu Ningsih), membuat lamunannya buyar.
"Iya bu, ada apa" gugup.
"Raisa ya? Dipanggil sama Bu Dini di kelas 12" ucap lelaki yang pernah berjumpa di Butiknya.
"Makasih bu, permisi."
Raisa mengikuti lelaki itu, dengan penuh keberanian perempuan itu bertanya
"Kakak yang waktu itu di butik kan?"
"Iya, ohh iya. Bay the way, lo yang punya butik nya ya? Apa gimana? Kok kayak nya di perlakuin macam anak sultan sih"
"Sultan gak tuh!" melirik ke arah lelaki itu.
"Gue bercanda, ohh iya. Gue Kevin, desain butik lo bagus bagus. Kata mama gue, kalau abang gue nikah. Dia bakal pesan baju di butik lo lagi" ucap lelaki itu.
"Hehehe iya, makasih ya. Sering sering kesana, nanti di diskon. Besok kalau inget" kata Raisa, tersenyum.
"Itu hasil desing orang yang kerja apa keluarga kamu?"
"Mama sama Tante tante aku yang gambar, aku juga pernah gambar kok. Tapi design baju itu, cuman di jual di butik yang ada di Malaysia"
Seorang wanita dengan kisaran umur 25, sangat manis dan gaul. Ahli dalam berbahasa Indonesia, karena dia guru Seni Musik, walaupun masih muda. Tapi sikapnya begitu keibuan, Ibu Dini Naliza.
"Raisa ya? Kamu mau sudah sembuh belum? Mau ngak ikut lomba? Kamu bisa nyanyi kan, nanti ibu cariin orang yang bisa main gitar!"
"Isyana bisa bu" celoteh Raisa, matanya membulat.
"Anak itu bisa Main gitar juga?" Bu Dini tidak percaya.
"Bisa Bu, main piano, biola juga bisa bu" ujar Raisa.
"Yuk panggil dia, ada di kelas kan ya. Nanti kamu langsung Ibu lihat latihannya, sekalian ambil tas nya ya. Bentar lagi istirahat kedua, seterusnya kamu disana aja. Nanti ada Bu Ningsih yang ngajarin juga."
Mereka berdua, kembali kekelas Raisa. Memanggil Isyana, dan membawa tas. Tak lupa berpamitan dengan Bu Ningsih, pergi berlatih di ruang musik yang berada di seberang gedung utama sekolah. Awalanya terasa menyenangkan, karena menghindari pelajaran pak Togar yang penuh dengan ketidak jelasan.
Guru Matematika, tetapi menyinggung soal Sejarah. Selama 5 hari mereka berlatih, entah itu saat istirahat, atau pun pulang sekolah.
"Hari ini kalian siap kan?" tanya Bu Dini.
"Siap bu, bismillah!" sahut mereka bersamaan.
Yakin sekali mereka akan menang pada kompetisi kali itu, padahal baru beberapa hari mereka berlatih. Sampai nya di tempat perlombaan, ternyata ramai sekali. Mereka kedapatan tampil ketiga, Raisa berkecil hati kala itu.
Banyak sekali penampilan yang lebih bagus dari nya. Seperti seriosa, biola yang di mainkan beberapa orang, dan banyak lagi.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
LDR (Long Distance Religionship)
RomanceMenyudahi sebuah hubungan tentulah mudah, tapi untuk melupakannya sungguh semua orang akan berkata sulit. Karena sebagian dari mereka memulai nya dengan rasa yang tulus ikhlas, hingga menjadi kisah dalam hidupnya yang bahkan mungkin susah terlupakan...