RAHASIA HATI

27 4 2
                                    


"I want love you like the hurricane
I want love you like a mountain rain So wild so pure
So strong and crazy for you”
(Nidji  Rahasia Hati)

Itulah penggalan lirik lagu yang di nyanyikan oleh Kevin, terdengar samar samar dari kamar Isyana dan teman-temannya. Sebenarnya mengganggu, karena masih pagi, mereka sudah memainkan gitar, karena kamar mereka sebelahan.
Penginapan ini cukup nyaman, Raisa dan geng telah biasa dengan suasana seperti ini.

Jam menunjukkan pukul 4:50, Raisa dan Isyana sudah melaksanakan sholat subuh, sudah mandi, dan juga rapih.

“Pev, bangun. Mandi gih, nanti lo di tinggalin sama rombongan” ujar Isyana membangunkan Pevika.

Raline sudah lebih awal beranjak dari tempat tidur, mungkin dirinya merasa bising dengan kamar sebelah. Isyana keluar kamar, Raisa tetap berada di kamar. Tepatnya di sisi kasur, perempuan itu duduk di lantai sembari memainkan ponselnya.

Beberapa menit kemudia, Isyana datang membawa gitar. Raisa dan Raline yang berada di kamar itu pun merasa aneh.

“Gitar siapa Syan?” tanya Raline menoleh, dan kembali melanjutkan makeup nya.

“Tuh, punya sebelah. Gitar ini di taruh luar, gue ambil aja hehe” ujar Isyana membuat Raisa ikut tersenyum.

Perempuan itu duduk di depan Raisa sembari memainkan gitar, mencari cari kuncinya. Tak lama Pevika keluar dari kamar mandi, dengan handuk yang berada di kepalanya.

“Nyonya Johandy bangunnya siang ya, gilaa!!” sahut Raline, mendekat ke arah Raisa dan Isyana.

Pevika hanya tersenyum, mendekat ke arah teman temannya, sembari mengeringkan rambutnya. Bernyanyi macam macam lagu menggunakan gitar, tidak terlalu bising.

“Kemaren kamu pas dari rest area kemana? Kok gak balik ke bis?” tanya Raisa, menoleh ke arah Isyana.

“Gue di bis nya Moses, hehehe” jawab Isyana dengan cengirannya sambil menggenggam gitar.

“Hmmm, tukeran! Pantesan si Albert kok tiba tiba di bis gue!” celoteh Raline.

“Emang iya?” Isyana terkejut, menoleh ke arah Raline.

Raisa hanya mengangguk “Aku juga kaget, pas bangun. Kok ada Albert, pantesan beda. Udah aku tidurnya miring ke dia lagi, jaketnya juga nutupin aku. Kamu mah, ikutan Moses terus!” kata perempuan itu.

“Tau! Katanya udah di cuekin sama Moses, tapi masih mau aja ngikutin dia. Galak, kasar, trus juga belagu. Gue mah ogah jadi pacarnya dia” Raline, membuka snack yang dia bawa.

Isyana pun nyengir, sembari menggaruk garuk kepalanya “Dia gak galak kok” elak Isyana.

“Dia tuh baik, gak seperti apa yang kalian liat. Jangan nilai orang dari kesimpulan, apalagi dari kata orang” tukas Isyana, menaruh gitarnya dan ikut memakan snack.

“Iya deh gue percaya, yang udah pernah main main ke kamarnya mah beda! Nih ya gue bilangin! Si Moses, Albert, Johandy tuh belom pada pernah pacaran” jelas Raline.

“Sok tau! Kata siapa?” celah Pevika.

“Dari temennya, Christi. Dia juga lagi deket kan sama Albert Sa” ucap Raline, pada Raisa.

Sedang asyik menikmati snack, tak lama pintu terketuk. Dan ternyata semua murid harus berkumpul sekarang di loby, mereka berempat telah siap. Meninggalkan penginapan, rencananya hari ini akan pergi ke suatu tempat wisata. Sebuah bukit yang berada di Bandung, melewati kebun teh yang indah sebelumnya.

Panitia study tour kali ini, dari OSIS. Biasalah, anak OSIS pastinya yang paling heboh dan rame.

Sampainya di sana, mereka memainkan games yang telah di rencanakan oleh OSIS sebelumnya. Berbeda dengan keempat perempuan ini, mereka pergi meninggalkan tempat bermain. Memilih untuk menjelajahi bukit itu, pastinya karena usul dari Raline. Tidak masalah, selagi di Bandung, baterai hp full, kuota full, bawa duit, dan fisik memungkin kan. Kenapa enggak?

LDR (Long Distance Religionship)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang