"Kamu mau kemana de?" tanya ibu Niki, melihat anak bungsu nya itu pergi keluar membawa kunci motor.
"Rumah Raisa mah!" sahut Albert, ibu Niki pun merasa aneh.
Kenapa anak bungsu nya itu terburu buru setelah menceritakan tentang definisi cinta. Ibu rumah tangga itu hanya menggelengkan kepalanya, dan melanjutkan membaca majalah.
Anak lelaki nya itu membuka gerbang rumah, dan menancap gas motornya. Albert pergi kerumah Raisa, yang seperti nya ramai. Karena banyak sekali mobil yang terparkir, dia memarkirkan motornya di luar gerbang seperti biasa.
Seorang penjaga menanyakan ada keperluan apa? Tidak seperti biasanya.
Beberapa menit kemudian, dengan berbagai macam kebohongan demi masuk rumah Raisa yang hari ini berbeda. Seperti Istana, harus ini itu dulu. Satpam itu mengantar ke dalam rumah, dan menyuruh Albert menunggu di ruang tamu yang berada di tengah tengah rumah.
Seorang wanita yang dia kenal dengan sapaan Mama Ina melirik ke arah Albert dengan senyuman, berpakaian rapih layaknya ingin menghadiri acara resmi. Lalu lalang keluarga Raisa di rumah yang cukup besar itu, Albert berharap ada seorang yang berbaik hati untuk mempertemukan dia dengan Raisa.
"Cari Non Cea?" ucap seseorang perempuan dari belakangnya.
Albert menoleh kebelakang, ternyata itu pekerja-Jiah rumah nya "Iya bu, apa Raisa nya ada?" tanya Albert.
"Aya! Mari saya antar ke tempatnya" ajak perempuan-Jiah itu.
Albert membuntutinya dari belakang, mengajak ke lantai 2. Sepertinya, hari ini semua keluarga Raisa berada di Jakarta. Melewati sebuah ruangan, yang isinya bapak bapak memakai tukedo rapih dan terdengar suara tawa dari ruangan itu.
Pekerja-Jiah itu mengetuk pintu kamar Raisa, Albert hapal sekali kalau itu kamar Raisa. Karena dia pernah menjemputnya saat berangkat sekolah bareng. Belum sempat masuk, seorang ibu mengenali Albert.
"Albert, kok bisa ada di sini?" tanya bunda Sayina, yang berpakaian sama seperti Mama Ina.
"Tante" ucap Albert, mencium punggung tangan bunda Sayina.
"Aku mau ketemu sama Raisa, ada Raisa nya kan?" tanya Albert.
"Ohh iya ada, tapi kayaknya gabisa main dulu. Soalnya kita semua mau pergi, Albert mau ikut?" tanya balik Bunda Sayina, pekerja-Jiah itu telah pergi saat Bunda mengajak bicara Albert.
"Ehm, itu Tante, aku mau..." ucap Albert gugup.
"Ikut ya, yuk ikut Nda dulu. Ganti baju nya, ada mungkin di lemari" ajak Bunda Sayina, menarik lengan Albert ke suatu ruangan yang isinya baju semua.
Di ruangan itu ternyata ada sepupu lelaki Raisa, mereka memakai pakaian yang sama. Tukedo berwarna coklat, ruangan ini seperti gudang baju. Albert terkejut. Tidak hanya Baju saja, tas, sepatu, dan barang barang seprti jam tangan pun ada.
Author POV
"Teh, tadi ada yang cariin. Terus di ajak sama Bunda ikut pergi" kata seorang pekerja-Jiah.
"Siapa bi? Kayaknya aku gak ada jadwal main hari ini" Tanya Raisa yang sedang di makeup setelah memakai dress.
Seseorang membuka kamar Raisa.
"Raisa udah rapih?" tanya Shidqia, mendekati Raisa.Perempuan itu memilih lip dan dia pakai, di depan meja rias Raisa yang sedang berantakan.
"Udah selesai ya, nanti rambutnya di sana aja" ucap tukang makeup itu.
"Oke makasih mba" kata Raisa.
Tukang makeup itu pun keluar kamar Raisa, membiarkan kedua wanita remaja menambahkan sesuai seleranya. Tak lama Kaila, dan Teh Brily masuk ke kamar Raisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
LDR (Long Distance Religionship)
RomanceMenyudahi sebuah hubungan tentulah mudah, tapi untuk melupakannya sungguh semua orang akan berkata sulit. Karena sebagian dari mereka memulai nya dengan rasa yang tulus ikhlas, hingga menjadi kisah dalam hidupnya yang bahkan mungkin susah terlupakan...